02

1.2K 214 62
                                    

Seorang gadis dengan rambut panjang sepinggang duduk di tepi kasur memandang keluar jendela rumah sakit. Sudah dua hari ia berada di rumah sakit. Polisi dan kedua orang-tuanya menyarankan Jean untuk diperiksa. Dan hasilnya menyatakan bahwa mental gadis itu terguncang karena terlalu shock sampai tidak dapat mengeluarkan suara.

Itulah alasan mengapa sedari kemarin Jean tidak mengeluarkan sepatah katapun. Gadis itu shock akan kejadian yang menimpa sang Kakak dan tidak bisa berbicara.

Karena hasil dari medis yang menyatakan bahwa gadis itu mengalami guncangan mental yang membuat gadis itu shock, polisi membebaskan Jean dari daftar tersangka untuk sementara waktu sampai polisi mendapat bukti yang kuat.

Kedua orang tua Jean tidak terima ketika Jean dituduh sebagai tersangka penusukan Heeseung. Karena setau mereka Jean bukanlah anak yang seperti itu.

Jean dan Heeseung sangat akur. Tidak mungkin Jean menusuk Kakaknya seperti itu.

Tapi polisi kembali menjelaskan dan menegaskan mengapa Jean menjadi tersangka, karena Jean adalah orang yang berada bersama Heeseung saat kejadian terjadi dan gadis itu tidak mau membuka suara sama sekali.

Jika Jean saksi mata dan bisa menjelaskan kejadian yang ia lihat, maka ia tidak akan ditahan dan dimasukkan daftar tersangka.

Jean terus memandangi luar jendela rumah sakit itu dengan tatapan kosong. Seorang perawat yang merawat Jean selama dua hari ini masuk dan tersenyum ketika melihat Jean yang memandangi luar jendela.

Perawat tersebut kemudian membuka jendela lebar-lebar, membiarkan udara sejuk masuk membuat gorden dan anak rambut Jean berterbangan.

Jean menatap perawat tersebut dengan tatapan kosong. Perawat tersebut tersenyum sangat manis dan lebar.

"Jean, temen kamu dateng. Kalo butuh apa-apa bisa pencet bel-nya, ya." Sang perawat kemudian tersenyum sekali lagi sebelum akhirnya meninggalkan ruang inap milik gadis itu.

"Je..." Suara seseorang yang begitu ia kenal terdengar di telinganya.

Perlahan Jean menggerakkan badannya yang membelakangi suara Sunghoon itu. Anak rambutnya yang berterbangan saat menoleh ke arah Sunghoon membuat Sunghoon tersenyum, begitupun juga dengan Sunoo.

"Je, seneng bisa liat lo," kata Sunghoon kaku. Entah kenapa ia mendadak menjadi kaku.

Sunoo yang ada disamping Sunghoon tersenyum lebar dengan tangan yang membawa buah tangan untuk menjenguk Jean.

Sunoo dan Sunghoon adalah orang paling dekat dengan Jean dibandingkan dengan Jake, Jay, Jungwon dan Ni-ki.

Sunoo dan Sunghoon perlahan berjalan mendekat. Jean hanya menatap dua sahabatnya itu dengan tatapan mata kosong. Wajahnya yang biasanya ceria dan merona itu berubah menjadi putih pucat. Bibir Jean yang biasanya dihiasi oleh warna merah kini menjadi pucat dan kering.

"Gue dateng. Yang lain masih jalan kesini. Kangen banget gak ketemu dua hari! Ih masa gak ada yang bisa gue temenin gibah!" Sunoo beralih memeluk Jean erat dengan buah tangan yang sudah ia letakkan terlebih dahulu di meja.

Sunoo memeluk Jean begitu erat, namun pelukan itu tak mendapat balasan. Jean hanya diam tanpa merespon, seakan-akan tidak ada orang yang memeluknya.

Sunoo melepaskan pelukannya kemudian menatap Jean dengan bibir yang mengerucut. "Cepet sekolah dongg! Bosen tau! Yang lain gak bisa diajak gibah! Yang lain gak seru! Cuman lo doang yang seru pokoknya!"

Dan lagi, gadis itu hanya diam dengan tatapan yang begitu kosong.

Sunghoon menghela nafas kemudian menarik Sunoo menjauh dari Jean. "Lo gak tau situasi."

"Tuh! Lo liat kan! Sunghoon gak seru!" adu Sunoo kepada Jean namun gadis itu sama sekali tak merespon.

Bahkan untuk menatap manik mata dua temannya itu terlihat seperti orang yang sedang melamun.

Sunghoon, pemuda itu menatap Jean dengan tatapan tak terbaca kemudian mengulum bibir kedalam sebelum akhirnya berjalan tenang untuk memeluk tubuh kurus milik Jean.

"Cepet sembuh, Je," kata Sunghoon dengan tubuh yang memeluk gadis itu hangat.

Sunoo yang melihat itu mengerucutkan bibirnya dan berniat untuk protes kepada Sunghoon karena sudah berani-beraninya memeluk Jean. Saat-saat sebelumnya, hanya Sunoo yang bisa dan boleh memeluk Jean.

Namun niatnya itu terurung ketika mendengar suara yang sedikit gaduh saat membuka pintu dan bersamaan dengan itu pula terdengar suara bisikan Sunghoon yang hanya bisa didengar oleh Jean.

"Lo bisa cerita apapun ke gue tentang apa yang lo liat. Gue percaya lo," bisik Sunghoon dan melepaskan pelukannya perlahan.

Jean menatap Sunghoon masih dengan tatapan kosong.

Sunghoon tersenyum kemudian berdiri dan detik kemudian terdengar suara sorakan dari belakang sana.

"Cuit! Cuit! Udah mulai buka-bukaan nihh!" Itu suara Ni-ki.

Jungwon, Jake dan Jay hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ni-ki yang tengil. Bukan rahasia lagi bahwa Sunghoon menyimpan perasaan pada Jean dalam waktu yang cukup lama.

Mendengar suara heboh milik Ni-ki, Jean sontak menoleh ke arah belakang Sunghoon dan Sunghoon yang mengerti bahwa ia menghalangi pandangan Jean-pun menyingkir dan membiarkan gadis itu untuk melihat siapa yang ada dibelakangnya. Begitupun juga dengan Sunoo.

"Tuhh kan! Gue bilang juga apa! Mereka tuh gak seru—"

Mendadak ucapan Sunoo terhenti. Keadaan mendadak hening ketika melihat Jean yang langsung menunduk ketika memandang ke arah belakang Sunghoon. Tubuhnya bergetar hebat.

"Je?" panggil Sunghoon yang paling dekat dengan Jean. Sunghoon memegang pundak Jean dan wajahnya langsung berubah menjadi terkejut karena getaran hebat pada tubuh Jean.

Ni-ki yang tadinya heboh seketika diam. Ia bingung sekaligus panik karena Jean sempat melihat kearahnya kemudian kearah Jay dan Jungwon sebelum akhirnya badannya bergetar hebat. Apakah Jean jadi seperti itu karena dirinya?

"Eh? Jean? Lo kenapa?" Sunoo mendekati Jean dan berniat untuk menenangkan gadis itu, namun aksi Jean berikutnya membuat mereka semua seketika menegang.

TIING TIING TIING

Keadaan yang tegang itu berubah menjadi makin mencekam ketika Jean dengan cepat menekan bel rumah sakit berkali-kali seperti orang kesetanan. Gadis itu menangis histeris sembari menekan-nekan bel itu.

"JEAN!" Jungwon dan Sunghoon berteriak memanggil nama gadis itu agar gadis itu tersadar.

Jay, Jake dan Ni-ki langsung berlari kearah Jean yang sepertinya tidak sadar akan apa yang ia lakukan. Jay, Ni-ki mengambil bel tersebut. Sunghoon menahan tangan Jean, namun tatapan takut gadis itu membuat Sunghoon langsung melepaskan tangannya.

Dan tepat setelah ia terus menekan bel itu, perawat yang sedari kemarin merawat Jean itu datang dan langsung memeluk Jean erat.

"Jean! Jean! Gapapa! Itu temen kamu! Jangan takut! Ada saya disini!" Perawat tersebut makin memeluk Jean erat ketika Jean terus memberontak.

"Dia disini. Dia disini..." ucapan Jean sangat kecil membuat perawat tersebut tak dapat mendengar jelas apa yang diucapkan oleh Jean.

"Kalian bisa keluar dulu?" kata sang perawat kepada mereka berenam dan langsung dituruti oleh mereka. "Jean! Jean! Gapapa!"

Saat mereka semua sudah keluar, Jean mengambil sebuah buku note yang ada di meja dan sebuah pena, kemudian menuliskan sesuatu diatas sana.

"𝘿𝙞𝙖 𝙙𝙞𝙨𝙞𝙣𝙞."





































Tebak siapa WKKWKWKW

Btw, mohon kerja samanya ya buat ngoreksi typo di cerita ini, biar tulisannya aku perbaikin🙏🏻

Room Hate | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang