Pergi dari rumah

2.3K 399 741
                                    


_____

*BRAK.. BRAK.. BRAK

Ayu terlonjak kaget dan langsung bangun mendengar suara pintu yang di gedor begitu keras.

Ia tersadar ternyata kejadian Al menyuruh nya pergi itu adalah mimpi. Ada rasa syukur karena itu hanyalah mimpi, dan ada rasa sadar karena mungkin dari mimpi itu ia di suruh untuk menjauhi pria itu.

Namun tak ingin pikir panjang, dengan cepat ia berdiri dan membuka pintu kamar nya.

"Heh!! Kamu baru bangun? Jam segini baru bangun sekarang?!!"

Baru saja ia membuka pintu, ibu nya sudah berteriak marah.

"Maaf Bu, Ayu kesiangan" Ucap nya yang menyadari bahwa dirinya dirinya terlalu lelah menangis semalam dan sekarang bangun kesiangan.

"Makanya itu kamu HP HP mulu!! Pasti semalaman kamu begadang main HP sampai telat begini" Lanjut ibunya masih marah.

Ayu menggeleng, pasal nya ia tidak terlalu lama bermain HP semalam. Namun mungkin karena kelelahan, ia menjadi kesiangan.

"Siniin HP kamu"

"Buat apa bu?" Tanya Ayu yang bingung dan sedikit was-was karena perasaan nya tidak enak.

"Siniin!!"

Gadis itu langsung berlari mengambil HP nya dan memberikan sang ibu ponsel tersebut.

*TRAK...

Ayu membulatkan matanya saat melihat ponsel nya di lempar kuat oleh ibunya. Sampai-sampai ponsel itu hancur.

"Ibu kenapa ponsel Ayu di lempar" Lirih Ayu langsung memunguti ponsel nya.

"Gara-gara ponsel itu membuat kamu malas dan sampai kesiangan bangun seperti ini!! Sarapan belum siap, rumah juga belum bersih, tapi kamu seeenak nya tidur hah!!"

Ayu bangun sambil memegang ponsel nya yang sudah tidak berbentuk. Ia menatap ibunya dengan tatapan yang entah berarti apa.

"Bu, apa ibu tidak menghargai Ayu? Ini ponsel Ayu beli menggunakan uang tabungan Ayu sendiri" Ucap nya memperlihatkan ponsel yang sudah hancur itu.

"Ooo, jadi kamu lebih mentingin ponsel kamu dari pada berbakti sama ibu?!"

*plak..

"Awh.." Ayu meringis ketika ibunya langsung menampar nya keras sampai membuat ujung bibir gadis itu terluka kembali.

"KAMU BERANI LAWAN IBU CUMAN GARA-GARA HP SIALAN ITU HAH?!!" teriak ibu nya di depan gadis itu.

Hati Ayu benar-benar sakit kali ini. Ibunya sama sekali tidak pernah menghargai apapun usaha gadis itu.

"Ada apa ini" Tanya seorang pria yang baru saja datang.

Ya, ayah Ayu yang mendengar keributan pagi-pagi langsung datang ke istri dan anak nya, begitu juga kakak Ayu yang sekarang sudah berada disana.

"Liat dia mas, perempuan pemalas!! Dia baru bangun jam segini karena semalaman bermain hp!" Jelas ibu Ayu sambil menatap tajam gadis itu.

"Bagus kamu ya, Ayah kasi kamu beli HP bukan buat menjadi gadis pemalas seperti ini Ayu!" Ucap Ayahnya yang ikut marah, bahkan tanpa mendengar penjelasan gadis itu dulu.

"Emang dia anak nya malas yah" Celetuk kakak nya ikutan memojokkan gadis itu.

Kali ini kesabaran Ayu benar-benar sudah sampai batasnya. Dadanya sakit, kepala nya pusing, hatinya sudah lelah dengan semua ini.

*trak..

Dengan kemarahan yang sudah berada di puncak, Ayu melempar kuat ponsel yang tadi sudah hancur itu.

Ia menatap keluarga nya dengan tatapan tajam dan wajah yang sudah memerah menahan amarah.

"PUAS KALIAN NGATA-NGATAIN AYU?! PUAS KALIAN HAH?!" ayu berteriak di depan ayah, ibu, dan kakaknya tanpa ada rasa takut sekarang.

"APA KALIAN TIDAK PERNAH MENGERTI BAGAIMANA PERASAAN AYU YANG KALIAN SELALU RENDAHKAN? APA KALIAN TIDAK TAU RASANYA LELAH SELALU DI PERLAKUKAN TIDAK ADIL SEPERTI INI?!!!" tangan gadis itu mengepal kuat.

"Kamu berani lawan ibu?!Mau kamu jadi anak dur-"

"Apa bu?! Ibu mau bilang Ayu anak durhaka lagi? Ibu mau bilang ayu gadis murahan lagi? Ibu mau bilang Ayu gadis nakal lagi?!"

Ucapan ibunya terpotong saat gadis itu berbicara kembali. Air matanya sudah turun pelan membasahi pipi chubby nya.

"Ibu mau bilang Ayu anak durhaka setelah apa yang selalu Ayu lakukan untuk ibu? Ibu mau banding-bandingkan Ayu dengan orang lain lagi tanpa ibu mengerti perasaan Ayu seperti apa?!"

"Apa ibu tau selama ini Ayu diam bukan karena lemah bu.. Tapi Ayu diam karena Ayu mau bisa terus jalanin apapun yang ibu suruh supaya ibu seneng. Tapi nyatanya apa? Ibu tidak pernah menghargai Ayu"

"Apa ibu juga sadar kalau selama ini ayah dan ibu tidak pernah adil sama Ayu?! Kalian selalu membanggakan kakak dan memanjakan nya, sedangkan Ayu apa? Ayu cuman kalian suruh-suruh seperti pembantu bahkan tidak pernah kalian ragu buat pukul Ayu" Gadis itu mengusap air matanya yang terus mengalir sedari tadi.

"Sedangkan kakak? Apa ibu dan ayah pernah memarahi nya? Apa ibu dan ayah pernah memukulnya?!"

"Liat bu, liat!! Bahkan ibu sama ayah ga pernah nampar kakak sampai bibir nya berdarah seperti ini. Apa Ayu harus menjadi seorang laki-laki dulu seperti kakak baru kalian hargai Ayu?!"

Ayah, ibu, dan kakak Ayu terdiam. Mereka tidak menyangka gadis itu akan marah seperti ini.

"Jawab bu, jawab!!" Teriak nya lagi dengan air mata yang kembali mengalir deras.

"Ayu capek kalian perlakukan tidak adil seperti ini. Memang benar Ayu gadis nakal seperti apa yang kalian katakan. Maka dari itu, sekarang Ayu bakal pergi dari sini supaya benar-benar menjadi nakal seperti apa yang kalian katakan" Lanjut Ayu lalu mengusap air matanya kasar.

"Yu.." Lirih ibu nya yang tadi mendengar kata-kata anak nya itu.

"Jangan cari Ayu, dan Ayu juga ga bakal repotin kalian lagi setelah ini. Ayu pergi dan kalian bisa bahagia tanpa adanya anak nakal di keluarga kalian. Maaf Ayu belum bisa jadi anak baik buat ayah dan ibu. Maaf juga Ayu belum bisa jadi adik yang baik buat kakak" Gadis itu mengakhiri ucapan nya dan berlalu masuk ke kamar untuk mengemasi barang-barang miliknya.

"Ayu pergi, assalamu'alaikum" Gadis itu pergi tak lama ia mengemasi barang dan berlalu pergi dari hadapan ayah, ibu dan kakak nya.

Ibu nya menangis seperti tak bisa berkata apa-apa. Ayah dan kakaknya pun begitu, mereka terlalu takut untuk berbicara lagi setelah kemarahan Ayu.

Gadis itu pergi dari rumah nya membawa motor biru yang selalu di pakai dirinya ke kampus.

Entah kemana ia akan pergi sekarang ia tak tau. Hati nya terlalu sakit dan ia harus menenangkan diri.

Untung saja uang tabungan nya cukup untuk menyewa kontrakan atau kos-kosan kecil. Setidaknya agar ia bisa terbebas dari kesedihan dan tekanan batin di rumah nya itu.












Tbc

Next?? 500 komentar

Satu kata buat Ayu👉
Satu kata buat ayah nya👉
Satu kata buat ibunya👉
Satu kata buat kakaknya👉

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang