4.🍊

639 73 0
                                    

"Reza tolong fotoin kita pake hp ibu ya" suruh Bu Tata.

Hari ini adalah tanggal 17 Agustus, dimana pada tanggal ini dan bulan ini Indonesia telah menyorakkan kemerdekaannya. Dirgahayu Indonesiaku.

Dan hari ini, setelah selesai melaksanakan upacara bendera, Kelas Reza asik berfoto ria, sembari menikmati penampilan dari grup marching band sekolah.

"Iya buk" Reza mengambil ponsel Bu Tata lalu mulai mengambil beberapa foto.

ckrak! ckrak!

"Sekali lagi ya Reza" suruh Bu Tata.

"Ayo anak-anak kasih gaya yang bagus, nanti ibu pajang dirumah ibu!" seru Bu Tata. Mereka semua langsung bersorak gembira, tanpa Reza diantara mereka.

"baik Bu" Reza berusaha tersenyum, walau hatinya begitu sakit dikucilkan oleh wali kelas sendiri.

ckrak!

"Terimakasih, Nak!" Bu Tata langsung mengambil ponselnya dari tangan Reza.

"Sama-sama, buk." ucap Reza, ia melihat teman-teman sekelasnya yang nampak bahagia, kemudian Reza memaksakan senyumnya saat melihat kebahagiaan yang teman-temannya rasakan.

"Mereka bahagia sekali" ujar Reza.

****


"Reza! Reza!" Naka berbisik lumayan keras dari luar jendela kamar Reza. Laki-laki itu sudah mengenakan pakaian yang rapih karena hari ini Naka akan mengajak Reza untuk pergi jalan-jalan.

"Bang Naka!" Reza terlihat antusias dari dalam kamar.

cklek

Reza membuka jendelanya membiarkan Naka masuk ke dalam.

"Ganteng banget Reza hari ini" puji Naka, senyumnya begitu tulus.

Perlu di ketahui, Reza sangat menyukai senyum Naka, bagi Reza senyum laki-laki itu adalah sebuah healing yang baik. Karena itu Naka selalu ternyum bila bersama Reza, laki-laki itu tak pernah menatap Reza dengan matanya yang tajam, ia selalu melatih tatapan mata dan senyumnya setulus mungkin, agar Reza merasa nyaman dekat dengannya.

"Bang Naka juga tampan" Reza ikut memuji Naka.

"Makasih" Naka mencubit gemas pipi Reza. senyum laki-laki itu tidak pernah pudar saat menatap Reza.

"Kamu udah siap?" tanya Naka.

"Sudah" Reza mengangguk antusias.

"Ada papah didalam. Bang Naka mau bicara dulu tidak sama papah?" tanya Reza.

"Iya dong. Bang Naka harus izin dulu sama papah" Ujar Naka.

Kemudian Reza menuntun laki-laki itu menuju ruangan dimana papahnya berada.

"Papah" panggil Reza.

"Iya sayang, kenapa?" tanya Jay tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Papah" panggil Naka kemudian.

"Eh Naka! apa kabar?" mendengar suara Naka, Jay langsung mengalihkan pandangannya dari laptop. Pria itu tersenyum menatap Naka.

DISASTER || RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang