16. Yang selalu salah

359 55 1
                                    

       Thea saat ini sedang menangis ditoilet, ia duduk dikloset sambil berusaha menenangkan hatinya yang sakit. Wajarkah Thea sakit hati karena merasa dibohongi oleh Bara? Tapi apakah Thea tau, jika Bara sebenarnya hanya memenuhi tantangan dari Adi karena dirinya kalah bermain PlayStation?

"Gue benci lo Bara, gue benci!," ucapannya dengan amarah yang ditahan karena tidak ingin jika sampai ada yang mendengarnya.

Sementara itu, Bara kini sedang berada ditempat favoritnya, yaitu rooftop. Ia tidak sendirian, melainkan ditemani oleh Adi.

"Gue masih bingung, letak kesalahan gue itu dimana. Kan sejak awal dia tuh emang gak suka gue deketin, jadi seharusnya dia gak marah kaya gini dong ke gue," ucap Bara yang menyandarkan punggungnya pada tembok pembatas.

"Biasa cewek mah, Bar, perasaanya sensitif. Kalo diantara pasangan ada masalah, meskipun si ceweknya yang salah, si cowok tetep yang harus minta maaf dan mengalah," sahut Adi yang duduk dibangku dengan kedua kaki yang dilipat sambil bermain game kebanggannya. Meskipun demikian, Adi tetap mendengar dan menyimak keluhan Bara sedari tadi dan mau menanggapi.

Adi memang bukan tipikal teman yang jika sudah bermain ponsel akan melupakan teman disebelahnya. Itulah mengapa Bara merasa biasa saja disaat dirinya sedang curhat tapi Adi sibuk main game.

"Tapi, kan, cowok juga punya perasaan kali, emang mereka doang yang punya."

"Legendary," suara announcer game mobile legends.

"Yaudahlah, kita cowok emang selalu salah, mereka cewek yang selalu benar. Bay the way, emang lo udah jelasin ke Thea alasan lo jauhin dia itu karena lo kalah tanding bola di pees sama gue?"

Lihatlah, meskipun sedang seru-serunya bermain, Adi tetap menanggapi Bara.

"Belom, gue yakin dia tetep bakal marah sama gue," jawab Bara sambil berdiri dan berniat untuk berbaring dibangku panjang yang biasa ia pakai untuk tidur jika sedang bolos.

"Pesimis amat jadi orang, gimana mau dapetin apa yang lo mau kalo lo-nya kaya gitu. Jadi orang tuh harus optimis, jangan pesimis. Berhasil atau nggaknya urusan belakangan, yang penting dicoba dulu."

Bara memilih diam sambil menatap Adi, ia merasa beruntung memiliki teman seperti Adi yang selalu mengarahkannya ke jalan yang benar. Meskipun Bara tau, kehidupan Adi sebetulnya tidak baik-baik saja seperti apa yang terlihat. Adi itu anak broken home.

"Victori"

"Yahh menang lagi, padahal lagi asyik by one sama jungle," ujar Adi, ia memang jarang serius saat memainkan game tapi selalu menang.

"Lo maen gituan kalo menang ngeluh, giliran maen pees sama gue kalo menang seneng banget udah kaya anak kecil ngeliat topeng monyet."

"Hahaha... Soalnya gue terlalu jago maen game online, jadi bosen kalo menang terus."

"Dongo, terus kenapa gak nyerah aja diawal pertandingan?"

"Kalo gue nyerah diawal, gue gak bisa pamer skill ke lawan gue bego."

"Lo dongo."

"Lo bego."

Mereka pun berujung saling kata-kataan seperti itu tapi dengan nada bercanda. Mereka sudah dewasa, ya kali serius.

***

     "Thea," panggil Bara sambil mempercepat langkahnya menuju Thea.

"Gue mau jelasin-"

"Gak perlu, lo gak denger bel masuk tadi?," potong Thea dengan dingin lalu masuk ke kelas disusul oleh Bara.

"Theaaa..."

Chase with You [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang