Aku melihat tetes
asa perjuangan dari
paralon tua di pinggir jalan.Segumpal awan ingin
mewujudkan cintanya
pada tanaman.Ia berikan sebagian
dirinya pada hati
sang kekasih.Tanpa pernah peduli
umpatan hewan-hewan
berakal yang sibuk dengan
dunia beserta ketidaksyukurannya.Ia curahkan seluruh
rasa melalui gemericiknya
nada hujan.Dalam khayalku
awan seakan mengucap
dalam bisu."Aku mencintaimu tanpa
kata, hingga aku bersedia
menangisi rasa itu tanpa
derai air mata".Kebumen, 07 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Berpuisi
Poesia"Sekitarmu adalah puisi tanpa kertas. Maka, jadikanlah hatimu buku catatan tak berhalaman, dan akalmu pena yang tak pernah kehabisan akan tinta. Hingga setiap puisi yang dirangkai semesta, mampu terbaca oleh mata fana manusia". Seseorang yang tengah...