12. First Day, jauhin Thea.

477 60 1
                                    

      Tidak terasa, hari senin pun tiba. Hari dimana banyak orang yang libur kerja ataupun sekolah benci. Padahalkan senin ada agar selasa tidak dibenci, bukan begitu yang dikatakan oleh anak quotes?

Tapi tidak dengan Bara, laki-laki ini selalu bersemangat untuk pergi sekolah kapapun asalkan bertemu dengan Thea. Tapi sialnya, hari ini hingga seterusnya dia tidak bisa menemui Thea.

Bara menghela nafasnya berat sebelum memasuki kelas. Ia tahu bahwa Thea sudah berada disana, karena siapa lagi yang berani datang ke sekolah diwaktu yang mepet seperti Bara?

"Oke, gue harus bisa megang omongan gue ke Adi," ucap Bara tidak langsung memasuki kelas melainkan hanya mengintip dari pintu untuk melihat Thea.

Dilihatnya Thea yang sedang terlihat menunggu. Menunggu Bara, kah? Bukan, Thea hanya sedang menunggu bel masuk.

"Cuci mata bentar boleh kali ya, itung-itung sebagai obat semangat gue pas belajar pelajarannya Pak Goyah hari ini. Hih, jujur kalo bukan pengen ngeliat Thea, gue bakal bolos dan tidur di perpustakaan," ujar Bara tanpa menyadari kedatangan seseorang dibelakangnya.

"Yaudah kalo mau bolos, bolos aja," ucap seseorang dari belakang Bara.

"Hmm... Gak ah, nanti gue gak bisa curi pandang ke Thea," sahut Bara yang belum sadar jika yang tadi bicara adalah Pak Teguh.

"Tadi kamu sebut nama Pak Goyah, itu siapa ya kira-kira?"

"Ya bapak lah," jawab Bara dan refleks menoleh. "Eh? Hehehhe...." cengirnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Thea yang nendengar suara cengiran Bara pun menoleh pada pintu kelas, rupanya ada Bara dan Pak Teguh disana, pasti Bara terlambat masuk dan akan dihukum, pikirnya.

"Gak usah cengar-cengir, kamu jelek tau!"

"Astaghfirullah, baru kali ini ada yang ngehina saya kaya gitu, padahal kan sesama manusia gak boleh saling menghina," ujar Bara sok bijak.

"Gak usah ngajarin saya kamu, sekarang masuk ke kelas atau saya hukum?!"

"Tunggu dulu pak, dengerin saya sampe selesai," tolak Bara sok serius. "Misalnya nih ya, bapak menciptakan sebuah karya, tapi karya bapak itu dihina sama orang, gimana perasaan bapak?," tanya Bara.

"Ya sedihlah, gitu aja pake nanya."

"Saya ini diciptain sama siapa, pak?"

"Tuhan."

"Nah itu tau, terus kenapa tadi bapak ngehina saya?," tanya Bara membuat Pak Teguh membisu seketika.

Thea yang sedari tadi menyimakpun kagum dengan Bara yang menurutnya cukup bijak ketika menghadapi orang yang menghinanya.

"Saya masuk duluan," ucap Bara sambil tersenyum dan duduk dibangkunya.

Bara ingin sekali menyapa Thea, tapi ia urungkan. Sebagai laki-laki, Bara harus bisa memegang omongannya bukan?

Rupanya, hal ini membuat Thea merasa kesal karena sedari tadi sebenarnya ia menunggu Bara datang untuk sekedar mengucapkan selamat pagi padanya.

***

     "Bara tunggu," pinta Thea pada Bara yang sedang berjalan santai di koridor.

Ini adalah jam istirahat kedua, dan perubahan sikap Bara terhadap Thea membuat gadis itu gelisah.

"Kenapa?," tanya Bara.

"Lo... Lo yang kenapa, umm... Maksudnya, lo aneh," jawab Thea dengan ragu.

Bara pun tersenyum smirk. "Cih, aneh gimana mkasud lo?," tanyanya lagi.

Thea terdiam sebentar, Bara memamg benar-benar aneh, kenapa dia jadi bersikap dingin seperti ini padanya? Apa karena dia marah perihal waktu itu?

Chase with You [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang