26. Mulai berubah

469 51 5
                                    

    Beberapa hari berlalu, rupanya Bara sudah benar-benar pulih dan bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasanya.
Betapa senangnya ia saat ini karena ini adalah hari pertama baginya bersekolah lagi. Lihat saja bagaimana cara laki-laki tengil tapi tampan itu tersenyum ketika berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya bersama Adi, bnar-benar senyum yang begitu membuat takjub siapappun yang melihatnya. Ya karena Bara itu memiliki wajah sangat tampan diatas rata-rata.

"Kayanya mereka pada kangen tuh sama lo," ujar Adi ketika menyadari beberapa gadis yang yang sedang berjalan tetiba saja berhenti karena terpesona dengan senyumnya Bara.

"Jelas lah, gue ganteng pasti banyak yang kangenin," sahut Bara dengan kepedean melebihi tingkat dewa.

"Iyahin dah biar lo seneng."

Mereka terus berajalan dengan sesekali saling melempar lelucon membuat keduanya sama-sama tertawa. Hingga seseorang yang datang dari belokan membuat keduanya terhenti tertawa seketika.

"Bara?"

Bara hanya diam, bahkan tidak menunjukkan senyumnya sama sekali yang tadi sempat ia umbar ke beberapa orang gadis.

"Lo udah sehat?"

Bara menyernyitkan keningnya sebelum akhirnya mau angkat suara. "Emang gue kenapa?," tanyanya pura-pura tidak tahu.

"Um...," Thea menggantungkan ucapannya, sepertinya dia bingung harus menjawab apa. Ia hanya tahu jika Bara sedang berpura-pura dan sengaja memancingnya.

"Oh... Gue sakit, ya? Hehe... Iya, sekarang udah sehat fisik maupun mental," ujar Bara dan sempat tertawa renyah.

"Anjir, dulu mental lo gak sehat, ya, Bar?," tanya Adi sambil terkekeh.

"Yoi, hampir gila gue," jawab Bara merangkul bahu Adi dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti karena Thea. Hal ini tentu saja menimbulkan kesal keanehan bagi Thea, ada apa dengan Bara? Thea merasa jika sikap Bara berubah padanya.

"Abis naro tas traktir gue makan di kantin lo, ya, sesuai janji lo kalo gue masuk sekolah lagi lo bakal traktir gue makan selama tiga hari," ujar Bara yang sudah tidak merabgkul bahu temannya itu.

"Yaelah, cuma tiga hari gak akan ngebuat gue miskin, kok, jadi terserah."

"Gaya lo, uang mie rebus pake telur yang sering lo makan dari rumah gue aja gak pernah diganti," celetuk Bara membuat Adi melotot karena terkejut.

"Lah gue kira gratis?," Bara pun tertawa puas karena berhasil mengerjai Adi hingga lagi-lagi Thea membuatnya berhenti tertawa untuk uang kedua kalinya.

"Um... Bara tunggu," panggil Thea lalu berlari kecil menghampiri Bara, Barapun menoleh lalu tersenyum ramah.

"Apa? Mau ikut ditraktir sama Adi juga? Lumayan loh The, tiga hari bisa ngirit uang jajan," ujar Bara membuat Adi menggeleng lalu beralu pergi setelah mengatakan sesuatu.

"Lo aja yang bayarin, lo kira gue tukang traktir orang apa," ucap Adi sebelum benar-benar pergi membuat Bara tertawa lagi.

"Kok gue ngerasa dia bukan Bara yang biasa gue kenal, ya?," tanya Thea dalam hati.

"Eh iya, ada perlu apa sama gue?"

"Gak ada sih... Sebenernya gue cuma mau nanyain kabar lo aja."

"Lah? Kan, gue bilang gue sehat, aneh lo"

"Lo yang aneh, Bar."

"Si Zeidan asu kemana?," tanya Bara, "Tumben gak bareng lo?."

"Itu... Dia...," Thea menjeda ucapannya, haruskah ia memberitahukam pada Bara perihal hubungannya yang sudah kandas bersama Zeidan?.

Chase with You [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang