Beri vote and komenya yaa bestie(*´∀'*)
"Jangan berbalik.........." Pintanya pelan. Lalu Clyde mundur perlahan. Saat jaraknya dengan sang gadis terpaut dua meter, ia tersenyum sendu dan berkata "Apapun yang terjadi nanti, kembalilah pada ku. Meski kau bukan milik ku." Seusai mengatakan hal tersebut, Clyde pergi meninggalkan Ela sendirian di tengah taman labirin itu.
WUUUUSSSHHH
Angin kencang kembali bertiup membawa kelopak-kelopak Dandelion yang entah berasal dari mana. Awan masih setia menutupi sang mentari membuat cuaca terlihat mendung dengan sinar yang terhalang menerangi bumi.
Ela mengulurkan tanganya ketika sebuah kelopak Dandelion mendekatinya. Dan ia berhasil menangkap kelopak Dandelion tersebut. Ia menatap lamat kelopak di tanganya itu, lalu mengalihkan tetapan ke arah langit yang mana awan perlahan beranjak dan cahaya matahari kembali menyinari bumi dengan menyeluruh.
"Keberanian, Optimisme dan Kebahagiaan. Bukankah itu arti dirimu?"
Setelah lama berdiam diri, Ela mulai beranjak hendak pergi. Namun ketika ia mengangkat pandangan secara penuh kedepan, terlihat seorang yang sangat tidak ingin ia temui untuk saat ini. Benar-benar untuk hari ini saja, ia ingin sendirian. Tapi, takdir tak berkata demikian.
Tersenyum "Lama tak berjumpa Nona Azela."
Menghela nafas panjang "Apa mau mu?"
Pria itu tersenyum miring dan mendekati Ela lalu memeluknya dan berbisik "Bukankah kau sangat merindukan adik kecilmu itu?"
DEG
Tubuh Ela menegang dengan kedua tangan terkepal erat. Kini ia tahu mengapa Ros dan Drake selama ini putus kontak tak pernah memberikan kabar kepada mereka, karena Eos menyandranya! Ia ingin tak percaya mengetahui seberapa hebat kemampuan milim adik iparnya sang Archmage Vicenzo Drake. Namun di dunia gila yang ia masuki ini, apapun bisa terjadi. Terutama......Dewa gila di hadapanya ini pasti bisa melakukan apapun yang ia inginkan, termasuk mengalahkan Archmage.
Melihat tangan Ela yang mengepal, namun tak merespon dengan perkataan, ia menganggap jika gadis itu telah paham dengan maksud ucapanya. "Ikutlah dengan ku, dan kau akan tau." Melepaskan pelukan dan memegang kedua pundak Ela dengan tersenyum hangat tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Ela menatap tajam Dewa sialan di depanya dengan berusaha menahan amarah yang memuncak. Sedangkan Eos masih tetap mempertahankan senyuman hangatnya dan tanpa menunggu persetujuan Ela mereka seketika menghilang dengan teleportasi ke tempat dimana kedua sandra disekap.
.
.
.
.
.Tak tak tak
Suara langkah kaki menggema di Kastil besar nan sunyi. Terlihat beberapa mayat Vampir yang mengurus dan mengering bergelimpangan di sepanjang lorong yang dilewatinya. Perlahan ia berhenti melangkah ketika mendapati seorang gadis bersurai pirang yang berdiri dengan angkuhnya di tengah ruang Kastil miliknya itu.
Ketika menyadari akan kehadiran sosok yang sangat dicarinya, gadis bersurai pirang itu berbalik dengan tersenyum manis tanpa dosa. Ia pun melangkah mendekati pemuda bersurai baby blue yang tengah menatapnya dingin sembari menyeret seorang Vampir yang sekarat. "Owhhhhh, sayang ku......Akhirnya kau datang juga." Ujarnya mengerling manja.
Pemuda itu melirik ke arah Vampir yang gadis bersurai pirang tersebut seret layaknya karung. Disana terlihat Dante yang benar-benar berada diambang kematian "Lepaskan dia, Tuan Putri Aretha" ujarnya hormat namun penuh intimindasi.
Bukanya mengamini ucapan Alterio, Aretha malah tersenyum lebar layaknya psikopat gila. "Hei, kau tau nama anak ini?" Sembari menunjuk dirinya sendiri. "Owh......benar juga, aku lupa jika tubuh yang kini ku tempati adalah tubuh seorang Tuan Putri Kekaisaran." lanjutnya di iringi tawa mengerikan yang menggema di seluruh penjuru ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Tactics of Figuran
Fantasy{BUKAN NOVEL TERJEMAHAN} Nava, seorang Mahasiswa jurusan Desain Produk yang baru seminggu wisuda harus mengalami kejadian di luar nalar. Ia bertrasmigrasi ke dalam Novel Bloody Tears dan menjadi tokoh figuran yang seharusnya mati sebelum cerita dala...