"Sunghoon mana dah? Daritadi gak nongol-nongol di GB! Mana gak masuk sekolah lagi!" cerocos Jay yang merasa kesal karena chatnya diabaikan oleh Sunghoon.
Sekarang mereka berlima, Jay, Jake, Sunoo, Jungwon dan Ni-ki berada disebuah rumah makan pinggir kota yang sudah menjadi tempat mereka menongkrong.
Sunghoon sedaritadi tidak memunculkan batang hidungnya. Bahkan muncul di group saja tidak. Tidak ada yang tau Sunghoon kemana. Yang mereka tau, Sunghoon menghilang begitu saja.
"Jenguk Jean kali," celetuk Jake tiba-tiba yang sedang memainkan game pada ponselnya.
Sontak mereka semua menatap Jake yang fokus memainkan game. Kening mereka semua mengkerut mendengar jawaban Jake.
"Tau darimana?" tanya Jungwon dengan kerutan curiga pada keningnya.
Jake mengedikkan bahunya sebelum akhirnya kembali menjawab. "Ya gatau deh. Nebak-nebak doang. Tadi malem kan Sunghoon juga sempet bilang kalo dia mau jenguk Jean lagi, ya mungkin jenguk Jean beneran."
Semuanya-pun mengangguk mendengar jawaban jelas dari Jake. Tadi malam Sunghoon memang sempat mengatakan pada mereka bahwa ia ingin menjenguk Jean, tapi mereka tidak tau jika Sunghoon menjenguk Jean dari jam sekolah sampai sekarang.
"Mau ke Jean juga? Ya ayok! Gass lah!" Sunoo langsung berdiri dan mengambil tasnya, namun mendadak pergerakannya terhenti.
"Tunggu aja. Mungkin dikit lagi balik," ujar Jay. Sunghoon mungkin akan balik sebentar lagi, jadi percuma mereka kesana. Itu pikir Jay.
"Yah sok atuh. Sekalian jenguk Jean," ulang Sunoo yang sangat bersemangat untuk menjenguk sahabatnya itu.
Namun hanya Sunoo seorang yang bergerak untuk menjenguk gadis itu. Tidak ada pergerakan dari lainnya yang membuat Sunoo sedikit curiga sekaligus kesal.
"Kok pada gak mau? Gak mau jenguk Jean? Sahabat lo sendiri?" sindir Sunoo sarkas.
Namun sama, mereka semua hanya diam ditempat dan menatap Sunoo dalam keheningan.
Sunoo mendengus sebal kemudian merotasikan bola matanya malas. "Yaudah! Gue sendiri aja! Lo semua gitu ya! Giliran temen lo lagi susah malah kayak artis!"
Sunoo berjalan melangkah beberapa langkah, namun ucapan Jungwon seketika membuat langkahnya terhenti.
"Lo gak inget apa yang terjadi sama Jean kemarin?" kata Jungwon yang langsung membuat Sunoo menghentikan langkahnya.
Sontak Sunoo berbalik. "Ya ingetlah! Terus kenapa? Cuman gara-gara itu alesan kalian gak mau jenguk Jean?"
"Bukan." Jungwon menatap Sunoo dengan tatapan tak terbaca. "Lo gak inget yang Sunghoon bilang? Pelakunya bisa aja bener-bener ada diantara kita berempat."
Jungwon dan Sunoo kemudian menatap sekitarnya. Tiga temannya yang lain itu tampak bingung sendiri.
"Lo beneran percaya sama yang dibilang Sunghoon? Kan bisa aja Jean pikirannya bener-bener berantakan jadi ngelantur gitu!" ucap Ni-ki tak terima. Masalahnya ia merasa tersinggung dengan kata 'pelaku ada diantara mereka berempat.'
Mendengar itu, Sunoo menatap Ni-ki sinis namun terkesan lucu. Pemuda dengan wajah penuh keimutan itu kemudian duduk dengan perasaan penuh kesal.
"Lo ngapain marah banget kalo emang bukan lo pelakunya!" Sunoo menatap Ni-ki sinis, namun tak membuat siapapun takut.
Seketika Ni-ki mendelik. "Lah? Justru karena bukan gue pelakunya gue marah! Lo sama Jungwon jatohnya kayak lagi nuduh gue! Gue kan termasuk yang masuk berempat kemarin sama Jay, Jake, Jungwon!"
"Nyenye! Mana ada! Dimana-mana yang marah itu biasanya emang bener!" Sunoo menjawab tak mau kalah. Matanya membulat menantang pemuda tersebut.
"Tuh kan! Lu nuduh gue!" Ni-ki berdiri dari duduknya dan langsung menunjuk Sunoo bersiap-siap untuk mengajak pemuda itu untuk berkelahi.
Seketika Sunoo mendelik. "Dih! Gak ada yang nuduh lo jamet! Siapa yang nuduh lo! Kan gue cuman bilang yang marah biasanya bener!"
"Tuh gue dituduh lagi ah!" adu Ni-ki kepada Jungwon yang menahannya agar tidak mendekati Sunoo.
"Udah udah," kata Jungwon namun masih tidak didengar oleh keduanya dan terus berusaha menahan Ni-ki. Yang dilakukan Jay dan Jake hanya menyimak.
"Ya lo ngapain marah! Kan berempat bukan cuman lo doang! Tuh Jungwon aja gak marah! Jay sama Jake aja diem! Ngapain lo marah coba!" Sunoo masih tidak mau dikalah bicara. Ia akan terus berdebat sampai ia merasa menang.
Perdebatan terus berlanjut selama beberapa menit, sampai akhirnya keduanya terdiam dengan pikiran mereka masing-masing karena Jay yang mulai ikut melerai perdebatan mereka berdua.
"Ya udah sih! Kenapasih diperpanjang cuman gara-gara Jean! Kan belum bener juga kalo pelakunya ada diantara kita! Lagian ngapain adek kelas nyoba bunuh Kakak kelas coba?"
Keduanya langsung terdiam. Jungwon langsung menenangkan Ni-ki untuk duduk. Sunoo hanya memutar bola matanya malas kemudian beralih memainkan ponselnya.
Ia menekan aplikasi secara acak, yang penting ia terlihat sibuk dengan ponselnya.
Namun tunggu, ada yang salah. Ada yang salah dengan ucapan Jay barusan.
"Maksud lo apaan? Adek kelas nyoba bunuh Kakak kelas?" kata Jungwon dengan sorot mata mengintimidasi. "Gak ada yang bilang kalo Kak Heeseung mau dibunuh? Polisi cuman bilang—"
"Lah? Kan gue cuman ngerealisin. Kalo emang salah satu diantara kita pelakunya, ya coba aja pikir ngapain adek kelas nusuk Kakak kelasnya? Nusuk sampe sekarat gitu jatohnya kayak percobaan pembunuhan. Nyuri? Gak masuk akal banget dan gak mungkin banget," jelas Jay panjang lebar dengan perasaan emosi karena tuduh-tuduhan yang tak benar itu.
Tidak masuk akal juga jika memang salah satu diantara mereka adalah pelaku. Kemudian pelaku tersebut ingin mencuri? Sudah jelas itu tidak masuk akal karena mereka semua dari keluarga berada.
"Ya terus motifnya apaan kalo bukan nyuri kalo memang salah satu diantara kita pelakunya?" kata Jungwon asal dan langsung duduk ditempatnya malas.
Namun ucapan Jungwon barusan hampir memancing satu orang disana untuk berbicara.
Sunoo lagi-lagi memutar bola matanya malas dan kembali membuka ponselnya yang tadi ia matikan saat mendengarkan Jay dan Jungwon berbicara. Namun, notif langsung muncul ketika ia membuka ponselnya.
Sunghoon: lo dimana? Gak lagi ngumpul, kan?
Sunghoon: kalo lo lagi ngumpul. Buruan pulang.
Sunghoon: pelakunya ada disanaKenapa gue ngerasa agak gaje ya huhu
KAMU SEDANG MEMBACA
Room Hate | Enhypen
FanfictionSejak malam itu, Jean tidak bisa berbicara. Ia tidak dapat mengeluarkan suaranya barang sedikitpun saat melihat sang Kakak tertusuk tepat dihadapannya. Dan yang membuatnya takut adalah orang yang menusuk Heeseung terus menerornya. "𝐒𝐬𝐬𝐭, 𝐮𝐝𝐚�...