Bab XV - Broken Promises

1.6K 151 6
                                    

Hermione terdiam di pintu perpustakaan yang terbuka dengan paksaannya atas informasi dari Flossie, jantungnya jatuh ke lambung begitu matanya menangkap keberadaan pria tampan dengan rambut pirang platina yang sangat ia kenali. Dan yang membuatnya hampir pingsan, putranya, ada di pangkuan yang lebih tua, tertidur dengan nyamannya, di hadapan mereka ada sebuah buku terbengkalai terbuka lebar.

Hermione membuka mulutnya, kemudian menutupnya lagi, kemudian membukanya lagi, namun tidak ada suara yang keluar dari tenggorokannya.

How the hell her son sleeping in deep slumber in Draco's lap?

Hermione melangkahkan kakinya, mendekati putra dan mantan suaminya dengan keyakinan yang entah ada atau tidak.

Hermione mengulurkan tangannya, "Can I have him back?" ulurnya karena sekarang sudah lewat jam makan siang dan Leo justru ketiduran.

"No." jawab Draco dingin, rahangnya mengetat. "You kept him only for you for fucking years, he's my son too!"

Kemudian Hermione melihat merah, "He's mine!" geramnya, dadanya turun dan naik dengan intensitas.

"Yeah?" Draco memberikan seringainya paling manic yang bisa dibuat oleh wajahnya, "Finite," bisiknya sambil mengayunkan tongkatnya dan seketika rambut Leo berubah menjadi warna yang sama persis miliknya, "Ours, Hermione. He's OURS! Aku tidak akan membiarkanmu menutupi warna rambutnya lagi, Hermione." Lanjut Draco keras kepala.

Hermione menatap Draco dan Leo bergantian, bola mata madunya berkeliaran seolah tersesat. Jantungnya berdetak cepat, terlalu cepat hingga rasanya ingin melompat keluar, serangan paniknya melanda. Banyak kemungkinan yang bisa terjadi dalam entah berapa lama Draco menemani putranya.

Apa yang ia katakan?

Apa yang mereka lakukan?

Apa yang sudah terjadi?

Bagaimana ini?

"Hermione," suara lembut menariknya ke dunia nyata, Hermione menemukan mata abu – abu badai yang kini sehangat musim panas. Tatapan yang sama yang terbiasa Hermione dapatkan, dan dulu dadanya dilingkupi perasaan hangat.

Yang Hermione tidak mengerti adalah sekarang pun sama, It still feels the same.

What the hell, occlude, occlude.

"Just let me fix this, please. Hermione if you want to take him from me again, you need to kill me first, please, because I don't know why I should keep breathing. Untuk apa hidupku selama ini? Dan aku memiliki seorang putra tampan dan luar biasa, kumohon, biarkan aku masuk ke kehidupannya, at least. Hermione, you know I deserved to be with him just as much as you." suaranya sangat putus asa Hermione hampir langsung luluh dan memeluk pria yang terlihat begitu rapuh di hadapannya.

"Please," cicitnya untuk yang terakhir, kemudian memutus kontak dengan mata Hermione, menolak semakin terlihat menyedihkan di hadapan cinta dalam hidupnya dan memilih untuk menundukkan wajahnya, mengubur diantara ikal platina putranya, pelukannya mengerat, seolah enggan melepaskannya.

Hermione terkesiap, seberapa banyak ia menghukum Draco? Ia tak pernah melihat pria itu begitu.. kesakitan. Draco selalu tampil penuh percaya diri, tegak, tinggi, aristokratik, tatapan mata yang tajam dan yakin, dagu dan hidung terangkat tinggi di udara. Yang dihadapannya sekarang hanya terlihat seperti seorang ayah yang merindukan putranya.

Sial, sial, occlude, occlude.

"Tapi, bagaimana kau bisa tahu?" tanya Hermione, tidak menyembunyikan kaget dalam suaranya.

Espoir (D.M&H.G)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang