godaan Al

2.4K 331 20
                                    


Setelah Al keluar, Ayu membuka cardigan hitam longgar yang di pakai nya, menyisakan baju kaos pendek warna putih.

Gadis itu duduk di pinggiran ranjang menunggu Al. Ia tidak enak jika langsung rebahan. Seakan lupa dengan perintah pria tadi, yang menyuruh nya tiduran.

Kepala nya masih terasa pusing, ia kembali teringat ibunya yang menjambak rambut nya dengan kuat.

Hati Ayu benar-benar sakit. Pertanyaan nya adalah mengapa keluarga nya sendiri begitu tega dengan dirinya.

Tak terasa air matanya kembali menetes pelan di pipi chubby nya. Ia sempat berfikir bahwa dirinya bukan anak kandung ibu dan ayah nya. Ia di perlakukan 180° berbeda dari sang kakak.

Dada nya sesak, tubuh nya lemas, dan hati nya benar-benar rapuh sekarang.
Ayu mengusap air matanya pelan dan tersenyum miris. Ia tak mau Al melihat nya dalam keadaan menangis kembali.

Jika di suruh memilih, ia lebih memilih untuk tidak di lahirkan saja. Sedari kecil, ia tidak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orang tua nya.

Orang tua Ayu memang masih utuh dan ia juga bukan termasuk anak broken home. Namun gadis itu di perlakukan layak nya pembantu jika ia sedang di rumah. Hati nya rapuh seperti anak yang tak mempunyai orang tua.

Gadis itu menghela nafas pelan menghilangkan semua pikiran nya. Bagaimana pun juga, mereka adalah orang tua yang membesarkan dirinya. Ia harus patuh walaupun hati nya sakit di perlakukan seperti itu.

"Kenapa nggak tidur?" Suara seorang dari pintu membuyarkan lamunan Ayu. Ia terkesiap melihat Al dan seketika mengingat perkataan Al tadi.

"Kan gua udah bilang tidur. Atau lu emang mau gua yang tidurin?" Ucap pria itu tersenyum aneh lalu menaruh semangkuk bubur dan air minum di nakas.

Ayu yang melihat senyuman aneh Al bergidik ngeri dan langsung menjauhkan badan nya dari pria itu sambil menutup dada nya menggunakan kedua tangan.

Al yang melihat reaksi Ayu pun terkekeh. Ia menyentil jidat gadis itu sehingga membuat Ayu meringis.

"Ish apaan sih kak, kok di centil" Ucap Ayu sambil mengusap kening nya.

Bukan karena lebay. Namun Al menyentil kening Ayu seperti ada dendam pribadi yang terselip. Menyentil dengan keras sambil tertawa tidak ada rasa bersalah.

"Lu mikirin apa sampe tutup² dada gitu hm?" Ucap Al membuat Ayu mencerna kata-katanya.

Sedetik kemudian gadis itu mendengus kesal. Ia malu karena ketahuan memikirkan hal-hal yang 'iya-iya'. Padahal belum tentu maksud pria itu seperti apa yang di pikirkan oleh nya.

"K-kakak senyuman nya serem, jadi takut lah" Jawab Ayu tergagap karena sudah sangat malu.

"Emang senyuman gua gimana? Terus kenapa sampai harus tutup dada gitu segala? Kalau serem pun emang gunanya tutup dada buat apa hm?" Goda Al terlihat serius, namun ia sudah berusaha untuk menahan tawa nya agar tidak meledak melihat wajah ketakutan Ayu.

Skakmat sudah, Ayu kehabisan kata-kata dan tidak tau mau menjawab apa. Intinya sekarang dia benar-benar malu dan sangat malu.
Jika ada tiket pindah ke mars, maka sekarang juga ia ingin pindah untuk menghindari Al.

Pria itu mendekat ke arah Ayu, ia merangkak menaiki kasur. Ayu yang melihat itu refleks mundur sampai mentok ke kepala ranjang.

"K-kak Al mau ngapain?" Ucap nya ketika ia sudah mentok namun Al masih terus mendekat.

Al semakin dekat dan semakin dekat. Sampai....









"Aaaaaa kak Al lepasin!! Lep-" Ayu berteriak dan menutup mata saat kaki nya di tarik oleh Al membuat gadis itu jatuh berbaring di atas kasur.

Namun teriakan nya terhenti saat tidak merasakan pergerakan Al lagi.
Gadis itu diam dan mencoba membuka matanya pelan.

"AHAHAHAHA NGAKAK BANGET GUA YA ALLAH"

Baru saja ia membuka matanya, Al langsung tertawa keras di hadapan Ayu. Dengan posisi duduk di samping gadis itu.

Ayu melihat Al tertawa lepas membuat dirinya terpesona lagi dan lagi karena ketampanan pria itu. Namun sedetik kemudian ia mendengus kesal saat sadar ternyata Al mengerjai nya lagi.

"Ck kak Al kerjain Ayu lagi ya?" Ucap Ayu sedikit teriak dan kesal.

"Lucu banget muka lu kayak tadi hahaha.. Aduh sakit perut gua ketawa liat lu" Lanjut Al yang masih tertawa.

"Kak Al nyebelin banget sih" Ayu yang setengah malu dan setengah kesal akhirnya membalik kan badan nya memunggungi Al. Ia tidak tau harus berekspresi seperti apa saat ini.

Dirinya masih malu dan dirinya juga kesal karena di kerjai Al.

Melihat itu Al menghentikan tawa nya walaupun masih tersisa sedikit kekehan-kekehan pelan.

"Udah maafin gua. Ayo makan dulu bubur nya, terus minum obat" Ucap Al ketika ia sudah berhenti tertawa.

Ayu diam dan tidak menjawab perkataan pria itu. Ia memejamkan matanya dan tetap dalam keadaan membelakangi Al.

"Yu.. Ini bubur lu udah gua bawain loh, beneran nih gamau di makan?" Lanjut Al lagi.

Ayu menggeleng sambil tetap dengan mata terpejam. Al yang melihat tingkah gadis ini pun ingin tertawa lagi, ternyata Ayu mempunyai sifat lain pada dirinya membuat Al merasa seperti ayah yang sedang membujuk anaknya untuk makan.

Ia tersenyum memperhatikan Ayu. Ia baru sadar kalau Ayu sudah tidak menggunakan cardigan dan hanya menggunakan kaos pas. Ia melihat lekukan tubuh gadis itu dan samar-samar melihat bra Ayu yang berwarna hitam.

Al meneguk ludah nya kasar saat melihat itu. '𝘚𝘩𝘪𝘵!!' batil Al mengumpat. Namun ia harus sadar dan tidak boleh lengah.

Entah mengapa terbesit ide gila di otak nya untuk membujuk gadis itu makan. Ia tersenyum miring lalu mendekati Ayu.













Tbc

Next??

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang