734 101 13
                                    

"Oraenmaniya, Park Chaeyoung."

Kalimat itu terdengar santai. Seolah Jungkook tidak melakukan kesalahan apapun padanya, dan itu terdengar memuakkan bagi Chaeyoung.

Gadis itu masih terdiam. Tidak berniat untuk menjawab, juga tidak mampu untuk kabur dari hadapan Jungkook. Sepertinya tubuhnya sangat menyukai Jungkook.

Chaeyoung meneliti penampilan Jungkook saat ini. Rambut panjang sebahu serta berwarna ungu itulah yang paling mencolok dari Jungkook. Tiga kancing atas yang sengaja dibuka dan tato pada punggung tangannya yang menyembul dari balik jas resminya, ia yakin hanya dengan Jungkook yang berdiri mematung saja bisa membuat para gadis terpesona akan ketampanannya. Terlebih saat ia menyadari bahwa tubuh Jungkook menjadi lebih besar akibat otot-otot tubuhnya.

Tidak jauh beda dengan Chaeyoung, Jungkook juga melakukan hal yang sama. Jungkook memandangi Chaeyoung dari ujung kepala hingga kaki gadis itu yang terbuka.

Chaeyoung telah banyak berubah. Dulu, ia tidak akan memakai pakaian terbuka kecuali Jungkook yang memintanya mengenakannya. Kini, Chaeyoung tampaknya lebih berani untuk menunjukkan kulit tubuhnya.

Jungkook kembali menatap mata Chaeyoung kemudian tersenyum. Senyum yang dibenci oleh Chaeyoung, karena senyum itu juga yang mampu membuat detak jantungnya tidak beraturan.

Bahkan caranya menatapku masih sama.

Di tengah keterdiaman itu, tiba-tiba dua orang lelaki menabrak Chaeyoung dan menumpahkan minumannya pada gadis itu.

"J-jeosonghabnida."

Chaeyoung yang masih terkejut hanya terdiam lalu menganggukkan kepalanya membiarkan dua lelaki tak dikenal itu pergi.

Gadis itu kembali terjengat ketika tiba-tiba Jungkook telah berdiri tepat di hadapannya sedang melepas jasnya.

"Neo gwaenchanha?" tanya Jungkook terlihat khawatir. Ia hendak menutupi tubuh Chaeyoung dengan jasnya, namun Chaeyoung dengan cepat menepisnya.

"Aku tidak apa-apa." Chaeyoung membuang muka. "A-aku harus pergi."

Gadis itu buru-buru pergi meninggalkan Jungkook dan berlari menuju toilet wanita. Sedangkan lelaki itu, ia hanya menatap kepergiannya dan raut wajah datar.

Chaeyounh memperhatikan dirinya pada pantulan cermin kemudian menghidupkan keran untuk membersihkan pakaiannya.

"Dasar bodoh!" umpatnya pada diri sendiri. "Mengapa kau diam saja?!"

Setelah membersihkan pakaiannya, Chaeyoung termenung sejenak. Setelah sekian lama tidak bertemu dengan Jungkook, ia merasakan jantungnya kembali berpacu cepat, wajahnya menghangat, dan sentuhan yang tidak disengaja tadi membuatnya menggigil.

Rasa yang diberikan Jungkook padanya masih sama seperti yang ia rasakan dulu.

Chaeyoung lalu menyentuh dadanya. "Aku sangat membencinya." gumamnya, lebih tepatnya meyakinkan hatinya untuk tetap membencinya.

Selesai dengan pergulatan hatinya, Chaeyoung keluar dari toilet menuju ke tempat dimana teman-temannya berada. Ia buru-buru mengambil tas tangannya tanpa menghiraukan tatapan aneh dari teman-temannya.

"Ya, kau mau kemana?" tanya Eunha tampak kebingungan.

"Aku harus pergi. Manajer memintaku untuk cepat pulang." balas Chaeyoung berbohong.

"Ah, baiklah. Berhati-hatilah." celetuk Mina.

"Ne!" teriak Chaeyoung sambil lalu.

Namun, kalimat yang diucapkan Chaeyoung kepada teman-temannya berbeda jauh dari realita yang dialaminya. Nyatanya, manajer Chaeyoung sangat sulit untuk dihubungi.

YouphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang