James melamun duduk di meja Kantornya. Langit di kota Dily begitu biru hari ini.
"Tumben, kamu melamun James?" Seira meletakan kopi di meja James.
"Terima kasih Sei"
"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Seira lagi.
"Banyak hal..."
"Soal ibu?"
James melirik Seira di depannya.
"Kamu siap menemuinya?" Tanya James sambil menghirup kopinya.
"Menurutmu? Apa kita siap menerimanya kembali? Aku rasa tidak"
"Dia sangat mirip kamu"
"Benarkah?"
Seira menarik napas panjang. James pun diam.
"Tapi aku benar-benar belum siap bertemu dengannya"
"Hm, jangan memaksa dirimu"
Seira menaikan pundaknya. Dia tidak tertarik obrolan tentang ibunya.
"Oh iya, coba kamu lihat ini laporan dari Claire untuk proyek kemarin" Seira memberikan selembar kertas.
"Bagaimana menurutmu?" James tidak mengambil kertas itu.
"Not bad, beberapa mengalami peningkatan nilai"
"She is clever" James tersenyum senang.
"Tadinya aku ragu mengiyakan, Tapi dia benar-benar Mengerjakannya dengan baik"
Seira mendekatkan wajahnya ke James.
"Aku tidak menyangka, kamu bisa memilih wanita yang tepat. Lihat mukamu senyum-senyum sendiri seperti orang bodoh" Seira tertawa.
"Mungkin aku akan segera menikahinya" James menopang dagunya.
Seira membesarkan matanya.
"Claire mau menikahimu?" Seira tidak percaya.
"Dia harus mau kalau perlu kupaksa"
"Dasar bodoh!" Seira menjitak kepala James.
"Baiklah, aku pergi dulu"
James menepuk jidatnya. Entah kenapa tiba-tiba ada pikiran dia harus menikahi Claire. Terlalu banyak hal yang membuatnya terbiasa dengan Claire. Dia yakin wanita itu juga menginginkan dirinya. Claire tidak pernah bisa menolaknya.
"Iam being selfish about her"
===
"Huaching!"
Claire tiba-tiba merasa kedinginan. Dia menutup laptopnya. Dan berbaring di ranjangnya."Ahhh syukurlah aku diijinkan libur sehari sama James"
Ditatapnya langit-langit flatnya. Lama dirinya meninggalkan Flat itu. Walau pun kecil, Claire sangat menyukai tempat itu.
Berkali-kali, James memaksanya untuk pindah dari situ bahkan dia mau membelikannya sebuah apartemen yang lebih besar, tapi Claire tetap nyaman disitu.
"Uh laper... Bikin mie instan ah"
Claire menuju dapurnya. Mengecek beberapa merk mie instan yang dia ingin makan. Kemudian dia merebus air dan menunggu.
Ping
Handphonenya berbunyi, ada pesan masuk.
Claire mengambil handphonenya.
"Hei... Sibuk?"
pesan dari James.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Miliknya
RomanceClaire Irine, 29 tahun. Setelah putus dengan tunangannya, Claire memutuskan merantau ke kota Dily untuk kehidupan baru dan berusaha menyibukkan diri untuk bekerja. James Swordly, 40 tahun. James seorang owner perusahaan yang sukses dan orang penting...