Syarat hidup di dunia, selain bernapas dan makan adalah positif thinking. Jangan semuanya lo asumsikan jadi hal buruk. Hidup akan terus berjalan, walau ngga sesuai ekspektasi lo. Tapi lo bisa wujud-in itu, dengan syarat– memulai. –Ichan
****
Lamat-lamat terdengar keributan di ruang tamu, membuat Reza mau tak mau terbangun dari tidur nyenyaknya. Anak itu sempat mengerjapkan matanya beberapa kali, sebelum akhirnya terbuka lebar.
Setelah itu, otaknya mendadak amnesia selama beberapa detik dan akhirnya ia tersadar. Reza menoleh ke kiri, ternyata Wanda dan Ichan sudah menghilang dari tempat.
"Ah! kepalaku sakit sekali"
Ia memegang kepalanya yang terasa pening. Kemudian melihat posisi bantal miliknya yang ternyata sudah hilang. Jadi itulah penyebab kepalanya terasa pening. Dan ajaibnya, bantal itu berada di tempat yang Ichan tiduri. Luar biasa.
"Yaudah kamu berangkat aja sendiri!"
Suara Misha dari luar membuat Reza terkejut. Ada apa ini, pagi-pagi kok sudah ribut?
Buru-buru Reza bangkit dari springbed miliknya lalu keluar dari kamar dan melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi dirumah.
"Mamah papah! kenapa?"
Tanya Reza setibanya di ruang tamu. Meski wajahnya masih terlihat kusut, rambutnya berantakan, namun Reza tetap terlihat tampan. Yah! mungkin ketampanan itu tidak akan pernah berkurang sedikitpun dari wajahnya, apapun yang terjadi.
"Reza. Tidak ada sayang, mamah sama papah cuma berdebat kecil aja" jawab Misha terlihat gelagapan.
"Iya sayang. Gimana? kamu tidur dengan nyenyak, kan?"
"Hm. Reza tidur dengan nyenyak"
Anak itu menganggukkan kepalanya. Kemudian menggaruk lengannya yang terasa gatal.
"Kakak sama Ichan kemana?" Setelah selesai menggaruk lengan, anak itu tiba-tiba menguap lebar.
"Ke Bandung, nganterin Ichan ke rumah nenek" jawab Jay.
"HAH? Ichan pulang?"
"Iya. Katanya dia ada taruh surat di meja kamu. Coba di cek dulu, siapa tau penting" suruh Misha.
Mendengar itu, Reza buru-buru masuk kedalam kamarnya. Mencari surat yang Misha maksud. Dan ternyata benar, surat itu ada di atas box yang semalam sempat ingin Reza hancurkan.
Ia terkejut, kenapa tiba-tiba Ichan pulang. Dan itu ke rumah nenek, bukan rumahnya sendiri. Sejak kapan anak itu tinggal bersama nenek. Daripada sibuk berprasangka, lebih baik ia cepat membaca tulisan yang ada di dalam surat itu.
Reza membuka kertasnya, lalu membaca kalimat demi kalimat yang tertulis tidak rapi itu.
Dari Ichan, manusia paling tampan nan kece se jagat raya.
Permisi, untuk orang yang nantinya baca surat ini, pastikan dulu tekanan darah anda stabil, pastikan anda sudah sarapan dan yang paling penting, banyakin sabar.
Kalo lo nanya kenapa gue tulis surat ini, jujur aja gue juga ngga tau alasannya. Anggep aja gue iseng.
Pertama, gue minta maaf karena gue ngga kasih tau ke lo, kalo gue pulang sekarang. Gue tau ini ngga penting, dan lo juga ngga bakalan perduli.
"Terlalu bertele-tele"
Kedua, Lo pasti bingung kenapa gue pulang ke rumah nenek. Karena orang tua gue udah cere, bentar lagi gue punya 4 orang tua. Mantap kaga? iri kan lo?
KAMU SEDANG MEMBACA
DISASTER || Renjun
Teen Fiction[ sedang dalam tahap revisi] Ini adalah karya pertama saya yang mengangkat isu Mental Health dan Bullying, dimana itu sering kali terjadi bahkan di sekitar kita. Melalui karya ini saya hanya ingin menyadarkan betapa pentingnya menghargai dan meman...