"Pelakunya itu Jay. Orang yang nusuk Kak Heeseung."
Jay tertawa. Pemuda itu tertawa membaca kalimat pertama di halaman pertama itu. Ya, Jay adalah pembunuhnya.
"Jay ngancem gue buat gak ngasi tau siapa-siapa pas di kantor polisi. Dia bilang bakalan bunuh Kak Heeseung kalo sampe gue ngasi tau ini ke orang."
Jay tertawa kencang membaca kata-perkata. Air matanya sampai keluar saking kencangnya tawanya, padahal tidak ada yang lucu dari tulisan itu.
"Jay juga dateng waktu itu malem-malem ke kamar gue. Pas gue masih di rumah sakit. Makanya gue minta Mama buat pulang," kata Jay lagi.
Jay kemudian menatap Jean. "Ohh, gitu. Gitu ternyata. Pantesan cepet banget pulangnya."
Setelah mengatakan itu, Jay berjalan selangkah dan berjongkok tepat dihadapan Jean. Tubuh Jean langsung dingin ketika jarak mereka sangat dekat.
Jean bisa merasakan deru nafas milik Jay. Begitupun juga dengan Jay, pemuda itu bisa merasakan hembusan nafas tak beraturan milik Jean dan detak jantung gadis itu.
Udara yang dingin membuat nafas keduanya berhembus bagaikan uap dingin.
"Tapi gue gak bakalan bunuh lo, Je," ujar Jay dengan nada yang sangat lembut. "Tadinya juga gue gak ada niatan buat bunuh Sunghoon, Sunoo sama Jungwon, kok. Percaya deh."
Jean hanya mengatup rapat-rapat bibirnya yang bergetar dan berusaha menahan ketakutannya agar tidak semakin menjadi-jadi.
Jay kemudian berdiri, menutup buku tersebut dan membawanya di tangan kanan.
"Tadinya gue gak mau bunuh Sunghoon, tapi dia kepo banget sih. Gue juga gak mau nambah saingan. Lo tau kan, kalo Sunghoon suka sama lo?" Jay menatap Jean dengan raut wajah dramatis. "Terus Sunoo. Mmmm, kalo yang itu gue bener-bener gak niat aja, tapi ternyata dia ngeliat gue pas bunuh Sunghoon. Ya, jadi gitu deh."
Jay sedikit membungkuk dan meletakkan tangan kirinya di sudut bibir kanannya.
"Gue tutup muka Sunoo pake bantal sampe mati," kata Jay seperti orang berbisik.
Jean langsung menggeleng. Mulutnya yang berusaha mengeluarkan isakan itu ia tahan sekuat tenaga. Matanya memburam menatap Jay yang berada tepat dihadapannya.
"Mmm, terus kalo Jungwon. Jungwon juga sama sih, kayak Sunghoon. Tapi kalo yang ini beneran niat sih." Jay menjeda ucapannya kemudian berjongkok tepat dihadapan Jean. "Lo pake meluk-meluk dia segala sih, gue gak suka."
Jay menangkup pipi Jean, mengelusnya pelan dengan ibu jarinya. Tatapan matanya begitu dalam menatap gadis yang tengah ketakutan itu.
"Lo beruntung, gue gak langsung bunuh Heeseung," katanya dengan bibir yang ia manyunkan. "Lo tau? Gue benci banget pas Heeseung gak setuju kalo kita pacaran."
Air mata itu langsung lolos begitu deras. Air mata yang ia tahan itu lolos begitu saja ketika mengingat kembali malam itu. Malam dimana Jay menusuk Heeseung.
"Lo kan bilang, orang yang mau deketin lo itu harus dapet restu dari Heeseung dulu. Lo juga bilang kalo mau macarin lo harus lawan Heeseung dulu. And see, i win." Jay tersenyum. Senyuman iblis yang begitu menyeramkan.
Malam itu Jay datang ke rumah untuk berbicara dengan Heeseung, meminta izin kepada Heeseung untuk mendekati Jean dan menjadikan Jean sebagai pacarnya. Namun Heeseung menolak mentah-mentah hal itu yang membuat Jay murka.
Malam yang gelap, jalanan yang sunyi itu membuat senyuman Jay sangat menakutkan. Ditambah sinar rembulan yang menerangi mereka membuat Jay memiliki kuasa akan kelanjutan hidupnya.
"So, tonight you are mine, okay? Answer, yes or nah," kata Jay begitu tenang.
Jean, gadis itu tidak bisa berpikir jernih. Yang ia lakukan hanya menangis dengan mulut terkunci rapat. Teriakan yang tak bisa dikeluarkan terasa begitu menyesakkan.
"Okay, lo kayaknya gak bisa berpikir untuk saat ini." Jay memegang lengan Jean, menariknya pelan untuk berdiri. "Jadi lo bisa pikirin itu nanti."
Jay menuntun Jean untuk berjalan. "Atau lo pikirin Kakak lo dulu sebelum jawab enggak."
Yang bener tebakan permasalahan antara Heeseung sama Jay, selamat kalian lihat ke kamera sebelah sana.
(Senyumm)
📸📸📸
KAMU SEDANG MEMBACA
Room Hate | Enhypen
FanfictionSejak malam itu, Jean tidak bisa berbicara. Ia tidak dapat mengeluarkan suaranya barang sedikitpun saat melihat sang Kakak tertusuk tepat dihadapannya. Dan yang membuatnya takut adalah orang yang menusuk Heeseung terus menerornya. "𝐒𝐬𝐬𝐭, 𝐮𝐝𝐚�...