열두

735 77 19
                                    

"Seperti yang aku duga, kau masih terasa manis dalam bibirku."

Kalimat itu membuat tubuh Chaeyoung meremang.

Ia membuka matanya perlahan. Yang bisa ia lihat hanyalah langit-langut kamar hotelnya. Chaeyoung kemudian menengok ke arah jendela besar di sampingnya. Sinar matahari yang terik yang masuk melalui celah tirai itu menyilaukan matanya. Menyadarkannya dari mimpi, Chaeyoung sontak terduduk dengan kedua mata terbuka lebar.

Chaeyoung membekap mulutnya yang menganga. "Mwo ya?

Dengan cepat Chaeyoung menyikap selimut yang membalut tubuhnya. Ia masih berpakaian lengkap. "I-itu hanya mimpi? Tapi mengapa mimpiku sangat erotis?"

Pintu kamarnya terbuka dan menampilkan manajernya yang memandanginya. "Kau sudah bangun?"

"Apa semalaman kau ada di sini?" tanya Chaeyoung.

"Eoh. Semalaman aku tidak tidur agar kau tidak menghilang lagi." jawab sang manajer sembari membuka tirai jendela.

"Apakah semalam ada orang lain selain dirimu?" tanyanya lagi berhati-hati.

"Ani. Mengapa kau terus bertanya, huh?"

"Lalu siapa yang mengantarkanku pulang?"

"Jeon Jungkook-nim yang mengantarkanmu pulang. Ia terus memarahiku karena tidak menjagamu dengan benar."

Bahu Chaeyoung sontak melorot. Terselip rasa kecewa dalam dirinya karena itu semua hanyalah mimpi. Tunggu, kecewa? Mengapa ia kini mendambakan Jungkook? Bahkan saat mereka masih menjadi sepasang kekasih pun ia tidak pernah menginginkan having sex bersama Jungkook. Sepertinya kalimat dari Jennie telah mempengaruhinya. Dan tidak lupa dengan keseksian Jungkook telah berhasil meluluhkan benteng yang ia bangun selama ini.

Sebelum benar-benar keluar dari kamarnya, manajer Chaeyoung menoleh. "Ah, aku hampir lupa. Ada seseorang yang sedang menunggumu."

Chaeyoung mengerjapkan matanya. "Nugu?"

"Siapa lagi jika bukan kekasihmu."

"Kekasihku? Tapi aku tidak... Oh, shit!" kalimat Chaeyoung terpotong. Ia buru-buru turun dari tempat tidurnya dan membuka pintu itu lebar-lebar.

Jungkook tengah duduk di sofa hotelnya. Memandanginya dengan senyum mengembang.

 Memandanginya dengan senyum mengembang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Annyeong." sapanya.

Jantung Chaeyoung tiba-tiba berdegup kencang. Ia kembali menutup pintu kamarnya dan terduduk sambil menjambaki rambutnya sendiri. "Eotteohke?!"

Jungkook terlihat bingung. "Ya, mengapa ia menutup kembali pintunya?"

"Entahlah, mungkin ia malu karena wajahnya bengkak."

Jungkook tak bisa menahan senyumnya. "Kyeopta."

Chaeyoung yang masih di dalam kamar hanya menggigiti kuku ibu jarinya. Bertemu Jungkook membuatnya malu, meski lelaki itu sudah pasti tidak akan tahu bahwa ia telah memimpikannya. Hanya saja, melihat wajah Jungkook membuatnya teringat kembali akan mimpinya semalam.

YouphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang