''Kita hidup di jaman yang lebih mengutamakan keformalitasan daripada keadilan.''
.
''ORANG ORANG MENCARI KEBENARAN LEWAT FORMALITAS, TIDAK PEDULI ITU ADIL ATAU TIDAK!''
''SATU SATUNYA YANG AKU PEDULIKAN DI SINI ADALAH UANG! hanya uang yang mampu membungkam setiap mulut sampah orang orang sok suci itu.''
''KALAU BEGITU KENAPA KITA MENIKAH DULU?! KALAU TAU AKHIRNYA AKAN SEPERTI INI, LEBIH BAIK AKU TIDAK MENIKAH SAMA SEKALI.''
''Terlalu terlambat, Mith untuk mengakatan itu. Tidak ada yang bisa di rubah lagi.''
''BISA! KITA BISA BERCERAI DAN SEMUANYA AKAN KEMBALI SEPERTI SEMULA!''
BRAK
''Shit!''
Tiara mengumpat lirih setelah bunyi pintu yang ditutup secara kasar itu terdengar. Lagi lagi orang tuanya bertengkar. Entah masalah apa kali ini, tapi untuk yang kesekian kalinya Tiara merasa sangat buruk. Ia menutup kedua telinganya sejak tadi. Menggunakan sebuah earphone hitam pemberian kakaknya bulan lalu. Memutar musik keras keras namun tetap saja suara penuh kebencian dari Raka dan Sasmitha masih terdengar.
Bercerai yah?
Jika dengan perceraian mereka berharap kembali seperti semula, apa itu artinya mereka akan membuang Tiara? Tiara sudah cukup menjadi sampah selama ini, apa hanya untuk melihatnya sebagai seseorang yang berharga itu sangat sulit?
Selama 16 tahun hidupnya, Tiara tidak pernah tau bagaimana rasanya memiliki keluarga yang harmonis. Setiap hari hanya bertengkar, adu mulut, kdrt, dan segala bentuk makian dari orang tuanya sendiri yang Tiara dapatkan. Apa salah jika Tiara berharap ingin mati saja?
Tidak lama setelah suara bantingan pintu itu, rumahnya kembali senyap seperti biasa. Tiara mematikan suara musiknya lalu melepas earphone yang menutupi kedua telinganya tadi. Ia duduk bersila di atas ranjang dengan punggung bersandar di kepala ranjang beralaskan bantal tebal miliknya.
Tiara menghela nafas pelan, ''Kalau gue pengen mereka bertahan, mereka atau gue yang egois?'' Tanyanya pada diri sendiri.
Tiara hanya memiliki satu keinginan, bisa bahagia bersama orang orang yang dia sayang sebentar saja. Walaupun hanya sekali seumur hidupnya, Tiara akan sangat bersyukur jika bisa merasakannya. Hanya sekali, dan setelahnya tidak lagi, karena Tiara yakin ia hanya butuh bisa merasa bahagia walaupun hanya sebentar. Setidaknya sebelum dunia semakin berubah dan semesta semakin berlaku tidak adil.
''Jangan mati dulu, Ti.'' Gumamnya sebelum menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
.
.
.
Hai bestie🖐🤣
Ini aku bawain cerita baru buat kalian. Enggak baru si sebenernya, ini Cerita judulnya Eccedentesiast sama seperti yang ada di work aku tapi versi Anrez Tiara. Aku pikir sekalian nungguin aku update Dia Mutiaraku kalian bisa baca ini dulu gitu😄✌
Nah kalau kalian nggak mau kena spoiler cerita, jangan baca cerita yang satunya ya gais🤣 baca di sini aja biar lebih ngefeel kalau castnya kalian kenal. Menurutku gitu sih ya. Hehe
Jadi tungguin aku update chapter selanjutnya ya, kan udah tamat nih di work aku jadi tinggal up aja.
See you, babay
(\ _ /)
(;>.<)
/ >💝Luv u all
![](https://img.wattpad.com/cover/293601027-288-k91769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast (Anrez & Tiara) [✔]
FanficBagaimana jika seorang wakil ketua osis terhormat seperti Anrez harus berurusan dengan murid nakal seperti Tiara? Muhammad Anrez Adelio, laki laki dengan segala sifat dinginnya, terpaksa mengikuti perintah Raja Giannuca untuk memaksa Mutiara Glassi...