44.🍊

225 33 0
                                    


"Mencari yang seharusnya di cari dan menunggu yang seharusnya di tunggu. Selain itu, biarkan saja"

*****

Titik terberat dalam sebuah hidup adalah dihadapkan oleh dua pilihan yang sangat berat. Hingga dua hari ini, Wanda bahkan masih belum bisa memilih di antara salah satunya. Setiap hari otaknya berpikir, sampai laki-laki itu ingin menyerah saja rasanya.

Kenapa manusia tidak bisa membelah diri sih!

"Kak!" panggil Reza.

Tidak ada respon dari Wanda. Pikirannya sedang melayang, sudah setengah jam bubur ayam itu ia aduk-aduk, padahal Wanda bukan termasuk orang-orang yang suka dengan bubur ayam diaduk.

"Kakak!" Sentak Reza, rupanya anak itu sudah tak tahan lagi melihat kakaknya yang seperti tidak bernyawa itu.

"Astaga! kenapa sih?" Wanda terkejut.

"Kakak sedang memikirkan apa sih? lihatlah bubur ayam-mu sudah tidak ada rupa lagi"

"Astagaa!"

Buburnya sudah rusak, dan Wanda tidak mungkin akan memakannya. Alhasil ia menyingkirkan semangkuk bubur itu dari hadapannya. Selera makannya juga telah hilang, aish! kenapa tidak pikirannya saja yang menghilang.

"Reza perhatikan, akhir-akhir ini kakak terlihat gelisah? ada apa?" tanya anak itu sembari mengunyah yupi.

"Ada hal yang kakak pikirkan. Menurut kamu gimana?"

"Apanya?" Reza tak paham. "Bicara yang jelas, jangan setengah-setengah. Memang kakak pikir Reza ini cenayang?"

"Besok temen-temen kakak pada liburan"

Saat mengatakan itu, kegelisahan diwajahnya semakin kentara. Laki-laki itu pun terlihat menggesekkan jemarinya.

"Lalu, kakak ikut?"

Hap!

Reza beralih melahap doritoz kebanggaannya.

"Itu dia! kakak bingung harus ikut apa engga. Masalahnya kalo kakak ikut, kamu sama siapa? Kan, kakak ngga mungkin bawa kamu dan ngga mungkin juga kakak ninggalin kamu sendirian"

Setelah itu, Reza juga ikut bimbang.
Lalu keduanya berpikir, mencari sebuah jalan keluar. Dari lubuk hatinya yang paling dalam, Reza tidak ingin ditinggal sendirian. Bukannya anak itu takut, tapi beberapa hari ini Wanda sudah sering membiarkannya sendirian di rumah, seperti Wanda telah lupa bahwa ia masih mempunyai seorang adik.

Selama itu juga, Reza merasa kesepian. Ia merasa terabaikan, bahkan merasa tak berguna sama sekali. Ingin rasanya Reza menghilang dari bumi, jika saja bisa.

Tapi Reza mengerti, beberapa hari ini Wanda memang benar-benar sibuk, sebentar lagi kakaknya itu akan menghadapi sidang skripsi. Dan tentu saja Wanda harus fokus agar laki-laki itu bisa lulus.

"Kak, sekali saja– kalau Reza egois boleh?" pinta anak itu tiba-tiba.

Reza tak ingin Wanda pergi, meskipun hanya sehari, entah mengapa Reza begitu berat mengizinkan kakaknya itu untuk ikut.

Wanda pun semakin bimbang, disisi lain ini adalah liburan terakhir kalinya bersama Luki dan juga Niskala, mengingat mereka akan pergi jauh setelah lulus nanti. Dan di sisi lainnya ia juga tak tega meninggalkan Reza, untuk yang kesekian kalinya.

"Kakak sudah terlalu banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman kakak. Dan sekarang giliran Reza, bisa kakak temani Reza sampai Reza sembuh?"

deg

DISASTER || RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang