Beri vote and komenya yaa bestie(*´∀'*)
Dengan ragu Ela pun mengagguk setuju "Baiklah" ujarnya lemas.
"Nanti setelah kamu sembuh sepenuhnya, aku akan memberikan semua penjelasan yang kau ingin kan. Untuk sekarang, fokuslah agar segera pulih, ya." Bujuk Alterio menatap Ela dengan kesungguhan.
Mengagguk dan memberikan jari kelingkingnya di depan Alterio "Janji?"
"Ya, janji" menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking milik Ela yang terasa lebih kecil.
"Baiklah, aku pergi." ia pun berdiri dan tak lupa mengecup pucuk kepala Ela yang seketika membuat Ela tertegun.
Setelahnya, Alterio meninggalkan ruangan tersebut dengan hati yang ringan.
Samuel dan Uriel yang memang mengetahui jika Ela dan Alterio merupakan mate dari penjelasan yang telah kedua orang tua mereka berikan, hanya bisa terdiam melihat pemandangan tersebut meski dengan perasaan dongkol yang teramat sangat.
Tak lama setelah Alterio pergi, terdengar suara ketukan pintu, setelah di izinkan masuk oleh Marchiones Skylar, pintu pun terbuka dan menampakkan dua orang maid yang membawakan troli yang berisi makanan sehat khas pasien. Setelah usai menata hidangan di atas meja yang terletak tak jauh dari ranjang, kedua maid tersebut pamit undur diri. Ketika Marchiones hendak meyuapi Ela, Uriel dan Samuel berebut agar mereka saja yang melakukannya.
Namun sayang, suara pintu yang dibanting dengan kerasnya, kembali mengalihkan perhatian mereka. Di ambang pintu terlihat sang ayah yang terengah-engah menatap ke arah Ela dengan pandangan yang bercampur aduk, antara rasa cemas, lega, gelisah, khawatir, bercampur menjadi satu. Marquess Skylar pun mendekati ranjang tempat putri pertamanya terlihat duduk menunggunya dengan senyuman tipis.
Tak lama kemudian, terdengar ketukan dari arah pintu yang telah terbuka lebar akibat gebrakan Marquess Skylar tadi. Setelah Marchiones Skylar mempersilahkannya untuk masuk, terlihat dua orang yang sangat keluarga mereka kenal memasuki kamar tersebut. Siapa lagi kalo bukan Daniel yang merupakan salah satu ksatria pasukan Verrill dan Baron Muda Oscar yang menjabat sebagai asisten Uriel sang Kepala Bagian Administrasi Istana, sepertinya keduanya datang dengan tujuan yang sama, yaitu membawa kedua orang tersebut. Selain itu, mereka juga berniat untuk menjenguk Nona Pertama Skylar yang katanya telah siuman, sepertinya kabar tentang siumannya Ela telah menyebar dengan sangat cepat layaknya tornado di tengah pemukiman.
Marquess Skylar mendekati ranjang putrinya, Marchiones yang paham pun menyingkir memberi ruang untuk ayah dan anak itu. Marquess duduk di samping ranjang Ela dan membelai surainya pelan. Dengan wajah lega sekaligus menahan tangis, ia mulai berbicara "Bagaimana kabar mu, putri ku?" dengan suara serak.
Ela yang melihat raut lega sekaligus menahan tangis di wajah sang ayah seketika langsung memeluknya
"Aku baik Pa, seperti yang kau lihat."Air mata Marquess Skylar menetes dari kedua matanya. Ia segera menghapusnya dan memeluk putrinya sayang "Syukurlah" dengan helaan nafas panjang.
Sedangkan Marchiones yang melihat itu tersenyum simpul. Kemudian terdengar suara bisik-bisik agak ribut (?) dari arah belakangnya yang membuatnya mengalihkan perhatian ke arah belakang. Ketika ia menengok, terlihat Samuel dan Uriel yang tengah di bujuk oleh Daniel dan Baron Muda Oscar agar segera kembali bekerja, sepertinya mereka tengah sibuk dan melarikan diri ketika mendengar jika Ela telah siuman. Marchiones terkekeh kecil melihat kedua putranya kekeuh ingin tetap di sini menunggu sang adik. Ia yang tau jika kedua putranya akan tetap keras kepala apabila menyangkut kedua adik perempuan mereka, akhirnya mulai angkat bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Tactics of Figuran
Fantasía{BUKAN NOVEL TERJEMAHAN} Nava, seorang Mahasiswa jurusan Desain Produk yang baru seminggu wisuda harus mengalami kejadian di luar nalar. Ia bertrasmigrasi ke dalam Novel Bloody Tears dan menjadi tokoh figuran yang seharusnya mati sebelum cerita dala...