"Apa kamu mau wine Claire?"
Claire sedikit ragu menolak saat Adelio menawarkan wine kepadanya.
"Dia tidak minum" James meneguk Winenya. Claire mengangguk.
"Oh, baik lah" Adelio mengangkat tangannya, tanda ke pelayan agar pergi.
"Jadi kamu CEO Swordly company?" Tanya Adelio.
"Kakakku Seira" James menjawab singkat sambil melahap pastanya.
Adelio menyadari, dia lupa kalau dia juga punya kakak tiri perempuan. Pasti dia lebih kelihatan sulit didekati daripada James.
"Sayangnya, Dia belum ingin bertemu kalian" James meletakan garpunya. Adelio mengerti kondisi ini.
"Ah, aku minta maaf mewakili keluargaku. Sebenarnya ibu berusaha dari dulu untuk mendekati kalian..."
"Kita sudah bahagia masing-masing, kalau bukan karena Claire, aku tidak akan pernah mau juga bertemu kalian"
Claire yang sedari tadi hanya diam, terkejut James menyebut namanya.
"Claire ini...?"
"Calon istriku"
"Ah... Kalian memang sangat cocok sekali"
"Tentu saja, dia wanita yang lebih baik dari ibu kandungku sendiri" James menghabisnya pastanya.
Claire merasa tidak enak, dengan suasana kaku ini. Claire hanya mencoba tersenyum saat Adelio menatapnya.
"Aku ke kamar kecil dulu" James beranjak dari kursinya. Dia masih menunjukan wajah tidak ramah kepada Adelio.
Claire hanya diam, sambil mengaduk Pastanya. Dia tidak tahu harus bicara apa dengan Adelio. Adelio hanya tersenyum sambil menyantap makanannya.
Suasana restoran itu tidak pun terlalu ramai. Hanya beberapa meja yang terisi. Suara musik terdengar sayup-sayup.
"Apakah susah mendekati James?" Tanya Adelio tiba-tiba.
Claire tidak langsung menjawabnya.
"Kenapa bertanya seperti itu?" Claire mengambil gelas air putihnya.
"Semua orang bilang sangat susah mendekati James Swordly, kami hanya sebatas kolega... Apalagi wanita" Adelio tertawa.
"Hm, hanya James yang bisa menilai seseorang itu baik atau tidak untuk dirinya, apapun komentar saya, belum tentu benar"
Adelio melihat Claire, penampilannya bukan seperti wanita yang bisa menarik para bos. Wanita-wanita yang terkadang terlalu over. Claire malah lebih terlihat biasa saja dengan James. Padahal semua orang tahu James Swordly itu siapa.
"Sudah berapa lama kerja dengan James?"
"Hm, mungkin sekitar sebulan"
"Tapi kamu hebat Claire, bisa sedekat ini dengan James, reputasinya dengan para wanita sangat lah buruk"
"Buruk?" Claire menatap Adelio.
"Dia tidak suka wanita yang menggodanya, bahkan aku tahu berapa kali kolega diputus kontrak hanya karena kelakuan mereka terlalu over"
Claire tahu, tapi dia tidak mau terpancing membalas perkataan Adelio.
James kembali ke mejanya.
"Kita harus kembali Claire, Seira menelpon"
"Ah iya"
"Terima kasih sudah berkenan untuk makan bersamaku" Adelio mengulurkan tangannya.
James tidak menyambutnya. Dia langsung pergi meninggalkan meja dengan wajah tidak ramah. Claire terkejut.
"Ah, Adelio terima kasih ya, maafkan kalau James tidak sopan begini"
"Tidak apa-apa Claire, lain kali kita bertemu lagi"
Claire mengejar James yang sudah mulai menjauh.
"Hmm" Adelio memahami James. Dia memang belum bisa menerima dirinya sebagai keluarganya.
Sikap James memang sangat dingin. Dia tidak mau tersentuh sisi pribadinya, kelihatan sekali dia membangun dinding yang tinggi kepadanya.
===
"James, kenapa kamu bersikap bersikap seperti itu?" Claire memasang sabuk pengamannya.
"Bersikap seperti apa?" James menyalakan mobilnya.
"Dia saudaramu juga kan?"
"Kamu cukup mengerti kan, aku tidak suka mereka" ekspresi James sangat dingin.
Claire tidak melanjutkan pembicaraannya. Mood James terlihat tidak baik.
"Aku hanya tidak mengerti soal proposal itu, sangat membuang waktuku" James tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
"Aku sering mengunjungi wilayah pinggiran itu, dan aku tahu betul wilayah itu. Kalau Swordly Company sudah pasti tidak akan mengambil resiko. Lahannya pun perlu dipadatkan, otomatis biayanya bengkak. Makanya tadi aku saran mereka harusnya membuat perumahan mewah" lanjut James.
Claire hanya mendengarkan.
"Kamu sering kesana?"
"Iya, kamu tahukan hobiku yang aneh. Aku sebenarnya suka tinggal di desa- desa untuk bekerja di ladang atau kemping di hutan berhari-hari"
Claire ingat saat pertama kali dia bertemu dengan James. Sampai Kondisinya tampak sangat lusuh dan lebih mirip gembel.
"Hmm, mungkin suatu hari mereka akan datang dengan proposal yang baru"
"Aku tidak tertarik, dari awal aku tidak suka, dan aku tidak akan merubah pendirianku" James menaikan pundaknya.
James tampak lebih dingin hari ini, Claire mungkin terbiasa dengan sikap James manis yang selalu menggodanya, tapi saat ini dia harus sadar James adalah bosnya. Tentu saja dia harus bersikap tegas.
"Kenapa?"
Claire terkejut, James sepertinya tahu dirinya melamun. Claire melirik ke wajah James yang fokus menyetir.
"Tidak apa-apa" jawab Claire pelan.
"Maafkan aku, aku coba untuk tidak membawamu kesituasi keluargaku yang berantakan ini"
"Ah, bukan masalah James" Claire benar-benar merasa tidak enak.
"Satu lagi, aku pusing..."
"Kamu masih sakit?"
James tertawa.
"Aku pusing dan sedang tidak enak hati, karena terlalu lama tidak menyentuhmu karena si sialan ini masih belum sehat benar" muka James terlihat kesal.
"Ah..." Muka Claire memerah.
"Sudah hampir sebulan aku mau gila" James tertawa.
"Tapi kamu akan segera jadi istriku... Aku tidak khawatir" Wajah James tampak lebih santai dibanding tadi.
"Yang penting kamu baik-baik saja James".
"Tentu saja aku baik-baik saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Miliknya
RomanceClaire Irine, 29 tahun. Setelah putus dengan tunangannya, Claire memutuskan merantau ke kota Dily untuk kehidupan baru dan berusaha menyibukkan diri untuk bekerja. James Swordly, 40 tahun. James seorang owner perusahaan yang sukses dan orang penting...