Kurang lebih sekitar satu bulan setelah diadakannya UAS dan libur selama dua minggu, para siswa maupun siswi berkumpul dilapangan untuk pembagian kelas baru.
Rupanya ada sesuatu yang membuat Bara merasa senang, karena ternyata dia satu kelas dengan Adi dan satu kelas lagi dengan Thea di kelas Biologi lagi. Meskipun Bara masih belum bisa melupakan momen saat Thea menuduhnya perihal foto yang dikirim ke Ghea, laki-laki itu sudah memaafkan Thea walaupun belum mendapat permintaan maaf darinya.
Perlu kalian ketahui, sebenarnya dalang dibalik semua itu adalah Sisil. Ya, Sisil merasa sakit hati karena cintanya pernah ditolak oleh Bara dengan alasan dirinya mencintai gadis lain. Dan Sisil tau betul siapa gadis yang dimaksud Bara. Sisil pun membuat rencana dan sudah mengetahui jika permainan yang ia buat akan membuat Zeidan dan Thea bertengkar, Sisil juga sudah tau jika nantinya Thea akan menyalahkan Bara.
Yah... Begitulah kurang lebih motifnya.Tapi meskipun demikian, hubungan Bara dan Thea tetap tidak memiliki perkembangan karena masih ada sosok Zeidan diantara keduanya.
Lain halnya dengan Thea, gadis yang memiliki postur tubuh tidak terlalu tinggi itu merasa senang sekaligus kecewa. Senang karena bisa naik kelas, kecewa karena tidak bisa sekelas dengan Zeidan. Dirinya dan Zeidan memang kembali akrab seperti dulu, disaat Zeidan belum memiliki hubungan khusus dengan Ghea. Hal ini juga yang sebetulnya membuat Bara mundur secara perlahan-lahan. Benarkah?
Thea saat ini sedang memilih bangku mana yang akan ia tempati, ia tidak ingin jika harus bersebalahan lagi dengan Bara seperti waktu kelas 11 taun lalu.
"Didepan lagi aja deh," ujarnya lalu duduk dibangku paling depan dekat pintu masuk kelas. Kemudian suara tawa dua orang laki-laki membuatnya sedikit terkejut dan memilih diam.
"Hahahaha... Kocakk...," ujar Bara sambil tertawa.
"Hahahaa...."
Kedua orang itu adalah Bara dan Adi. Keduanya pun kompak berhenti tertawa saat melihat Thea. Dan tidak Thea sangka sebelumnya, rupanya ia memilih tempat duduk yang salah karena bangku yang ia duduki sebetulnya sudah ditandai oleh Bara sebelumnya.
"Ini bangku lo, ya? Kalo gitu gue cari bangku lain aja," ujar Thea sambil berdiri dengan sedikit canggung.
"Eh gak usah, gue aja yang cari bangku lain, masih banyak kok," sahut Bara mencegah Thea.
Thea pun terdiam dan memperhatikan Bara yang terlihat bingung hendak memilih bangku yang mana. Tapi sesaat kemudian matanya berbinar karena sudah menemukan bangku yang dirasa cocok dan sangat menguntungkan dirinya, yaitu bangku yang berada dibelakang Thea.
"Gue duduk disini, dan lo, Di, lo duduk disebelah gue," ujar Bara dengan santainya yang langsung dituruti oleh Adi.
Thea pun duduk kembali dibangkunya. "Haduhhh, ngapaim sih dia duduk dibelakang gue??," keluh Thea dalam hatinya. Meskipun sebenarnya ia sedikit senang? Mungkin saja.
"Weh kira-kira cewek yang pernah suka sama lo itu sekelas gak ya sama kita?," tanya Adi pada Bara.
"Gue harap si nggak, kalopun iya, gue yang akan pindah kelas," jawab Bara dengan serius. Rupanya ia sangat membenci Sisil dari sejak gadis itu mengakui kesalahannya.
"Kalo lo pindah kelas, gue juga mau pindah."
"Serius lo? Segitunya ya lo gak mau jauh dari gue," ucap Bara sambil terkekeh diakhir kalimatnya.
"Pindah duduk maksudnya, ke bangku yang lo dudukin sekarang."
"Kurang ajar, gak akan gue biarin!," ucap Bara dengan kesal membuat Adi tertawa puas.
Thea yang sedari tadi menyimak pembicaraan keduanya pun entah kenapa jadi merasa senang. Bahkan tanpa ada yang menyadari, bibirnya mengukir sebuah senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chase with You [completed✓]
Fiksi Remaja"Kasih gue satu kesempatan lagi, gue janji gak akan nyia-nyiain lo lagi." -Thea "Cuma Tuhan yang ngasih kesempatan dua kali, dan gue bukan Tuhan, Thea." -Bara // *Notes: Cerita ini adalah karya fiksi/hasil rekayasa saya sendiri. *Typo bertebara...