29. Tanda tanya

366 40 7
                                    

    Tringg... Tringgg...

Suara bel masuk berdering, padahal Zeidan belum mendapatkan jawaban apapun dari Thea. Sebenarnya apa yang membuat gadis itu ragu untuk menerima dirinya sebagai sahabatnya lagi? Sungguh Thea, Zeidan serius ingin menjadi sahabat kamu lagi!

"Ra, gimana?," tanya Zeidan memastikan.

"Nanti jam istirahat kedua gue kasih tau jawabannya, ya," ucap Thea dan langsung berlari begitu saja. Zeidan berdecak lalu menghela nafasnya berat, yasudahlah, tunggu sampai jam istirahat kedua saja.

Thea saat ini sudah memasuki kelasnya, ia duduk dibangkunya sambil memikirkan jawaban apa yang tepat yang harus ia berikan pada Zeidan. Bukannya Thea tidak ingin menjadi sahabatnya lagi, tapi ada sesuatu yang harus Thea buktikan lebih dulu pada seseorang.

Mata Thea pun teralihkan pada dua laki-laki yang baru saja masuk kelas, itu Bara dan Adi. Adi yang menyadari Thea sedang menatap Bara pun menyenggol lengan temannya itu sambil menggodanya.

"Cie, diliatin Thea manis dingin, tuh," ucap Adi dan lalu beberapa detik kemudian sudah duduk di bangkunya.

Bara pun menoleh pada Thea dan Thea telah lebih dulu mengalihkan pandangannya. Kini Bara sudah pada bangkunya, tidak duduk melainkan mencondongkan tubuhnya ke depan dan berbisik pada Thea.

"Emang iya, lo ngeliatin gue?," tanya Bara tepat disamping telinga Thea. Thea yang terkejut pun refleks menoleh membuat jarak wajahnya dan wajahnya terbilang sangat dekat.

Adegan tatap-menatap ala drama korea pun terjadi. Kini wajah Thea sudah blushing dengan jantung yang berdebar hebat. Lalu bagaimana dengan Bara? Sama halnya dengan Thea, dirinya juga merasakan jantungnya seolah akan meledak tapi dengan hebatnya ia tetap bersikap biasa saja.

"Iya, atau nggak?," tanya Bara dengan pelan membuat Thea tersadar dari keterpakuannya lalu berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah Bara.

"Nggak! Si-siapa juga yang ngeliatin lo," elak Thea dengan sangat gugup. Tanpa Thea sadari, Bara pun tersenyum tipis dan duduk di bangkunya.

"Hm... Kayanya ada yang gugup deh, kenapa, ya?"

"Gue gak gugup!," ucap Thea sambil memutar tubuhnya beberapa derajat untuk menghadap Bara yang justru malah membuat Bara tertawa.

"Adi, Thea lucu, ya, hahaha..."

"CIIEEEE," sorak hampir semua murid yang ada didalam kelas biologi tersebut kecuali Nayla.

"Apaansih?!"

"Udah napa godain anak orangnya, Bar, liat noh mukanya udah kaya kepiting rebus," ujar Adi yang semakin mengundang tawa dari Bara.

"Adi gak usah bacot!!"

"Hahahahaha," tawa Adi, Bara, dan beberapa murid lainnya.

Nayla yang sedari tadi menyaksikan interaksi Bara dan Thea pun mendengus kesal karena cemburu. Iya, Nayla memang menyukai Bara.

***

    Pulang sekolah pun tiba, sungguh waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua murid. Bara kini sudah berada di parkiran sekolah bersama Adi, kebetulan Adi akan ikut pulang ke rumah Bara kali ini. Karena besok libur, jadi ini adalah kesempatan bagus untuk begadang sambil berduel game di PlayStation milik Bara.

Karena memang keluarga Adi dan keluarga Bara menjalin hubungan kerabat yang dekat, jadi orang tua Adi tidak perlu khawatir lagi jika hampir setiap hari libu anaknya tidak berada di rumah melainkan berada di rumah Bara.

"Mau sampe berapa kosong nih?," tanya Bara dengan nada menantang.

"Halah, ada juga gue yang harus nanya gitu."

Chase with You [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang