Part 28

6.4K 420 1
                                    

.... James?

James membuka matanya. Dia bangun dengan terkejut. Tiba-tiba kepalanya sakit, matanya silau! James mengusap matanya.

Oh, dia sudah tidak berada di gudang.

Tatapan Jody di sampingnya membuatnya terkejut.

"Pak, syukur lah anda sudah sadar?"

James menaikan alisnya saat Jody mengacungkan jarinya.

"Ada apa?" Tanya James

"Ini berapa?"

"Tiga?" Jawab James.

"Ini?" Lagi-lagi Jody mengacungkan jarinya.

"Lima?"

"Eh kamu ngapain si?" James tiba-tiba sadar Jody mengerjainya.

"Bu.. bukan pak, Pak James Cidera di kepala"

James mencoba menelaah perkataan Jody. Dia menatap sekelilingnya, dia sadar dia ada di rumah sakit. Kepalanya terasa perih dan berat, pendengarannya terasa tuli.

"Apa yang terjadi?" James memegang-megang kepala sebelah kirinya yang ditempel kasa.

"Leon memukul kepala Pak James dengan balok kayu, tapi itu 8 hanya jahitan pak"

James membesarkan matanya. Dia ingat Leon mengambil balok di bawah kursinya dan dirinya hanya ingin pergi keluar gudang itu, setelah itu dia tidak ingat apapun...

"Lalu? Dia...?" James menelan ludahnya.

"Ibu Seira sudah mengaturnya Pak James, maaf kan saya lambat untuk masuk" wajah Jody merasa bersalah.

"Sudah, bukan salahmu"

James sadar, dirinya sangat bodoh menganggap Leon bukan ancamannya saat itu. James melihat handphonenya di meja. Pikirannya mulai menyusun balas dendam... Haruskah dia membayar orang membakar kantor William Morris... Atau membayar orang untuk memukuli Leon dan mematahkan kakinya dengan balok... Atau...

"Uh" tiba-tiba James merasakan perih luar biasa.

Tok tok

Pintu terbuka, dan Claire mengintipnya dari pintu.

"James?" muka Claire terlihat habis menangis.

James terdiam, kemarahannya mereda saat melihat wanita yang dicintainya itu datang. Dia tidak mau mengotori dirinya untuk balas dendam. Sekarang, Dia hanya ingin dirinya dan Claire menikah sesuai schedule, apapun yang terjadi.

Claire mendekati james. Matanya merah dan bengkak. Air matanya menetes.

"Hei sayang, aku tidak apa-apa" James memegang tangan Claire.

"Aku sudah bilang jangan pergi sendiri!" Claire menangis histeris. James hanya diam melihat kekasihnya itu memeluknya sambil menangis histeris. James mengusap-usap punggung Claire.

Sedang Seira hanya berdiri didepan pintu, hanya memandangi Mereka. James tersenyum datar melihat Seira yang menggelengkan kepalanya.

===

"Kalau tidak ada Jody, kemungkinan Leon memukul kepalamu lebih dari satu kali?" Seira terkejut membaca surat dari dokter.

James hanya tersenyum datar, dia juga baru lihat mukanya lebam, yang parah trauma di kepalanya, untung Hidungnya tidak patah.

"Hmm... ketampananku yang hilang" James tertawa sambil meringis melihat wajahnya di cerminnya. Claire heran, James masih bisa tertawa.

"Aku tidak percaya ada orang sejahat Leon!" Claire sangat kesal.

Misteri MiliknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang