Aku tidak mau menjadi manusia galau, tapi kenapa keadaan memaksa Aku untuk menjadi galau.
– Reza****
Setelah melewati hari yang panjang, kini Reza duduk dikusen jendela memerhatikan bulan yang bersinar begitu terang. Ternyata hujan lebat yang berlangsung selama setengah hari tadi, tidak membuat bulan itu urung untuk hadir di malam ini. Ia tetap bersinar, seolah dirinya lah satu-satunya penerang yang sangat di butuhkan oleh umat manusia.
Sepertinya karena hujan itu juga, udara malam ini menjadi lebih sejuk dari biasanya. Sampai Reza harus mengenakan sweater yang agak tebal, karena biasanya saat malam hari, anak itu hanya mengenakan kaos biasa dan juga celana bokser.
"Sepertinya mamah sama papah bener-bener lupa kalau mereka punya rumah" anak itu menghela napas.
Sepeninggalan Wanda ke kampus, anak itu memilih berdiam diri dan duduk di kusen jendela daripada membaca komik manga yang beberapa hari lalu sengaja ia geletakkan di atas meja, supaya bisa ia baca kapan saja.
"Reza tidak mau menjadi manusia galau, tapi kenapa keadaan memaksa Reza untuk menjadi galau"
"Reza memandangi bulan bukan berarti sedang galau, tapi Reza hanya kesepian"
"Ah! tapi kesepian juga salah satu penyebab galau!"
Anak itu mendengus sebal, lalu apa yang harus Reza lakukan agar tidak menjadi manusia galau.
mbremm...mbreemm...
"Reza!"
Pandangan Reza menemukan Naka yang berhenti dihalaman rumahnya sambil menaiki motor KLX kesayangannya. Lantas Reza langsung sumringah. Anak itu sangat senang melihat kehadiran Naka.
Pemuda itu turun dari motor dan langsung menghampiri Reza. Sepertinya Naka baru saja pulang dari toko baju miliknya, ia juga membawa paper bag coklat lalu diserahkannya kepada Reza.
"Yupi" anak itu antusias saat melihat isi didalam paper bag.
"Hm... kamu di rumah sendirian?"
"Iya bang. Mamah papah belum pulang dan Kak Wanda juga masih di kampus"
Naka menganggukkan kepalanya. "Mau ikut bang Naka, ngga?"
"Kemana?"
"Ke lapangan, ada acara sama anak-anak"
Reza diam, sedikit berpikir.
"Anak-anak siapa?"
"Anak-anak basket yang kemarin itu. Kemarin mereka menang turnamen, makanya malam ini kita adain perayaan. Yah.. cuma barbeque-an aja sih"
"Wahh! mau.. Reza mau ikut! tunggu sebentar ya bang!"
Anak itu turun dari jendela kemudian berlari mengambil sendal hitam bergambar Boboiboy halilintar dan kembali menaiki jendela, lalu melompat keluar. Naka menggelengkan kepalanya sambil terkekeh melihat Reza yang begitu antusias dengan ajakkannya.
Setelah Naka menutup daun jendela kamar Reza, laki-laki itu langsung menggandeng tangan anak itu berjalan menuju motornya. Setelah keduanya sama-sama duduk diatas motor, Naka langsung mengendarai kuda besinya itu menuju lapangan yang sepertinya sudah banyak anak yang menunggu kedatangannya.
****
Sesampainya di lapangan, Reza di buat tercengang karena tempat ini yang lebih mirip seperti bazar. Ada beberapa meja terisi penuh oleh kue basah, snack, minuman, daging mentah, sayuran. Dan yang membuat Reza semakin tercengang adalah sebuah kue 2 tingkat berwarna hitam di meja bundar yang taplaknya juga berwarna hitam. Lalu pandangannya beralih ke sebuah piala lumayan besar yang terletak di meja sebelah kue tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISASTER || Renjun
Teen Fiction[ sedang dalam tahap revisi] Ini adalah karya pertama saya yang mengangkat isu Mental Health dan Bullying, dimana itu sering kali terjadi bahkan di sekitar kita. Melalui karya ini saya hanya ingin menyadarkan betapa pentingnya menghargai dan meman...