8.Tidak Berhati

245 48 15
                                    

''Tidak semua perbuatan memiliki alasan, tapi apa yang aku perbuat sekarang memegang sebuah alasan penting tanpa kamu tau.''


.

Tiara dan Lyodra mengobrol di atas tempat tidur Tiara. Beberapa camilan yang baru saja diantarkan oleh maid di rumah Tiara kini berada di pelukan keduanya. Mereka makan sambil tidak berhenti bercerita.

''Jadi, kasusnya beneran selesai? Maksud gue diberhentiin begitu aja?'' Tiara mengunyah sebuah keripik manis di toples yang ada di pelukannya. Ia bisa melihat Lyodra yang mengangguk biasa, ia geram tapi tidak bisa melakukan apa apa. ''Kalau aja dulu kita punya bukti kejahatan Mark, itu bisa buat penjarain dia.''

''Percuma, mrs.Anne itu nggak akan menghukum mereka sebesar apapun kesalahannya.'' ucap Lyodra menggebu.

Cuaca sedang panas panasnya, Lyodra haus dan kepanasan. Tapi dia malah disuruh mengambil buku paket di kantor guru. Katanya ada di meja pak Hadi, guru mata pelajaran matematika. Dia sendiri, tadinya mau ditemani Chantika teman sebangkunya. Tapi dia menolak, katanya dia bisa sendiri. Lagian percuma kalau ngajak orang juga, yang bawa pasti dia sendiri.

Ia berdiri di depan pintu ruang guru yang sedikit terbuka, memperlihatkan dua orang yang tengah bicara, mereka terlihat serius. Awalnya Lyodra tidak ingin mempedulikannya, tapi begitu mendengar nama Nisa di sebut, ia jadi penasaran. Sepertinya menguping sebentar tidak masalah.

''Saya sudah menduga ini akan terjadi,'' Anne menatap kearah lain, di depannya ada sosok pria paruh baya yang menunduk takut.

''Maaf, apa anda sudah mengetahuinya sejak lama?'' tanya pria itu pelan. Anne bergeming di tempatnya, tangan kanannya meremas kertas putih yang ada di atas meja.

''Saya sudah tau kalau anak bernama Nisa itu mendapat perlakuan buruk dari senior dan teman sekelasnya sejak lama. Tapi saya membiarkannya, toh saya pikir ini hanya masalah remaja biasa.'' jelas Anne, kepala sekolah berambut sebahu itu menyibakkan rambutnya dengan kasar. ''Bersihkan semua berita yang tersebar! ini sekolah elite, dan kasus seperti ini bisa membuat nama sekolah kita jelek.'' Anne menatap tajam pria yang tertunduk didepannya itu.

Pria itu mendongak cepat menatap atasannya penuh tanya, bagaimana bisa kasus sebesar ini di lewatkan begitu saja? Sedangkan sudah sangat jelas kalau korbannya nyawa di sini. ''Tapi mrs. Ap--''

''Jangan membantah ucapan saya, kamu mau saya pecat?'' potong Anne keras, ia menggebrak meja tanpa sadar membuat pria itu berjenggit terkejut. Ia segera mengangguk, sekasihan apapun dia dengan anak bernama Nisa itu, ia akan lebih kasihan dengan anak dan istrinya jika mereka tidak bisa makan.

''Keluar, selesaikan pekerjaanmu!'' Setelah itu, pria tadi segera beranjak pergi. Dalam hati ia meminta maaf pada Nisa karena tidak bisa menolongnya. Yah walaupun ia tidak sepenuhnya mengenal anak itu.

Lyodra bersembunyi di balik tembok saat mendengar suara mrs. Anne yang menyuruh pria itu pergi. Ia mengepalkan kedua tangannya menahan geram, bagaimana bisa ada kepala sekolah secongkak itu? Pantas saja banyak murid yang tidak mendapatkan keadilan, ternyata penyebabnya adalah kuasa. Nisa itu anak orang tidak punya, makannya ia menyandang gelar nerd, dan itu membuat banyak anak tidak mau berteman dengannya. Ia yakin, bullying yang diterima oleh Nisa sudah diketahui oleh para guru. Pantas saja tidak ada satupun dari mereka yang pernah muncul untuk membebaskan gadis itu karena memang mereka tidak ingin ada cap buruk untuk sekolah jika hal itu sampai ketahuan dan menyebar ke luar sekolah.

Eccedentesiast (Anrez & Tiara) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang