21.🍊

262 31 0
                                    

perpisahan adalah cara yang tepat agar sebuah luka tidak menjalar lebih jauh lagi – Wanda.

****

Wanda Danuarta. Pemuda itu, saat ini sedang berdiri di samping pilar di lantai dua mall, sembari menunggu Ichan yang katanya sedang kebelet, pemuda itu memainkan game Minecraft.

Setelah bermain selama ± satu tahun, Alhamdulillah sekarang Wanda sudah membangun sebuah kota kecil dengan beberapa gedung bertingkat, dan kompleks perumahan. Namun tidak lengkap, kalau disebuah kota tidak ada taman. Maka dari itu, saat ini Wanda sedang bekerja membangun taman kota dengan imajinasinya yang tinggi.

Sebenarnya, Wanda tidak hanya bersama Ichan, namun juga bersama mamah dan papah. Namun mereka memilih berpisah, katanya sih mau quality time. Wajar saja, karena selama ini Misha dan Jay jarang sekali menghabiskan waktu bersama. Karena tuntutan pekerjaan.

Dan tugas Wanda dengan Ichan, tak lain adalah mencari ranjang baru untuk Reza. Tentunya dengan kualitas yang lebih bagus dari sebelumnya.

"Hallo. Kamu anaknya Jaya Danuarta, kan?" tiba-tiba seorang bapak-bapak menghampiri Wanda.

Pemuda yang tengah fokus membangun taman itu, kini mengalihkan atensinya kepada bapak-bapak tersebut.

"Eh– Iya pak. Ada apa ya?" tanya Wanda begitu sopan, senyumnya terlihat canggung.

Bukannya mendapat jawaban, Wanda malah mendapati helaan nafas dari bapak itu. Wanda pun semakin bingung, namun ia berusaha untuk tetap tersenyum, walau terkesan sangat canggung.

"Tidak apa. Saya rekan kerja papah kamu" bapak itu tersenyum kepada Wanda. Entah mengapa, senyuman itu terasa begitu tulus untuk Wanda.

"Saya dengar kamu juga punya saudara, ya?"

"Iya pak. Saya punya adik"

"Jaga adikmu baik-baik ya, Wanda. Yasudah saya pamit dulu, nanti istri saya nyariin. Hehehe" bapak itu mengelus rambut Wanda, sebelum pergi pun ia sempat tersenyum kepada anak itu.

Sepeninggalannya, Wanda mematung di tempat. Ia mencerna baik-baik kalimat yang disampaikan oleh bapak tadi. Maksudnya apa? dan kenapa orang itu bisa tau namanya.

Oh! mungkin papahnya sering kali menceritakan soal Wanda kepada bapak tadi, makanya beliau tau namanya.

"Siapa bang?" seperti biasa, Ichan selalu saja muncul dengan tiba-tiba. Hingga membuat Wanda terkejut.

"Anj- ngga tau gue. Katanya sih temen bokap" jawab Wanda. Kemudian ia memasukkan ponselnya ke dalam mini bag yang ia bawa.

"Kok rada mirip sama lo ya, bang?" Ichan heran. Laki-laki itu masih memerhatikan bapak tadi, yang kini sudah menjauh.

"Gue gibeng ya lo!"

"Serius bang! bokap lo kali tuh"

"Beneran gue gibeng nih!"

"Bercanda, bang."

****

"Chan. Udah 10 menit kita muter-muter doang" Wanda menghentikan langkahnya, pemuda itu merasa sebel sama Ichan. Karena terus mengajaknya muter-muter.

"Pemanasan dulu lah bang. Sekalian cuci mata, lumayan cewenya sedep-sedep!" ucap Ichan antusias.

"Tobat Chan, bentar lagi gue sidang"

Tidak! sebenarnya masih beberapa bulan lagi sidangnya dilaksanakan. Itupun kalau Wanda berhasil. Kalau tidak, yasudah wassalam.

DISASTER || RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang