Eps.70

2.1K 264 18
                                    

Beri vote and komenya yaa bestie(*'∀'*)

"Lingkaran sihir ini....." Ela tertegun ketika melihat lingkaran sihir yang benar-benar tidak asing baginya, karena baru beberapa saat yang lalu ia melihat lingkaran sihir kuno itu di dunia nyata. "Hadeon?" gumanya tak percaya. Kemudian terdengar suara tawa nyaring dari sampingnya. Tubuh ayahnya Alterio yang jelas-jelas telah berlubang di bagian dada tepat di jantungnya kini kembali berdiri tegap seperti sedia kala.

Pria bersurai silver itu melangkah pelan ke arah pria bertopeng iblis dengan empat tanduk yang terlihat terdiam tak bergerak. Tangan ayahnya Alterio menggapai topeng yang dikenakan oleh pria berjubah hitam tersebut. Sesaat setelah topeng terlepas dari wajah pria itu, ayahnya Alterio langsung menghancurkan topeng iblis tersebut dengan tangan kosong. Sementara itu, Ela yang masih terkejut melihat ayahnya Alterio yang ternyata masih hidup hanya bisa terdiam menatap pemandangan di hadapnya.

"Ternyata benar dirimu, Harrrison." tatap ayahnya Alterio tersenyum miring.

Dibalik topeng yang telah terlepas itu menampakan sesosok pria bersurai hitam putih dengan mata semerah darah menatap dingin pria di depannya. Di pipi kiri pria yang ternyata bernama Harrison itu terlihat bekas luka tak beraturan. Mata semerah darah milik Harrison menatap nyalang mata ruby milik ayahnya Alterio.

Keduanya saling bertatapan dengan kilat mata tajam tanpa kata tanpa suara, seakan mereka saling memahami meski mulut terkunci rapat tanpa terbuka.  Keheningan yang mereka ciptakan dengan aura intimindasi mencengkam tajam menguar saling menekan satu sama lain di udara. Tajamnya intimindasi mereka yang saking berusaha mendominasi seakan mencekik setiap mahluk yang ada di sana, tak terkecuali Ela yang mulai merasa sesak dengan jantung miliknya yang seakan diremas kuat. 

Keheningan itu akhirnya berakhir ketika Harisson tiba-tiba batuk darah, pria bersurai merah putih itu terhuyung mundur tujuh langkah dari tempat ayahnya Alterio berada. Secara mengejutkan, ia terduduk dengan tangan kanan menutupi mulutnya yang mengalirkan darah segar. Pemuda itu menatap nyalang ayahnya Alterio yang terlihat berdiri menjulang di depanya meski dengan dada kiri terlihat mengaga. Karena pertarungan intimindasi antar aura keduanya akhirnya dimenangkan oleh ayahnya Alterio, perlahan Ela kembali bisa bernafas normal. 

Melirik datar "Harisson, kau kelewatan." tajam ayahnya Alterio menatap pria yang berlutut tersebut.

Ela seketika mendongak mendengar nama yang disebut ayahnya Alterio. "Dia mengenal pria itu?"  batinya bermonolog menatap keduanya dari tempat ia berada. Ketika gadis itu hendak mendekati mereka berdua untuk mendengar dan melihat lebih jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini, Ela menyadari jika dirinya tidak bisa bergerak barang sedikitpun, seakan dirinya kini telah menjelma menjadi patung beku. Selama beberapa menit gadis itu berusaha menggerakan dirinya, namun semua sia-sia. Karena ia merasa jika perjuangan kian tak membuahkan hasil, perlahan Ela menerima jika dirinya menjadi patung beku yang hanya bisa tetap diam terduduk ditempatnya berada menjadi saksi bisu percakapan keduanya.

Menatap tajam "Jika Ayah Noir sejak awal setuju dengan perkataan ku, aku tidak akan bertindaak sejauh ini!" lantangnya dengan sinar mata marah menatap pria yang ia panggil ayah tanpa sedikitpun rasa bersalah karena telah meninggalkan luka menganga di dada pria tersebut.

Menaikan sebelah alis "Kau masih memanggil ku ayah setelah semua ini? Dan kau bahkan masih mengingat nama ku? Aku tak pernah menduga jika bocah campuran yang ku angkat sebagai putra ku kini berkhianat." cibir ayahnya Alterio yang memiliki nama asli Noir tersebut.

Perlahan Harrison mulai berdiri dengan tinggi tubuhnya yang hampir menyamai tinggi tubuh Noir. Mata merah darah miliknya menatap lurus tepat di mata ruby Noir "Bagaimanapun jalannya, jika alasanya untuk menyelamatkan ayah, ibu dan Agnes. Meski harus menjadi pengkhianat sekalipun. Aku akan tetap melakukanya." tekan Harrison dalam setiap perkatanya, sinar mata miliknya menunjukan keyakinan kuat tak tergoyahkan.

The Secret Tactics of FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang