TAHAP REVISI!
Pemaksaan cinta alias perjodohan, telah menyatuhnya dengan seseorang. Hingga pernikahan mereka dihadiahi bocah-bocah mungil sebagai perlengkap rumah tangga mereka.
-Lestiani Callista
-Muhammad Billar Bagaskara
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1 bulan berlalu. . .
Billar sudah mengambil cuti dari satu bulan lalu untuk menemani lesty dirumah. Usia kandungan lesty sudah menginjak 9 bulan, hal ini semakin membuat Billar waspada dan sigap. Menurut perhitungan dokter kandungan, perkiraan anak mereka lahir adalah sekitaran 1 minggu lagi.
Lesty bergerak gelisah diranjangnya, lantaran sakit pada perutnya. Perempuan itu meringis dan menjambak rambut Billar tengah terlelap disebelahnya.
"Billar sakittt" Teriak lesty. Billar kelimpungan, ia langsung bangun melihat lesty yang menangis sambil memegangi perutnya.
"Kenapa-kenapa?" Tanya Billar panik.
"Sakitt! Takut. anak aku kenapa?" Lesty memeluk Billar erat.
"Aaaasshhhh ssshhh sakitttt" Lesty menjambak-jambak rambut suaminya. Billar langsung melompat, ia menyambar baju didalam lemarinya, ia juga mengambil kunci mobilnya. Billar menguatkan dirinya untuk menggendong lesty sampai kedalam mobilnya.
Pukul 2 dini hari, Billar kelimpungan didalam ruangan UGD, sebelum akhirnya Lesty dipindahkan kedalam ruang persalinan.
Yap. anak-anak mereka sudah bosan berada dalam rahim mamanya. Orang tua mereka sudah berada didepan ruangan persalinan 15 menit setelah Billar menelpon mereka. Teman-teman Billar juga langsung meluncur setelah Billar mengirimkan pesan digrub.
"Tenang Lar. Lo jangan stres" Harris menepuk pundak Billar yang tak berhenti mondar mandir, berjongkok, kemudian berdiri lagi dengan wajah yang sangat khawatir.
"Lo kira rumah sakit rumah kedua o anjir!" Hariz menggeplak bahu Bimo, lantaran cowok itu masih menggunakan boxer tidur serta baju kaos tipis.
"Gue kaget langsung lompat dari kasur! Untung gue masih pake baju" Kata Bimo santai.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka, menampakan seorang dokter paruh baya yang sudah siap dengan pakaian dinas mereka.
"Gimana istri saya, dok?" Tanya Billar panik.
"Untuk suaminya bisa masuk, karena ibu lesty sudah pembukaan delapan, siap untuk melahirkan" semua tercengang, mamanya lesty mendadak lemas, ia terus merafalakan doa untuk anaknya.
Billar ikut masuk ruangan, disana Lesty tengah terbaring lemah dengan air matanya masih membasahi pipinya. Billar memeluk tubuh lesty, ia menghapus air mata perempuannya.
"Lar. . .takuttt" lirih lesty, ia kembali mengeluarkan air matanya.
"Aku ada disini sayang. kamu kuat ya?" Billar mengecup kening lesty.