1. Flashback

786 70 10
                                    

      Namanya Bara Agarta, Biasa dipanggil Bara dan sering dipanggil Bara api unggun oleh Ara Lathea yang sering dipanggil Thea manis dingin oleh Bara. Sebetulnya, maksud Bara itu adalah teh manis hangat, tapi karena Thea bersikap acuh padanya, makanya Bara memanggilnya Thea manis dingin.

Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya, Bara ini mencintai Thea sejak kelas 10 dan kini mereka sudah kelas 11. Mereka memang sekelas, sama-sama berada di kelas Biologi.

Zeidan? Nama lengkapnya Zeidan Grathama, dia berada di kelas Fisika. Sebetulnya Zeidan adalah teman masa kecil Thea, mungkin bisa dibilang teman dari orok. Mereka selalu bersekolah di tempat yang sama sedari TK hingga saat ini. Mereka sudah seperti anak kembar yang kemana-mana selalu bersama, bahkan tak sedikit yang mengira bahwa mereka pacaran.

Dan tiba suatu hari, hari ketika Thea dan Zeidan duduk di kelas 9, hubungan pertemanan mereka kian merenggang karena Thea mengaku bahwa dia manaruh perasaan lebih terhadap Zeidan. Zeidan yang sudah menganggap Thea seperti adiknya sendiri pun tentu merasa kaget, bagimana mungkin Thea bisa memiliki perasaan yang demikian itu padanya sedangkan dirinya tidak?

Terlebih, Zeidan sudah memiliki pujaan hati bernama Ghea, adik kelas mereka.

Flashback on:

Thea baru saja datang menghampiri Zeidan yang sedang membaca buku pelajaran di taman sekolah, karena sudah kelas 9 dan sebentar lagi ujian, Zeidan harus banyak belajar supaya bisa lulus dengan nilai yang bagus.

"Rajin banget sih kamu baca bukunya," ujar Thea yang sudah duduk disebelah Zeidan.

"Hehe... Harus dong Ra, sebentar lagi, kan, ujian tau, kita harus banyak belajar," Sahut Zeidan yang memang memanggil Thea 'Ara'.

"Iya sih Dan, tapi aku males. Nanti kalo ujian aku nyontek ke kamu aja gimana? Boleh, kan, kan, kan?," Zeidan pun terkekeh melihat Thea yang menunjukkan poppy eyes nya itu. Dan dengan pelan, Zeidan memukulkan buku ditangannya ke wajah sahabatnya itu.

"Enak banget, ya, bilang gitu, ketauan pengawas ujian bisa dikeluarin kamu dari kelas," ujar Zeidan sambil terkekeh.

"Aduhhh, jangan pake mukul juga kali, kasian nih muka cantik aku kesakitan," sahut Thea sambil pura-pura ngambek.

"Iyaa, maaf deh...," Bibir Thea pun perlahan mengukir senyuman, Zeidan memang seperti itu, sekecil apapun kesalahan yang ia perbuat, ia pasti akan langsung meminta maaf pada Thea, itu yang membuat Thea kagum pada Zeidan.

Tanpa sadar, Zeidan pun membalas senyuman Thea, alhasil mereka jadi saling pandang dan saling memberi senyuman beberapa saat.

"Woi, udah liatinnya, aku ganteng, ya?," ucap Zeidan memutus adegan saling pandang tersebut.

"Iya kamu ganteng banget, sampe aku suka sama kamu," sahut Thea dengan jujur yang justru malah menimbulkan kesan ambigu bagi Zeidan.

"Suka?...," Thea pun mengangguk. "Ah... Suka sebagai sahabat, kan, maksud kamu, Ra?," tebak Zeidan dan kali ini Thea menggeleng.

Kedua tangan Thea perlahan menggenggam kedua tangan Zeidan. Bisa dilihat dari ekspresinya, laki-laki itu kebingungan saat ini.

"Bukan cuma sebagai sahabat, Dan, sebenernya aku suka sama kamu udah dari lama, lebih dari sekedar sahabat," ucap Thea mengakui perasannya yang selama ini ia pendam.

"Maksud kamu gimana? Aku gak ngerti," jawab Zeidan yang semakin kebingungan.

"Aku tau, kamu pasti paham maksud dari kata 'suka lebih dari sahabat' itu apa. Aku cinta sama kamu, Zeidan."

Zeidan kaget bukan main mendengar pengakuan Thea barusan, ia pun segera melepaskan tangannya dari genggaman Thea.

"Kenapa? Kamu gak percaya?."

"..."

"Selama ini, aku sengaja diam, soalnya kalo aku ngomong, aku takut merusak suasana. Apalagi, aku gak mau persahabatan kita rusak cuma gara-gara aku suka sama kamu."

"Ra... Tapi-,"

"Aku juga yakin sebenernya kamu juga suka, kan, sama aku, Zeidan?," potong Thea lalu tersenyum membuat Zeidan seolah mendadak bisu.

"Aku tau, sulit merubah hubungan persahabatan yang udah bertahun-tahun menjadi hubungan pacaran. Tapi... Kalo kita sama-sama suka, gak ada salahnya, kan, kalo kita jalanin dulu... Yaa meskipun nantinya jadi agak aneh sih...,"

"Kamu salah Ra!," ucap Zeidan sambil berdiri dan membuat Thea ikut berdiri.

"Maksudnya?"

"Ya... Kamu... Salah aja, aku...," Zeidan memilih diam dan tidak mau meneruskan kalimatnya, karena takut salah bicara dan malah membuat Thea kecewa.

"Sebentar lagi, bel, Ra, aku masuk duluan, ya, kamu jangan bolos," ucap Zeidan mengalihkan pembicaraan dan pergi begitu saja meninggalkan Thea. Bel masuk akan berdering sekitar 10 menit lagi, ucapan Zeidan barusan hanyakah alibi untuk menghindari pembicaraannya dengan Thea yang menurutnya... Ah sudahlah...

"Zeidan kenapa, ya? Padahal, kan, bel masih sepuluh menitan lagi," gumam Thea lalu kembali duduk.

"Apa... Zeidan cuma beralasan untuk ninggalin gue karena dia gak mau bahas soal pacaran? Terus jangan-jangan, dia gak suka lagi sama gue?," tambah Thea mengoceh sendirian.

Semangatnya mendadak hilang, pikirannya berkecamuk, ia menduga bahwa Zeidan tidak menyukainya, Zeidan tidak memiliki perasaan yang sama dengan apa yang Thea rasakan selama ini.

Thea jadi menyesal karena telah menyatakan perasaan yang sesungguhnya pada Zeidan. Dan hal yang ia duga pasti akan terjadi, Zeidan pasti akan menjauhinya. Thea harus apa sekarang? Ia tidak mau jauh-jauh dari Zeidan, lebay memang, tapi Thea mengganggap Zeidan adalah separuh nafasnya.

"ARRRGGHHH BEGO BEGO BEGO. Seharusnya gue gak bilang kalo gue punya perasaan lebih ke Zeidannnn," gerutu Thea merutuki dirinya sendiri.

"Mau gak mau, mulai sekarang gue harus perjuangin Zeidan. Gue harus dapetin hatinya Zeidan. Gue gak mau ada jarak diantara gue sama Zeidan. Pokoknya gue bakal deketin Zeidan meskipun dia ngehindarin gue terus. Itu harus!!" ucap Thea mengucapkan sumpah serapahnya dengan gigih, tanpa memperdulikan beberapa teman satu sekolahnya yang memperhatikannya sedari tadi.

"Apa lo pada ngeliatin gue?! Terpesona? Haduhh maap ya, kecantikan gue ini cuma untuk Zeidan. Just Zeidannnn," ujar Thea yang ternyata didengar oleh Zeidan yang bersembunyi dibalik dinding.

"Araa, kenapa jadi gini sih??," gumam Zeidan. "Kita itu sahabat, gak mungkin jadi pacar," tanbahnya lalu berlalu pergi.

Dan dari sinilah awal mula Zeidan menjauhi Thea, hingga Thea mengira alasannya selain karena dirinya menyukai Zeidan, laki-laki itu juga menjauhinya karena Ghea.

Tahun pun berganti, mereka sudah lulus dan pindah menduduki bangku kelas 10. Tanpa Zeidan duga, ternyata dia dan Thea satu sekolah lagi. Sial, padahal ia ingin cepat lulus agar bisa terbebas dari gadis itu, tapi ternyata dia kembali dipersatukan di sekolah yang sama.

Dan disaat itu pula, Thea bertemu Bara, laki-laki yang mengaku jatuh cinta pada pandangan pertama padanya. Sudah berkali-kali ditolak pun, Bara tetap keukeuh memperjuangkan Thea.

Bara terus mengejar Thea yang berlari mengejar Zeidan yang jatuh hati pada Ghea. Rumit, sangat rumit, tapi memang itulah kenyataannya.

Flashback off.

***

.
.
.

Ya memang seperti itu gak enaknya berteman sama cowok, resikonya terbawa perasaan. Kalo diungkapin, hubungan pertemanannya bisa renggang :(

Makasih udah baca cerita ini, jangan lupa tinggalkan jejak kalian, ya !!

Chase with You [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang