Cahaya itu masuk lewat
celah-celah sempit antara
2 dinding yang kembar,
nasibnya.Dinding yang dibiarkan
lumutan, tanpa pernah
diberi kasih sayang, tuan rumah.Cahaya itu memeluk
bangku tua, yang jarak antar
kayunya adalah jasa yang
tak tertuang dalam kata.Yang di punggungnyalah
keluh dan kesah ditimpakan
pada, "Haaaah...".Cahaya itu adalah lorong
menuju surga, tempat bagi
jiwa bangku tua beristirahat
dalam kasih dan sayang
juga penghargaan.Kini, ia memang masih
di tempat semula, bangkainya.
Sedang jiwanya, tengah asyik
berwisata di taman-taman surga.Kebumen, 20 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Berpuisi
Poesia"Sekitarmu adalah puisi tanpa kertas. Maka, jadikanlah hatimu buku catatan tak berhalaman, dan akalmu pena yang tak pernah kehabisan akan tinta. Hingga setiap puisi yang dirangkai semesta, mampu terbaca oleh mata fana manusia". Seseorang yang tengah...