Extra Part

1.1K 100 6
                                    


16 tahun kemudian...

"Abang, ayo sayang sarapan dulu" Suara wanita menyapa pendengaran pemuda 16 tahun itu.

Ya, dia wanita itu adalah Ayu.
Dan tentu saja dengan anaknya yang sering di sapa Reza.

*cup cup

"Morning bunda" Ucap pemuda itu setelah mengecup sekilas pipi kanan dan kiri bundanya.

"Heh ngapain kamu cium-cium istri daddy!!" Suara kesal terdengar dari pria yang akan berkepala 4 itu.

Siapa lagi kalau bukan Al, dengan keirian yang selalu muncul jika anak sulung nya ini mengecup Ayu.

"Eh kan ini mommy nya Reza, terserah Reza dong mau cium atau enggak" Balas pemuda itu kembali sambil memeluk bundanya.

"Itu bunda Lala iisshh!!!" Suara teriakan seseorang membuat mereka menoleh dan melihat seorang gadis kecil berumur sekitar 5 tahun sedang berlari ke arah mereka.

*grep..

Tanpa izin, gadis kecil itu langsung memeluk Ayu dengan erat. Melihat adiknya seperti itu, Reza malah berniat menjahili nya.

"Ini bunda abang wlee, kamu tuh anak pungut" Sambil menjulurkan lidah dan mengejek, Reza seakan akan mempererat pelukan nya pada Ayu.

Bibir Lala sudah melengkung ke bawah, tanda sebentar lagi tangisan nya akan pecah.

"Huwaaaa! Ini bunda Lala, bukan bunda abang!!" Pecah sudah tangisan gadis kecil itu, yang membuat ruangan penuh terisi suaranya.

"Ih abang, udah jangan gangguin adiknya lagi" Akhirnya Ayu melerai dan langsung menggendong gadis kecil itu.

Al yang melihat tingkah putranya geleng-geleng, selalu saja setiap hari ada keributan di rumah ini.
Padahal si Al juga sering bikin ribut sama anaknya wkwk.

Setelah keributan sedikit tadi, mereka langsung sarapan. Beberapa menit mereka habiskan untuk sarapan bersama.

"Bun, Reza berangkat dulu ya" Reza berdiri lalu menyalami Ayu.

"Hati-hati bang, jangan nabrak pohon lagi kayak kemarin" Ayu terkekeh mengingat anaknya yang kemarin pulang dalam keadaan awut-awutan karena sudah menabrak pohon.

"Jangan di ingetin lagi bun.. Reza malu" Peringat pemuda itu, ia benar-benar tidak fokus waktu di jalan kemarin dan itu membuat nya malu.

"Hahaha yaudah sana berangkat"

Reza mengangguk dan langsung melangkahkan kakinya keluar dari rumah.
Ia menaiki motor hitam nya dan dengan cepat melaju ke sekolah.

Seperti biasa, setiap datang dirinya pasti di sambut dengan kehebohan para siswi yang cari perhatian kepadanya.

Reza benar-benar muak, dan salah satu alasan dirinya cuek di luar adalah karena ini.

Ia tidak suka dengan keramaian yang terlalu, apalagi dengan banyak perempuan di dalamnya.

"Hey bro! Tumben gercep lu dtng" Tepukan seseorang di pundak nya membuat Reza menoleh dan membola mata malas.

Tanpa berniat menjawab, ia berjalan ke ruang kelas 10 IPA 1 dan langsung duduk di bangkunya.

Raka berdecak karena pertanyaan nya tak di jawab oleh Reza. Sudah menjadi kebiasaan baginya selalu di abaikan oleh pria ini.

"Eh btw lu tau ga? Tadi gua ketemu sama cewek cantik banget gilak!! Gua niatnya mau kenalin sama lu, gua yakin lu kagak bakal nyesel"

Reza yang sibuk mengeluarkan buku nya seolah-olah tak mendengar Raka yang sedang heboh sendiri.

"Gua ga minat" Jawab nya setelah membuka buku fisika yang akan di baca.

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang