6.Sisi lain

241 50 8
                                    

''Bagaimanapun keadaannya, takdir selalu menjalankan tugasnya dengan baik.''

.

Tiara menatap para polisi yang berkeliling di sekitar halaman sekolahnya. Masih banyak siswa siswi yang berdiri menonton kejadian tadi, termasuk Tiara sendiri. Jenazah Nisa sudah dibawa pergi dari sekolah dan sekarang tinggal penyelidikannya.

Ia masih belum percaya dengan apa yang terjadi. Di dalam pelukan Nuca, Tiara masih terisak pelan. Nisa anak yang malang, harusnya ia yang lebih kuat bisa melindungi gadis itu tapi ia gagal kali ini.

Kasus kematian Nisa menggemparkan seluruh warga sekolah. Bahkan beritanya sudah sampai keluar, para wali murid ada yang sampai datang ke sekolah untuk memastikan keadaan putra putri mereka. Kepala sekolah bilang, Nisa meninggal sekitar pukul tiga dini hari tadi. Sudah sangat lama sejak ia tergeletak disana sampai orang orang menemukannya pagi tadi sekitar pukul enam.

Tiara tau ini bukan salahnya, tapi perasaannya mengatakan kalau ia harus melakukan sesuatu. Ia teringat satu alasan kuat yang kemungkinan adalah penyebab Nisa bunuh diri. Ia bangkit melepaskan pelukan Nuca dengan kasar lalu berlari menuju lantai tiga dimana kelas 12 berada. Mengabaikan jeritan Nuca dan Anrez yang menyuruhnya berhenti. Mereka takut Tiara melakukan hal yang buruk.

Tapi Tiara tidak peduli, ia berlari menuju lantai tiga secepat yang dia bisa. Tujuannya hanya satu, membalaskan dendam Nisa dan rasa sakit hati gadis itu.

Dua orang pemuda dan seorang gadis duduk di depan kelas XII IPS 4 sambil mengobrol. Seolah tidak memiliki beban, ketiganya saling bercanda tanpa tau Tiara dengan emosi yang menggebu gebu mendatangi mereka siap untuk kembali menggemparkan sekolah.

''Woy, bangun lo setan!''

''Ap--'' Tiara langsung menarik kerah seragam salah satu pemuda itu dan melayangkan tinjuan sebelum pemuda itu sempat bertanya.

Bughh

Mark tersungkur di lantai sambil memegangi pipinya yang ditonjok Tiara. Tidak main main, walaupun kecil Tiara itu kuat sekali. Bahkan sudut bibir Mark terlihat memar dan berdarah. Mark bangkit lalu mendorong Tiara hingga gadis itu menabrak tembok pembatas yang berhubungan langsung dengan lantai dasar, yang artinya jika Tiara sampai melewati tembok itu, ia akan jatuh.

''Lo apaan sih?! Mau cari masalah sama gue?!!'' bentak Mark sambil mencengkeram kuat lengan Tiara. Ia tidak peduli Tiara itu perempuan, karena siapapun yang mengganggu ketenangannya akan dia hajar.

Bukan Tiara namanya kalau langsung takut begitu saja. Ia menampar Mark dengan tangan kirinya yang bebas. Begitu kuat sampai Mark melepaskan cengkramannya di lengan Tiara. Mahen maju untuk membantu Mark tapi perutnya malah langsung di tendang oleh Tiara. Ia kembali terduduk tapi di lantai.

''Kalian itu penjahat yang nggak pantes buat hidup!'' jerit Tiara sambil menunjuk ketiga orang itu. Shakira berjongkok untuk membantu Mahen berdiri sedangkan Mark berpegangan pada kursi panjang di depan kelas itu mencoba untuk bangkit.

Tiara emosi, ia ingin melampiaskan semua emosinya pada tiga orang di depannya itu. Tidak peduli banyak orang yang kini menonton mereka. Tidak ada yang berani maju untuk memisahkan karena mereka tau itu Tiara, juara taekwondo nasional dan sering latihan tinju juga. Sekali kena jotos bisa tepar mereka.

''Lo yang jahat, kita nggak tau apa apa tapi lo tiba tiba nyerang Mark!!'' pekik Shakira. Mahen berdiri dengan tertatih sambil memegangi perutnya yang di tendang Tiara tadi.

Eccedentesiast (Anrez & Tiara) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang