30. Malam minggu

342 43 5
                                    

        Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, bahkan ujian kelulusan anak kelas 12 pun telah diumumkan, yaitu akan dilaksanakan 2 minggu lagi.

Malam ini adalah malam minggu, malam yang menyenangkan bagi sebagian orang tapi tak sedikit yang merasa biasa saja atau bahkan sedih (?)

Sedih karena apa? Kalian pasti tau jawabannya apa.

Bara saat ini sedang berjalan seorang diri disekitaran danau yang memang sering dikunjungi banyak orang terutara anak muda pada saat malam minggu seperti ini.

Meski banyak yang bersama dengan pasangannya, Bara sama sekali merasa tidak terganggu jika mungkin ada yang meledeknya karena berjalan sendirian tanpa didampingin oleh pasangannya. Ya, tentu saja karena memang Bara itu jomblo.

"Capek ah, dari tadi nyari angin, anginnya gak ketemu-ketemu, mending gue ngaso dulu sebelum gue lanjut cari lagi tuh angin," ujar Bara lalu duduk dibangku panjang yang terbuat dari besi tanpa sandaran berwarna putih. Posisinya tepat dipinggir danau.

Kemudian matanya tak sengaja memperhatikan kedua orang berlawanan jenis yang sedang menaiki perahu kayu, dimana si perempuan terlihat malu-malu saat si laki-laki yang tengah mendayung dengan pelan melemparkan gombalan padanya.

"Cih, kapan, ya gue bisa gitu sama Thea manis dingin?," ucap Bara tanpa sadar, lalu sesaat kemudian ia menggelengkan kepalanya, "Apaansih? Kok gue malah mikirin dia?!," tanya Bara pada dirinya sendiri.

Merasa mulai tidak nyaman dengan keadaan disekitarnya, dia pun berdiri dan kembali melanjutkan tujuannya untuk mencari angin. Memang setidak ada kerjaan itu dia sekarang. Padahal seharusnya dia bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar bukan?

Brukkk...

Saat tengah berjalan mulai menjauhi area sebelumnya, tetiba saja ada seseorang yang tanpa sengaja menabrak punggungnya. Sontak Bara pun berbalik untuk mengetahui siapa yang baru saja menabraknya itu.

"Thea?"

"Bara... Bara tolongin gue...," ucap Thea yang memohon dengan sangat, tentu membuat Bara menjadi khawatir saat ini.

"Kenapa? Lo kenapa?," tanya Bara dengan tidak sabaran.

"Gue-"

"Hei! Udah cukup belum main kejar-kejarannya?," tanya seseorang yang tiba-tiba datang dan memotong jawaban Thea.

Pandangan Bara langsung tertuju pada laki-laki yang mengenakan setelan jas hitam itu. "Siapa lo, berani gangguin Thea?," tanya Bara dengan dingin sembari menarik Thea agar berada dibelakangnya.

"Yaelah, lo siapa? Pacarnya?," laki-laki itu balik bertanya pada Bara, Bara hanya diam menunggu laki-laki itu selesai bicara.

"Kayanya bukan deh, jadi gakpapa, kan, kalo gue mau bawa cewek cantik itu?"

Kedua tangan Thea terkepal kuat mendengar laki-laki asing itu bicara demikian. Thea merasa harga dirinya sedang direndahkan.

"Mending sekarang lo pergi dan serahin cewek itu ke gue, kalo lo masih mau ngerasa aman."

"Thea bukan barang yang bisa lo pinta dan gue serahin gitu aja, sialan!!!"

Bughh!!!

Bara yang sudah naik pitam pun berhasil melayangkan satu tinjuan pada rahang si om tersebut.

"Tcih," decih laki-laki yang baru saja Bara pukul sambil menyeimbangkan tubuhnya yang hampir tersungkur keaspal.

"Berani main tangan sama gue, ya, bocah?"

"Apa hah?! Lo pikir gue takut sama lo?! Sini maju lo, tua!!"

Thea yang mulai ketakutan pun berusaha menghentikan Bara dengan meraih lengan kanannya. "Bara, udah, mending kita lari aja dari sini, ayo," bisiknya, mengusulkan.

Chase with You [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang