열넷

586 70 12
                                        

Apakah aku bermimpi lagi? Tapi ini semua terasa nyata.

Kedua mata Chaeyoung membelalak terkejut. Telapak tangannya berkeringat di atas jaket Jungkook.

Ia menatap lelaki itu. Jungkook memejamkan matanya rapat. Chaeyoung semakin yakin bahwa semua ini bukan mimpi ketika bucket hat Jungkook tak sengaja terlepas. Terlebih lagi ketika bibirnya merasakan benda logam yang menempel di bibir Jungkook, seketika tubuhnya melemas.

Kedua tangannya mencengkeram kuat pakaian lelaki itu. Jungkook semakin memajukan wajahnya. Melumat bibir Chaeyoung kasar, memaksa Chaeyoung untuk membuka lebih lebar mulutnya agar ia bisa leluasa memperdalam ciumannya.

Sejenak Chaeyoung merasa kewalahan akan desakan yang diberikan Jungkook. Lelaki itu seolah tak memberikan waktu untuk Chaeyoung bernapas. Apakah ia akan menyerah? Apakah Jungkook kini berhasil memenangkan hatinya lagi?

Kedua mata Chaeyoung perlahan terpejam. Membuka sedikit bibirnya dan membalas lumatan itu.

"Apa kau pikir kau cantik, Chaeyoung? Kau bahkan tidak lebih cantik dari teman-teman wanitaku. Seharusnya kau sadar diri."

"Aku tahu ini menyakitkanmu, tapi hubungan ini harus berakhir. Aku harap kau mengerti."

Sontak Chaeyoung membuka matanya lebar-lebar. Kalimat-kalimat menyakitkan yang pernah Jungkook lontarkan kepadanya tiba-tiba berputar di kepalanya.

Chaeyoung tersadar. Ia mendorong tubuh Jungkook lalu menutup rapat bibirnya.

Kerutan muncul di kening Jungkook. Nampaknya lelaki itu masih berusaha untuk menerobos pertahanan Chaeyoung, hingga ia tiba-tiba meninju keras dinding lift tepat di samping kepala Chaeyoung. Menimbulkan suara gema yang nyaring, Chaeyoung dengan sigap menutupi kepalanya sembari menjerit ketakutan.

Jungkook mengeram marah. Chaeyoung mengintip dari balik bulu matanya. Rahang Jungkook mengetat, tangannya yang terkepal itu mengeluarkan darah.

Tubuh Chaeyoung sontak gemetar. Ia kembali menatap Jungkook yang memandangnya penuh amarah. Terselip rasa putus asa di dalamnya, namun tetap saja terlihat menakutkan.

Lelaki itu berangsur mundur kemudian memungut kembali topinya. Di saat lift berdenting, Jungkook buru-buru keluar dari dalam lift. Meninggalkan Chaeyoung yang terduduk lemas dengan mata yang berkaca-kaca dan memanas.

🥀

Selama berjam-jam Jungkook berlatih gerakan baru, selama itu pula ia selalu melakukan kesalahan. Isi kepalanya kosong. Ia bahkan tidak bisa mengingat gerakan apa lagi yang harus ia lakukan selanjutnya.

Hoseok berkacak pinggang sembari mengatur napasnya. "Ya, Jungkook. Aku tidak bisa melanjutkan ini. Ada apa denganmu, huh? Kau terus membuat kesalahan."

"Maafkan aku. Aku akan mengulangnya."

"Ani. Lebih baik kau beristirahat dan menjernihkan otakmu dulu." titah Jimin dan Jungkook menurutinya.

Lelaki penuh keringat di sekujur tubuhnya itu membasuh wajahnya di wastafel toilet agensinya.

Ia memandangi dirinya di pantulan cermin. Jungkook terlihat berantakan. Lingkaran hitam mengelilingi matanya. Tubuhnya juga terlihat tidak bugar seperti biasanya.

Kedua tangannya tiba-tiba terkepal kemudian memukuli tepi wastafel. Tidak peduli pada satu tangannya yang masih sakit berbalut perban.

"Park Chaeyoung." gumamnya. "Apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkanmu kembali?"

Jungkook merasa sakit setiap kali ia mengingat kejadian kemarin. Harga dirinya seolah tercabik ketika ia menerima penolakan dari Chaeyoung.

Ingatannya lalu berlari menuju kejadian dimana Chaeyoung mendapatkan panggilan telepon dari Jaehyun, juga saat Jaehyun mengatakan bahwa Chaeyoung kini benar-benar telah melupakannya. Kedua tangannya sontak gemetar. "Apa ia menyukai Jung Jaehyun?"

YouphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang