Eps.23

5.4K 710 9
                                    

Halo everybody selamat menikmati
(〜^∇^)〜
Jangan lupa vote and komen yaa
o(〃^▽^〃)o

"No no no no, aku ingin menggunakan uang milik ku sendiri kali ini. Karena sebelumnya Papa telah membantu pembangunan Eunoia. Dan untuk yang lainnya, ku mohon percayalah kepada ku" dengan tatapan mengiba namun terlihat ada api semangat di dalam tatapannya itu.

Ting

Saat Marquess hendak membantah kembali, ia langsung terhenti ketika mendengar suara notifikasi.

Dean pun ikut mengernyit mendengar notifikasi dari tablet yang dipegangnya itu. Dan mulai mengecek pesan apa yang masuk.

"Tuan"

"Ada apa?"

"Tangan kanan Yang Mulia Kaisar mengirimkan telegram"

Ela kembali duduk ke tempatnya semula dan mulai menikmati camilan yang telah disediakan.

Marquess pun mengernyitkan dahi
"Tak biasanya tangan kanan Kaisar mengirimkan telegram"

"Isinya?"

"Kaisar memberi perintah agar besok pagi membawa Nona Azela untuk menghadap beliau"

"Haaahh, sejak berita kepulangan Ela tersebar, ada banyak bangsawan yang ingin bertemu, bahkan para Pangeran dan Putri juga sering menanyakannya kepada ku maupun anak-anak."

"Itu hal yang wajar jika ada banyak orang yang penasaran dengan Nona Azela, Tuan. Karena Nona Azela telah menciptakan senjata yang efisien dan mematikan. Konstribusi yang Nona berikan melalui senjata ciptaannya memiliki andil besar dalam membantu para ksatria melawan pasukan monster"

"Haaahh, bagaiman menurutmu sayang?" tanya Marquess menatap putri pertamanya yang sedang asik memakan camilan.

"Hem....bisakah aku tidak bertemu dengan Yang Mulia Kaisar, Pa?" menatap ayahnya dengan tanda tanya.

Dean pun mengernyit heran akan jawaban tak terduga Nona nya itu, karena ada banyak orang yang menantikan untuk bisa bertemu Keluarga Kekaisaran. Tapi Nonanya ini? Sama sekali tak tertarik dan bersikap acuh (?).

"Kenapa sayang?"

"Besok Ela ada kerjaan~" jawabnya beralasan manis.

"Pekerjaan apa Nona?" tanya Dean penasaran.

"Tentunya~~~~rebahan lah, muehehe (。・ω・。)" sembari nyengir kuda menatap keduanya.

"Sudah ku duga" batin Marquess dan Dean bersamaan, dengan wajah masam.

"Apa masih lelah?" tanya Marques khawatir.

"Hmmm, cuma rindu kamar dan rumah saja sih. Boleh ya Pa~?" menangkupkan tangan dan mengeluarkan puppy eyes andalannya.

"Tentu saja......" ujar Marquess menggantung.

"Yey"

"Tidak boleh" lanjutnya menjahili putri pertamanya itu.

"Ha?" seketika Ela pun langsung dibuat cengo.

Marquess dan Dean yang melihat reaksi Ela hanya tersenyum dan mulai beranjak untuk keluar ruangan.

"Oh ya putri ku, besok kenakanlah dress yang dibelikan Mama mu. Dia selalu curhat jika putrinya tak lagi peduli" dan keduanya pun meninggalkan Ela sendirian di dalam ruangan itu.

Ela yang masih terdiam mematung di dalam ruang kerja Ayahnya hanya bisa menghela nafas panjang. "Hadeh, males banget aku ketemu para pemeran utama"

Ingatan Ela tentang keluarganya sebagai Nava dan isi novel memang telah terkikis keseluruhan. Namun, ia masih mengingat para pemeran utama. Hal ini tak lepas dari permintaannya kepada Mirai, agar Mirai selalu memperingatkannya akan siapa saja pemeran utama di dalam novel. Ditambah dengan beberapa dokumen yang berkaitan dengan para pemeran utama novel Blody Tears yang pernah Ela minta untuk Mirai kumpulkan sebelumnya.

The Secret Tactics of FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang