kemarahan ibu

2K 310 135
                                    


Setelah turun dari mobil, Ayu langsung masuk ke rumah nya.

"Habis dari mana kamu?"

Baru saja gadis itu masuk, ia sudah di kejutkan oleh ibu, ayah, dan kakak nya yang sekarang sudah berada di ruang keluarga menonton TV.

"Dari kampus bu"

Ayu harus berbohong kali ini. Tapi ia tidak sepenuhnya berbohong kan? Memang benar dia dari kampus tadi pagi, namun ia pergi kerumah Al setelah itu.

"Dari kampus pulang jam segini hah?! Belajar apa namanya pulang sampai jam segini?" Ibu nya sudah mulai meninggikan suara nya, membuat gadis itu menunduk.

"Kamu tau kan di rumah tidak ada yang bersih-bersih, terus dengan enak nya kamu pulang telat"

"Motor kamu mana? Kenapa ayah tidak mendengar suara motor kamu masuk ke pekarangan rumah?" Kini ayah nya ikut menatap Ayu dengan tajam dan pertanyaan bertubi-tubi dari mereka.

"Motor Ayu tinggal di kampus yah, tadi karena mau hujan jadi Ayu nebeng di temen yang bawa mobil" Jawab gadis itu sedikit bergetar.

Jika ayah nya sudah ikut berbicara, ia sedikit takut. Memang ayah nya juga sering memarahinya, tapi tak sesering ibu nya. Karena ayah nya lebih lama biasanya di kantor, membuat Ayu jarang bertemu dengan nya.

"Kalau motor itu hilang bagaimana hah?!! Kamu tidak bisa pikir apa harga motor itu seberapa?" Ibunya sudah berdiri di depan gadis itu sekarang sambil meneriaki nya.
Padahal motor yang Ayu gunakan sekarang adalah hasil tabungan dan usaha kecil²an milik nya. Bahkan biasanya kakak gadis itu akan selalu meminjam motor itu pada dirinya.

Dan sekarang kakak nya yang sedang berada di sana seakan tak peduli dengan apa yang terjadi. Ia sibuk dengan cemilan nya namun sesekali menoleh ke arah Ayu tanpa berniat menolong.

"JAWAB IBU!! KAMU TAU INI JAM BERAPA?!! Pikir dong pikir!! Kita sudah biarin kamu sekolah di tempat itu bukan untuk kamu santai-santai dengan pekerjaan rumah. Masih banyak yang harus kamu kerjakan di rumah"

Sekarang ibu nya sudah mulai mendorong-dorong kepala Ayu dengan telunjuknya. Gadis itu hanya menunduk diam.

"Terus tadi kamu di anter siapa?" Tanya ayah nya lagi

"Temen Ayu yah"

"Perempuan atau laki-laki''

" Laki la-"

*PLAK..

"BERANI NYA KAMU DI ANTAR LELAKI!! GADIS MURAHAN! KAMU DI AJARIN SIAPA BERTEMAN SAMA LAKI-LAKI KAYAK GITU HA?!"

"Aduh bu.. Sakit bu"

Ayu merintih kesakitan. Pipi nya di tampar oleh sang ibu, rambut nya beralih sudah berada di genggaman wanita itu. Menarik nya dengan keras tanpa ada rasa kasihan.

"KAMU PANTAS DAPAT PELAJARAN! GADIS GATAU MALU!! GAADA HARGA DIRI NYA KAMU!!"

Ayu masih meringis menahan sakit di kepala nya. Air matanya sebentar lagi jatuh, namun ia berusaha menahan nya.

"Maaf bu..." Jatuh sudah air mata Ayu. Rasa sakit di kepala nya dan rasa sesak di dada gadis itu sudah tidak bisa membuat nya bertahan tidak mengeluarkan air mata.

*PLAK..

"aduh awh.. "

Pipi yang sebelah nya sekarang yang menjadi sasaran tamparan sang ibu dengan keras.

"Dasar gadis cengeng!! Tau nya nangis-nangis dan nangis. Gadis pemalas, murahan sekali kamu ya. Sekarang kamu bersihin rumah, masak dan kamar mandi semuanya juga harus bersih. Itu jadi hukuman buat anak gatau diri kayak kamu!!!"

"Shh.. " Ayu kembali meringis saat rambut nya yang tadi di jambak di lepas kasar oleh sang ibu. Kepala nya kembali terasa sangat pusing. Pipinya panas karena bekas tamparan ibu nya tadi.

"Jangan berani-berani kamu istirahat sebelum semuanya selesai, dan gaada alasan apapun!!"

Ayu mengangguk dan ibu nya kembali duduk di sofa ruang keluarga itu bersama ayah dan kakak nya.

Setelah itu, ia pergi ke kamar untuk mengganti baju dan membersihkan rumah sekaligus masak untuk makan malam.

Setelah di perhatikan tadi, ternyata ujung bibir sebelah kanan nya sedikit robek karena tamparan ibunya yang sangat keras.

Namun ia hanya membersihkan darah yang keluar dari bibir nya itu dan melanjutkan membersihkan rumah.







***

Pukul 8 malam, barulah ia selesai mengerjakan semua nya.
Orang tua dan kakak nya makan malam setelah itu sedangkan Ayu langsung beristirahat di dalam kamar.

Ia membawa sedikit makanan ke kamarnya untuk di makan di sana.
Berada di meja makan bersama mereka hanya akan membuat Ayu teringat dan merasa sesak.

Setelah makan, ia langsung meminum obat demam dan pereda nyeri. Ia merasakan seluruh badan nya sakit sekarang.

Ayu langsung tertidur setelah itu. Ia  berusaha melupakan apa yang terjadi tadi, agar ia bisa tidur dan cepat sembuh.

Karena jika memikirkan nya lagi, itu hanya akan membuat dirinya sesak dan sakit hati.

Namun baru saja ia memejam kan matanya, terdengar notifikasi dari ponsel milik nya.

*cletang..

𝗞𝗮𝗸 𝗔𝗹 💘

Melihat nama yang tertera di layar ponsel nya membuat Ayu tersenyum. Rasanya sangat senang, ini adalah pertama kali nya Al mengiriminya pesan duluan.

𝗞𝗮𝗸 𝗔𝗹 💘

Udah tidur?

𝗠𝗲

Belum kak, ada apa?

𝗞𝗮𝗸 𝗔𝗹 💘

Cuma mau ngingetin
jangan lupa besok gua
jemput jam 7.

Ayu yang membaca pesan pria itu tersenyum. Mimpi apa ia kemarin sampai Al peduli kepada nya sekarang.

𝗠𝗲

Iya kak, gausah khawatir

𝗞𝗮𝗸 𝗔𝗹 💘

*read

Ayu mendengus, yang namanya Al tetap saja Al. Jika sudah pada tujuan nya, ia tak akan membalas pesan itu kembali.

Namun ini saja sudah membuat gadis itu bahagia. Ia harus cepat tidur sekarang agar besok pagi ia bisa membuat kan Al makanan, pikir Ayu.

Yaah.. Walaupun ia juga tak tau pria itu akan menerima makanan nya atau tidak.









Tbc

Next?? 500 komentar

Satu kata buat Ayu👉
Satu kata buat ibunya👉

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang