Nikah?

2.5K 381 195
                                    

_____

Al yang melihat gadis di hadapan nya berbalik membelakangi nya membuat pria itu tersadar dengan ucapan yang tadi di katakan.

Pasti Ayu salah paham dan mengira dirinya suka dengan kesakitan gadis itu, padahal ia suka mengejek Ayu dulu karena gadis itu selalu tersenyum jika dia di ejek.

"Yu, maksud gua bukan itu" Ucap Al pelan sambil memegang bahu Ayu.

Ayu mengusap air matanya yang tadi menetes sedikit, ia tidak boleh di tau menangis oleh Al.

Gadis itu berbalik dan mengangguk, sungguh miris rasanya.

"Kalau kak Al suka Ayu sakit hati, selamat kak Al udah berhasil" Ucap Ayu yang sekarang sangat memaksakan untuk tersenyum namun tidak bisa.

"Ck aish..." Al yang mendengar ucapan itu keluar langsung mendengus pelan dan menarik gadis itu pelan ke pelukan nya.

Lagi-lagi Ayu di buat kaget dan menegang karena pergerakan pria ini yang selalu tiba-tiba.

"Gini sayang... Maksud gua tuh gua suka karena setiap lu sakit hati, lu selalu bisa senyum. Beda kalau orang lain, pasti dia udah nangis dan marah kalau di ejek. Tapi sekarang gua sadar, kalau gua bisa buat lu senyum karena bahagia, kenapa harus dengan kesakitan kan?" Ucap Al lembut sambil mengelus rambut gadis itu.

Ayu yang mendengar ucapan Al seketika melemas, jantung nya berkali-kali berdetak lebih kencang. Apalagi Al yang memanggil nya dengan kata 'sayang' tadi.

No!! Ini tidak bisa di biarkan.
Dia harus segera menepis rasa itu kembali dan jangan mudah percaya dengan pria yang sedang memeluk nya ini.

"Ayu ga suruh kak Al jelasin" Ucap Ayu lalu mendorong pelan lengan Al agar pria itu melepaskan pelukan nya.

"Gua tau lu salah paham, jangan ngelak" Lanjut Al yang sekarang sudah melonggarkan pelukan nya, namun tangan nya masih berada di pinggang gadis itu.

"Iyaa ga ngelak, udah kak lepasin" Ayu kini mengalihkan tangan nya ke tangan pria yang berada di pinggang nya itu, berusaha melepaskan nya.

"Kalau gua gamau gmana hm?" Bukan nya melepaskan, pria itu malah semakin merapat kan badan nya dengan gadis itu.

"Lepasin atau Ayu gamau percaya lagi sama kakak?" Lanjut Ayu dan dengan cepat Al melepaskan pelukan nya.

Bukan permasalahan untung tidak dirinya di peluk Al, jika di bilang beruntung ya pasti dirinya merasa beruntung. Apalagi banyak wanita di luar sana yang ingin di peluk oleh pria ini.

Tapi permasalahan nya adalah, ia takut jika terus dalam keadaan seperti itu, jantung nya bisa benar-benar merosot ke lambung.

"Ga seru lu mah, main nya pakai ngancem" Al cemberut, padahal dirinya sengaja mengambil kesempatan dalam kesempitan, eh malah di ancam seperti itu.

"Kak Al sih nakal, main peluk-peluk aja" Jawab Ayu tak mau kalah.

"Gapapa dong, kan meluk calon istri" Ucap Al tak tau malu.

"Dih, baru juga di kasi kesempatan udah main calon istri aja. Ayu kan belum bilang bisa" Ayu yang mengatakan itu menyeringai mengalahkan adu bacot Al sebelum berlanjut.

"Jangan gitu dong, sakit disini" Al memegang dada nya dramatis membuat Ayu terkekeh pelan.

"Kak Al kok alay?" Lagi dan lagi seakan tak ada habis nya sekarang gadis ini mengatai Al.

"Udah dong, gua sebenernya malu. Tapi demi lu, gua lawan nih rasa gengsi gua"

Sejujurnya Ayu juga malu jika berada di dekat Al seperti ini, apalagi dalam keadaan bersenda gurau dengan pria itu seperti sekarang.

Keheningan terjadi beberapa saat membuat suasana yang awal nya cair menjadi canggung.

Ayu menatap ke arah lain dan Al yang terus memperhatikan wajah gadis di depan nya. Posisi mereka sekarang dalam keadaan duduk bersila dan berhadapan.

"Lu sakit apa?" Tanya Al memecahkan keheningan.

Sedari tadi ia diam ternyata sedang memperhatikan wajah gadis di depan nya yang sangat pucat.

"Sakit malarindu kak" Jawab Ayu asal lalu terkekeh.

"Pasti rinduin gua"

"Dih pede amat mas nya"

Al yang mendengar itu pun ikut terkekeh.

"Mau dong di panggil mas sama adek" Goda Al lagi membuat pipi Ayu memerah.

Entah mengapa dirinya salting jika di panggil adek oleh siapapun. Apalagi sekarang Al yang mengucapkan itu.

"Adek sakit perut mas" Jawab Ayu mengikuti nada bicara Al lalu terkekeh.

"Shit!!"

Al yang mendengar itu pun ikut salting dan berdehem pelan untuk menetralkan detak jantung nya.

Sedangkan gadis yang sekarang melihat pria di hadapan nya salting, akhirnya tertawa. Wajah Al benar-benar lucu dan gemas.

Apalagi paras nya yang tampan sangat mendukung itu.

"Awas lu ya" Ancam Al tidak di hiraukan Ayu karena ia tertawa.


*greb

Suara tertawa gadis itu seketika berhenti saat tubuh nya sekarang kembali di peluk erat oleh Al.

"Hukuman buat lu ngetawain gua" Bisik pria itu yang membuat Ayu bergidik ngeri.

"Kak Al lepasin" Ucap Ayu mendorong tubuh Al agar menjauh dari tubuh nya.

Al menggeleng dan tetap memeluk gadis itu.

"Yu, lu tau ga?" Tanya Al tiba-tiba mengalihkan perhatian Ayu agar tidak terus memberontak di pelukan nya.

"Hm?" Ayu hanya diam tanpa membalas pelukan Al, ia terlalu takut dan gugup untuk membalas nya.

Mau di lepaskan juga tidak bisa, kekuatan lengan Al lebih kuat dari dirinya.

"Badan lu enak banget di peluk, jujur gua pengen tiap hari meluk lu kayak gini"

Ayu yang mendengar itu tersenyum, jujur saja ini pertama kali nya ada yang memuji dirinya selain Lia. Dan itu adalah Al.

Nyaman, jujur saja ia merasakan sangat nyaman juga berada di pelukan pria itu.

Dan pertama kali nya juga, diri nya di peluk oleh seseorang selain Lia.

Hal yang paling di ingin kan oleh gadis itu sedari dulu, di peluk ketika ia sakit dan merasa down. Namun keluarga nya tidak pernah memberikan itu.

Bahkan orang tua yang seharusnya memeluk putri nya saat ia terpuruk, menjadi tokoh utama terpuruk nya gadis itu.

Jika mengingat itu membuat Ayu kembali merasakan sesak di dada nya, namun ia tidak boleh terus-terusan merasa lemah.

"Yu, nikah yuk" Ucap pria yang tadi nya diam berbicara kembali, namun sekarang membuat gadis di pelukan nya kaget.

"Jangan becanda kak!!" Ayu kesal, seenaknya saja pria ini mengajak orang menikah seperti mengajak membeli seblak.

"Aduh awh sakit sayang" Al merasakan perut nya di cubit oleh Ayu setelah mengatakan itu, membuat nya meringis.

"Kok di cubit sih" Ucap Al kembali setelah terpaksa melepaskan pelukan nya karena merasa perih di perut bekas cubitan gadis itu.

"Kakak sih, ngajak orang nikah kayak ngajak beli seblak aja" Lanjut Ayu lalu duduk menjauhi Al.

"Tapi gua beneran"

"Udahlah, Ayu mau sarapan dulu. Laperrr" Gadis itu beralih mengambil makanan yang tadi di pesan nya tanpa menghiraukan perkataan Al lagi.

Melihat itu, membuat Al mendengus kesal. Ia masih mengusap-usap bekas cubitan Ayu yang benar-benar luar biasa.













Tbc

Next?? 500 vote yuk..

Btw gua baper nulis nya😭

Jangan lupa vote, masa yg baca 1k lebih, sedangkan vote 500 aja gbisa😭

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang