Bab XVI - Earl Grey and Chamomile

1.5K 167 4
                                    

Siang itu, begitu Leo bangun, Hermione tidak mengatakan apapun dan langsung menyajikan putranya itu makan siang yang langsung disambar gembira oleh pria kecil kesayangannya itu karena ia kelaparan.

Begitu Leo selesai dan mengusapkan serbet ke mulutnya, ia menatap ibunya dengan bola mata abu – abu besar yang polos.

"This trick is getting old, baby. I love you, but I still don't like you disobeying me." Hela Hermione lelah.

Leo konstan menunduk, "Sorry, Mummy."

Hermione memperhatikan putranya, kepalanya yang menunduk namun Hermione dapat melihat pandangannya yang tidak fokus kesana kemari. Leo pasti memiliki banyak pertanyaan dan pria kecil itu jelas menahannya karena takut ibunya semakin kecewa padanya.

"You can ask me anything, baby." Bisik Hermione lirih, tanpa sadar dengan mata berkaca – kaca, ini hanya sangat melelahkan. Hermione tidak mempersiapkan diri jika hari ini sesuatu yang paling ia hindari dan takutkan menjadi kenyataan. Hermione menduga cepat atau lambat Draco akan segera menangkapnya dari entah permainan apa yang sedang mereka lakukan sekarang, hanya saja ini sangat membuatnya kewalahan, 5 gelas wine tidak mampu melemaskan sarafnya.

Leo mendongak dan menatap ibunya sedih, "So, Mr.Draco is my father," bisiknya lirih.

Satu tetes air mata Hermione jatuh, "Yes," bisiknya.

Leo menaikkan bibirnya, "He looks like me. And big, bigger." Cicit Leo.

Hermione menghapus air matanya dan mengedip berkali – kali untuk menyerap kembali masuk air matanya yang membendung, "Yeah? Bagaimana perasaanmu, sayang?"

Leo sempat terdiam sebentar, "I don't know, Mummy. I've never know him before," jawab Leo jujur.

Dan dengan begitu sebuah realisasi menyapu sadar Hermione, ia tidak pernah memberikan Leo bahkan satu pun kesempatan untuk merasakan cinta seorang ayah, hanya karena ego dan bencinya, Hermione berlaku egois baik pada sisi Leo maupun Draco. Hermione langsung mengambil Leo masuk ke dalam pelukannya, "I'm sorry, honey." bisiknya sedih.

Leo di dalam pelukannya menggeleng ribut, "It's not your fault. He said it was his fault. Mr.Draco said he hurt you, that's why all of this happen, he said he never know that I was exist." Ujar Leo.

"Oh, baby. I'm so sorry, Mummy takut kehilanganmu, Mummy takut ayahmu akan merebutmu dari sisiku. He was.." Hermione terdiam, "A powerful wizard from ancient family in Wizarding Britain." Lanjutnya.

"Mr. Draco bilang ia dulu menyakitimu. Aku tidak mau dekat dengan orang yang menyakitimu, Mum."

Mau tidak mau Hermione tertawa hangat, "You are my pills, sayang. Mummy baik baik saja sekarang, it was years ago and I cope with the scar, you healed it." Ucap Hermione menjawil hidung putranya.

"Leo, I want you to know your father." Ujar Hermione serius, "Ada beberapa hal yang belum terselesaikan antara aku dan ayahmu, but it only us. Aku seharusnya tidak pernah menyembunyikanmu dari Draco, and I'm sorry." Bisik Hermione.

Leo terdiam, otak bocah 6 tahunnya sebenarnya belum bisa memproses semuanya. Ia tidak mengerti dan tidak tahu serumit apa permasalahan ibu dan ayahnya. Tapi, ibunya selama ini hanya berkencan dan tidak pernah memberikannya seorang figur ayah yang benar. Dan itu pun karena memang Leo tidak menyukai semua pacar ibunya.

Namun, dengan Mr. Draco, Leo seperti pulang kerumah. Ia tidak akan mengakuinya keras – keras namun hanya Mr. Draco yang bisa mengatasinya. Semua pacar ibunya payah.

Tapi mengetahui fakta Mr. Draco pernah menyakiti ibunya membuatnya kesal kepada ayahnya itu, Leo disatu sisi ingin bersama ayahnya, namun di sisi lain ia kesal dengan pria itu.

Espoir (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang