Petang tadi, aku
mengajak angin, menguping
rapat sederhana yang di gelar
dewan rumput di depan rumah."Sudah berapa kali kau di injak"?
"Berkali-kali hingga aku lupa,
apa itu sakit ?, apa itu luka"?"Sudah berapa tahun kau di tindas"?
"Bertahun-tahun hingga tuan luka
lupa wajahnya".Angin hanya diam, terhenti
tepat di ujung hati.Sedang aku mematung,
mendengar raung mereka
di kedalaman palung.Angin kembali bergerak, sesaat kemudian
membawa anganku berenang, dalam aliran.
Meninggalkan gundukan tanah
tepat di posisi, waktu semula.Kebumen, 21 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Berpuisi
Puisi"Sekitarmu adalah puisi tanpa kertas. Maka, jadikanlah hatimu buku catatan tak berhalaman, dan akalmu pena yang tak pernah kehabisan akan tinta. Hingga setiap puisi yang dirangkai semesta, mampu terbaca oleh mata fana manusia". Seseorang yang tengah...