Rumput-rumput itu
tengah bermandikan
tetesan-tetesan embun
sepi di bawah naungan
matahari pagi.Sisa-sisa reruntuhan
awan yang berjuluk hujan.
Yang telah turun malam
tadi dalam kehampaan.Tersembunyi sekawanan
semut-semut hitam.
Yang sedang mengembara
di sebalik badan rerumputan
yang kedinginan.Tersilap dari pandang
mata fana manusia.
Namun, nampak jelas
dalam pandang rahmat
Yang Maha Kuasa.Semakin kudekat
semakin hatiku melihat
dengan jelas.Betapa mereka sangat bahagia.
Hanya dengan hal yang amat sederhana,
bahkan cenderung ke kekurangan.Mereka menjelma cermin
bagi diriku tiba-tiba.
Diri yang serba berkecukupan,
namun belum kutemu arti
sebenar tentang bahagia.Aku masih lah kalah.
Dari sekawanan semut-semut hitam.
Yang bersembunyi di sebalik
badan rerumputan yang kedinginan.Kebumen, 24 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Berpuisi
Puisi"Sekitarmu adalah puisi tanpa kertas. Maka, jadikanlah hatimu buku catatan tak berhalaman, dan akalmu pena yang tak pernah kehabisan akan tinta. Hingga setiap puisi yang dirangkai semesta, mampu terbaca oleh mata fana manusia". Seseorang yang tengah...