Eps.10

9.2K 1K 8
                                    

Halo everybody selamat menikmati
(〜^∇^)〜
Jangan lupa vote and komen yaa
o(〃^▽^〃)o

"Ya iya lah ingat. Hari itu aku dan Ros bermain dan menemukan mu terkapar tak berdaya dengan banyak darah di bawah pohon besar, dan kami pun mengobati mu" ujar Ela menjelaskan dengan muka masam.

"Setelahnya kami telah melakukan kontrak darah" ujar Gin melanjutkan.

"Hah? Kapan?"

"Ck, pikun"

"Heh aku-"

"Saat aku menggigit tangan mu, kita telah membuat kontrak darah"

"Owh, gitu" sembari bersedakep dada dengan menganggukan kepala paham.

"Hmmm 100% gak ingat ni bocah
͡° ͜ʖ ͡°" batin Gin menerka

"Lah, kapan Gin pernah gigit yak?(҂⌣̀_⌣́). Ah bodo lah, gak penting juga" batinya
bertanya.

"Lah? Ke iket dong kita?"

"Maksudnya?" Tanya Ibu Arwen tak mengerti mewakilkan semuanya.

"Kontrak itukan sifatnya mengikat dua pihak kan?"

"Ya" jawab Samuel.

"Nah, orang yang memiliki kontrak otomatis ke ikat, benar?"

"Benar" jawab Uriel.

"Lah, kalo Ela ke iket dengan Gin, Ela bakalan jadi perawan tua dong (╯︵╰,) Hueeeee gak mauuu (┳Д┳)"

"Uhuk" Anorion sampai tersedak teh yang diminumnya.

"Pffft" Morohir menahan tawa.

"Ekhem" sedangkan Marques pura-pura tak mendengar.

"Heh kapas, gak gitu juga kali konsepnya ͡° ͜ʖ ͡°"

"Lah, terus? ಠ_ಠ"

"Kontrak darah itu mengikat sebagai partner, bukan teman hidup. Saat kita melakukan kontrak darah, diri mu masih bisa menikah, dan aku juga bisa memiliki istri" jelas Gin dengan muka masam.

"Hadeh, punya partner kok ogebnya gak ketulungan ヽ('ー`)┌" batin Gin meruntuki nasibnya sembari memandang malas Ela.

"Owhhhh, gito. Syukurlah (˘⌣˘)"

"Jadi, siapa nama asli mu?" Tanya Uriel penasaran.

"Aku tak punya nama. Kami akan mendapatkan nama setelah kami dewasa. Karena aku anak terakhir dari 3 bersaudara dan usia ku baru sebulan lalu dewasa. Maka, nama yang di berikan kapas sekarang adalah nama ku" jawab Gin tenang.

"Lah, kagak di cari sama orang tua?"

"Kami para harimau bila telah memasuki usia dewasa harus mandiri. Yahh, seperti aku contohnya" ujar Gin dengan dagu terangkat sombong sembari ekornya bergoyang minta dipuji.

Krik krik krik krik

"Oh, gitu. Hebat" ujar Ela dengan nada kasian sembari bertepuk tangan.

The Secret Tactics of FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang