Bab V - Bloody Fate

1.6K 167 9
                                    

Draco membakar semua barang di Drawing Room Manor sambil mengeluarkan teriakan frustrasinya. Banyak emosi meluap dalam dadanya, semuanya campur aduk dalam awan hitam yang pekat dalam dirinya.

Rindu, marah, bangga, cinta, dan kegagalan bersatu dalam rasa frustrasi yang membuatnya sesak napas. Sebuah kebenaran yang baru saja ia temukan telak memukul jiwanya.

Istrinya hamil. Dan Draco bersikap sangat bresengsek dengan berselingkuh dengan gadis – gadis random yang hanya menginginkan duitnya. Draco ingin membunuh dirinya sendiri.

Ia telah melakukan kesalahan besar sehingga istrinya, Hermione Malfoy, meninggalkannya. Hermione benar, bukan Hermione yang meninggalkan pernikahan ini, tapi dirinya lah sendiri yang meninggalkan pernikahan ini.

Pemikirannya melayang pada beberapa tahun yang ia lewati dengan kesepian, jika saja Draco tidak berselingkuh dan melakukan kebodohan, mungkin Hermione masih ada di sisinya, bersama putra mereka.

Draco tidak akan kehilangan banyak waktu bertahun – tahun untuk terbuang sia sia, Draco tidak melewati langkah pertama putranya, kata pertama yang keluar dari bibir putranya, bentuknya saat pertama kali dilahirkan, senyuman pertamanya, dan proses – proses tumbuh kembang putranya.

Hermione adalah sesuatu yang seharusnya mustahil bagi Draco, sesuatu yang paling indah yang bisa Draco dapatkan sebagai dirinya sendiri. Hermione adalah satu satunya gadis yang menginginkannya sebagai dirinya, Draco, bukan Malfoy, dan bukan sole heir Malfoy.

Draco membuang botol kaca yang bisa ia raih, berteriak penuh kesakitan. Badannya bergetar sebelum kemudian figure Hermione dengan bayi ikal platina muncul di matanya. Hermione tersenyum manis, dengan pelan – pelan mengelus rambut bayi di pelukannya, menimangnya dengan cinta.

Kemudian Hermione menyadari tatapan Draco, menyadari keberadaannya, ia menengokkan kepalanya, menatap Draco dengan tatapan hangat yang pria itu rindukan, jenis tatapan penuh cinta yang langsung menyebarkan kehangatan dalam diri Draco, suatu kenyamanan familiar yang tidak pernah lagi Draco rasakan.

"Aku menunggumu, Love." Ucap Hermione tanpa suara namun Draco bisa membacanya hanya dari gerak bibir wanita itu.

Senyuman manis Hermione adalah satu – satunya yang Draco lihat sebelum pandangannya mengabur dan semuanya menjadi kegelapan.

___

Jika ada sesuatu yang semua orang tidak tahu, dan hanya Hermione yang tahu maka itu adalah kecintaannya pada mobil. Hermione selalu suka dengan transportasi milik muggle tersebut.

Hermione tidak pernah menguasai sapu terbang, tapi menyetir mobil adalah her forte.

Sebenarnya dari awal, Hermione selalu menjadi orang yang berkecukupan dalam harta. Ibu dan ayahnya adalah dokter gigi yang memiliki klinik praktik sendiri. Jika Hermione bukan seorang penyihir, ia yakin orangtuanya sanggup memberikannya setinggi tingginya jenjang pendidikan yang ia mau, dan segala jenis fasilitas lainnya. Oleh karena itu, ia akan memberikan putranya kelayakan juga dalam hal kebutuhan hidup, dan oleh sebab itu Hermione bekerja keras, menjadi figure seorang ibu juga seorang ayah untuk Leo.

Pada kehidupan baru mereka di Amerika, Hermione memiliki 3 mobil. Sebuah Ferrari hitam yang biasa Hermione pakai untuk melepaskan penat berkeliling kota, Ford Explorer merah yang berkapasitas keluarga tentunya untuk beberapa keperluan yang menyertai lebih banyak orang dalam perjalannya, dan Audi A3 untuk mobil Mom and Son.

"Mum, bisa kita pakai yang itu hari ini?" ujar Leo menunjuk mobil berwarna hitam di garasi privat khusus unit penthousenya.

"No, darling, that—" tunjuk Hermione pada Ferrarinya, "Bukan untuk mengantar bayiku ke sekolah." Lanjutnya.

Espoir (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang