SALENA||25

15 13 40
                                    

Assalamu'alaikum guys.....

Hari ini aku up lagi nih, sorry banget udah kelamaan nunggu😢😫

***
"Sal, bentar lagi sekolah kita ngadain acara pensi." Clara yang menatap mata Salena.

"Terus?" balas Salena.

"Gimana kalau kita buat pertunjukan gitu, ntah apa kek," ucap Clara.

"Emang lo punya bakat?" sindir Lisda.

"Ehh! gini-gini gua punya bakat yang terkubur," balas Clara.

"Gua punya saran nih!" balas Salena.

"Apa!" serentak mereka.

"Gimana kalau kita buat dance?"

"Gua gak bisa dance," balas Clara dengan cepat.

"Apalagi gua Sal, bisa-bisa cedera duluan gua mah," Lisda menambahi.

"Kalau gak dicoba kapan bisa nya sih!" Salena yang berdecak kesal.

"Kita liat aja takdir nya gimana?" Clara yang Mendramatis.

"Aneh lo," ledek Lisda.

"Lah kan bener, biarkan takdir yang mempersatukan hati kita untuk mengikuti dance dari Salena," timpal Clara.

Suasana kantin yang begitu ramai dan banyak siswa-siswi yang sedang membahas persoalan tentang pensi sekolah,termasuk Ketiga cewe yang juga sibuk berunding, siapa lagi kalau bukan SCL GIRL'S yang paling heboh jika ada acara sekolah.

Setelah selesai berbincang tanpa di sadari waktu berjalan begitu cepat, dan bel sekolah berbunyi menandakan bahwa mereka harus masuk ke kelas segera mungkin dan  Semua siswa-siswi berhamburan untuk segera menuju kelas.

Lisda yang segera duduk dan langsung mengambil buku catatan yang berada di dalam tas nya "Untung aja kita gak terlambat masuk kelas, soalnya buk Dwi guru yang paling ganas yang pernah gua kenal," ucap Lisda.

"Syukur lah Lis," balas Salena.

"Hey kalian para cewe jutek," Sapa Ezer.

"Kalau nyari masalah jangan sekarang! gua malas," balas Lisda.

"Yaelah garang amat jadi cewe, udah persis kayak nek lampir" ledek Ezer.

"EZER!" balas Lisda menatap tajam kedua mata Ezer.

"Kenapa sayang," timpal Ezer yang mendekat wajah nya ke hadapan Lisda.

Plakk

Tamparan maut Lisda yang melintas di pipi kiri Ezer, yang membuat mereka menjadi sorotan teman sekelas nya.

"Mampus lo!" ucap Lisda dengan tatapan maut.

"Tangan lo pedes amat," ringgis Ezer.

"Makanya jangan ngeselin, kan jadi melayang" balas Lisda tak berdosa.

"Zer rasa nya gimana?" tanya wawan meledek.

"Diam lo!" ketus Ezer yang mengelus pipi nya.

"Yaudah Zer, lebih baik lo kembali sono ke habitat lo, daripada kena timpul lagi sama sebelah gua," ucap Salena memberi saran.

"Teman lo setengah iblis Sal, ngerih gua" balas Ezer menjauh dari mereka, dengan masih tetap mengelus pipi nya, sedangkan Lisda yang cuek seakan tak ber dosa dengan apa yang baru saja dia perbuat.

"Selamat siang semua" sapa buk Dwi yang memasuki kelas dengan wajah garang nya.

"Selamat siang buk" serentak mereka.

SALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang