senang atau sedih?

2.4K 371 154
                                    

_____

"Kak Al apa-apaan sih, Ayu ga pernah ngajak kak Al ma-"

*greb..

Tubuh gadis itu membeku, jantung nya hampir merosot ke lambung. Pikiran nya menjadi kosong seketika.

Pria yang tiba-tiba memeluknya dengan erat membuat ia tidak bisa melanjutkan perkataan nya.

"Gua bener-bener minta maaf yu" Lirih Al yang masih memeluk gadis itu dengan erat.

"Ayu udah maafin kak Al, ta-"

*cup

Gadis itu kembali memotong ucapan nya saat merasakan pipi nya di kecup pelan.

"Gua mau lu suka sama gua kayak dulu lagi, gua gabisa kalau lu cuekin gua kayak gini. Jujur hati gua sakit lu cuekin" Ucap pria itu lagi sambil tetap memeluk Ayu tanpa mengurangi erat nya pelukan itu.

Ayu yang mendengar perkataan Al tersenyum.

"Haha sakit? Terus kak Al kira Ayu ga sakit kakak perlakuin lebih dari ini?" Tanya Ayu sambil tertawa remeh lalu berusaha melepaskan pelukan pria itu. Namun nihil, kekuatan Al lebih kuat di bandingkan dirinya.

"Kak Al lepasin! Ayu gamau lagi sakit gara-gara percaya sama kakak" Lanjut Ayu yang terus mendorong bahu pria itu agar ia melepaskan pelukan nya.

"Gua minta maaf, tolong kasi gua kesempatan buat perjuangin lu. Setidaknya lu buka hati lagi, dan biarin gua yang berjuang sekarang" Ucap Al kembali tetap memeluk gadis itu dan beralih menelungkupkan wajah nya pada ceruk leher Ayu.

"Gua mohon, kasi gua kesempatan. Gua bakal buktiin kalau gua ga akan ngulangin itu lagi" Lirih Al pelan.

Ayu merasakan ada air yang menetes ke leher nya. Ia kaget dan merasakan tubuh pria di hadapan nya sedikit bergetar.

"K-kak?" Gadis itu gugup sambil memegang pelan lengan Al.

"Gua mohon maafin gua, gua gabisa lu cuekin kayak gini hiks.." Ayu tersentak saat mendengar isakan kecil keluar dari pria yang sedang memeluk nya.

Gadis itu langsung memegang bahu Al membuat nya menjauhkan wajah dari ceruk leher Ayu.

Terlihat hidung yang memerah dengan air mata membanjiri pipi pria itu.

"Kak Al nangis?" Tanya Ayu tak percaya.

Ia tidak menyangka pria itu akan menangis karena alasan yang bahkan menurut nya tidak mungkin di lakukan oleh pria itu.

"Gua minta maaf, lu jangan cuekin dan jauhin gua kayak gini. Gua ga sanggup yu.. Hiks" Al sesegukan karena masih dalam keadaan menangis.

"Astagaa,kak Al bisa nangis? " Ucap gadis itu sambil terkekeh melihat wajah pria di depan nya yang terlihat sangat lucu. Entah kemana perasaan kesal nya sekarang.

"K-kok ketawa sih, di maafin ga?" Al masih terisak dengan nada bicara yang sedikit tersendat karena menangis.

Ayu yang melihat itu tidak tega, setidaknya ia akan mengiyakan dulu walaupun hati nya belum sepenuhnya percaya dengan Al.

"Iyaa kak, kan Ayu udah bilang kalau Ayu udah maafin kak Al" Jawab gadis itu.

"Tapi gamau buka hati lagi, gua nya di cuekin terus" Ucap Al kembali sambil tetap menangis pelan.

"Kalau itu belum bisa kak.." Lirih Ayu mengingat perlakuan Al padanya dulu.

"Gua janji yu, gua ga bakal ulangin lagi. Lu kasi gua kesempatan, gua ga bakal sia-siain please" Lanjut Al sambil menatap gadis di depan nya dengan tatapan memelas.

Ayu ikut menatap Al, wajah yang sudah memerah dengan air mata yang masih tetap keluar membuat dirinya benar-benar tidak tega.

"Yaudah Ayu kasi kak Al satu kesempatan, tapi itu bukan sepenuhnya. Biarin Ayu buat beradaptasi lagi dengan perasaan Ayu" Jawab Ayu dan di angguki oleh Al.

"Makasih, gua ga bakal sia-siain itu" Ucap Al kesenangan lalu memeluk Ayu kembali dengan erat.

"Tapi jangan terlalu berharap sama Ayu, karena Ayu gatau bisa atau nggak nanti kedepannya" Lanjut gadis itu kembali dan di angguki oleh Al.

"Udah ga usah nangis, masa cowok kayak kak Al nangis?" Ucap Ayu ketika Al sudah melepaskan pelukan nya.

Tangan gadis itu beralih mengusap air mata Al.

"I-iya, tapi hiks.." Ayu yang tadi nya tenang berubah panik saat melihat Al menangis semakin keras.

"Kenapa? Kan Ayu udah maafin kakak" Ucap Ayu tak tau harus berbuat apa.

"Ga bisa berhenti ini keluar nya, huwaa.." Ternyata pria itu tidak bisa memberhentikan air matanya yang turun, itu membuat nya semakin menangis.

Ayu yang mendengar jawaban Al tertawa, ini adalah pertama kalinya gadis itu melihat Al menangis.

"Yaudah duduk dulu yuk, Ayu ambilin air" Ucap gadis itu.

Ayu mengajak Al untuk duduk di kasur milik nya, dan melepaskan pegangan tangan pria yang sedari tadi menarik baju Ayu, seperti anak yang takut di tinggal ibu nya.

"Kak Al tunggu disini, Ayu ambilin air dulu" Ayu lalu keluar dari kamar nya, sepertinya air bisa meredakan pria ini, pikir nya.

Gadis itu mengambil air putih dan kembali ke kamar untuk memberikan nya kepada Al.

"Nih kak, minum dulu" Al mengangguk dan langsung meminum air yang di berikan Ayu.

"Gimana? Udah mendingan?" Tanya gadis itu ketika Al sudah menghabiskan air nya.

"I-iya.." Air mata pria itu tidak keluar lagi, namun ia masih sesegukan karena menangis tadi.

"Bisa-bisanya nangis gini" Ucap Ayu lalu mengambil gelas di tangan Al dan menaruh nya di nakas.

"Gua juga gatau, ini dia keluar sendiri" Jawab Al yang syukurnya sekarang sudah bisa berbicara dengan baik, walaupun masih terdengar segukan pelan.

"Kan kak Al sendiri yang bilang kalau Ayu itu ga pantes buat kakak"

Al yang mendengar gadis di depan nya mengatakan seperti itu langsung menggeleng.

"Gua sadar, perkataan gua itu ga sepenuhnya bener-bener dari hati. Gua cuman pengen liat lu sakit hati aja" Ucap Al yang sekarang sudah benar-benar berhenti menangis.

Ayu mengernyit heran, mengapa Al berkata seperti itu? Berarti ia suka Ayu sakit hati?

"Kak Al suka Ayu sakit hati?!" Tanya gadis itu dengan nada yang tak suka.

"Iya, gua suka" Jawab Al membuat Ayu kembali salah paham.

*Deg!

Sakit, hatinya kembali sakit. Gadis itu membalikkan badan nya membelakangi Al, ia benar-benar merasa sekarang di permainkan.

Tak terasa air mata gadis itu menetes pelan, ini sudah kesekian kali nya Al mempermainkan perasaan nya seperti ini.

Entah mengapa emosi nya naik turun sekarang. Dengan cepat air matanya turun kembali padahal ia tidak berniat untuk menangis.

Baru saja ia melihat pria itu menangis dan memohon, namun sekarang ia sudah mendapatkan rasa sakit kembali dari Al.

Dadanya sesak, sepertinya harapan nya terlalu tinggi dan ia merasa terlalu percaya diri.

Memang pada dasarnya Al tidak pernah akan menyukai dirinya dan semua yang di lakukan pria itu hanya permainan belaka, pikir Ayu.












Tbc

Next??

500 vote dulu


Gua jadi kgk semangat kalau dikit yg vote, trs ide gua ilang, trs klo ilang gua gbisa lanjutin cerita nya, trs klo gbisa lanjutin cerita nya, lu juga pada gabisa baca, trs klo gabisa baca berarti ending nya gantung.

Jdi inti nya vote yak wkwk

-salam author cakep-

Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang