BRAKK
Malam yang gelap dalam hutan, hanya ada suara burung beterbangan dan suara jangkrik setelah mobil Jay menghantam mobil milik Jake.
Kini mobil itu tidak menimbulkan suara sama sekali. Bagian mobil depan milik Jake mulai mengeluarkan asap. Tiga orang yang ada di dalam sana duduk dengan kesadaran yang hampir hilang.
Jean, posisi gadis itu duduk dengan kepala menyandar pada jendela pun ia angkat perlahan. Matanya perlahan ia buka setelah terdengar suara tabrakan yang begitu hebat itu.
Jean melihat ke samping. Mobil Jay tak bergerak sama sekali. Jay, kaca depan pemuda itu pecah menampilkan Jay yang tidak sadarkan diri dengan kepala di atas stir kemudi.
Kemudian Jean melirik ke depan. Dua temannya itu tak sadarkan diri.
"NI-KI! JAKE!" teriak Jean ketika ia sudah sepenuhnya sadar.
Dengan cepat Jean melepaskan seat-belt nya dan memajukan badannya yang terasa sakit untuk menyentuh Jake dan Ni-ki.
Ni-ki duduk tak sadarkan diri dengan kepala berdarah menyandar pada jendela kaca mobil. Jake, kepala pemuda itu berada di atas stir kemudi dengan tangan yang terjatuh lemas.
"AKKHHH!"
Jake secara tiba-tiba mengerang dibalik stir kemudi membuat Jean yang berniat menyadarkan Ni-ki itu spontan menoleh kearah Jake.
"JAKE!" teriak Jean panik.
Gadis itu berniat menarik Jake ke belakang, ke tempatnya duduk, namun erangan Jake berikutnya yang lebih keras membuat Jean tersentak. Jean makin terkejut ketika melihat kaki Jake yang terjepit.
Jay menabrak mobil mereka dari samping, membuat mobil bagian depan milik Jake rusak, menghimpit kakinya tanpa celah.
"AKKKHHHH!" erang Jake lagi sembari memegangi pinggang sebelah kanannya.
Pinggang Jake cedera karena tabrakan dari sampinh itu.
Ni-ki mendengar erangan Jake perlahan membuka matanya. Rasa pening pada kepalanya langsung menyerangnya tanpa aba-aba.
"Ni-ki, Jake..." Jean menunjuk Jake dengan suara bergetar. Tubuhnya sangat bergetar.
Ni-ki memicing sempurna, memperjelas pandangannya yang berbayang.
"Akhhh." Suara ringisan terdengar. Kali ini bukan dari Jake maupun Ni-ki. Suara itu berasal dari mobil Jay.
Ketiganya langsung menoleh. Rasa panik ketiganya menyerang begitu saja dengan cepat.
"B-Bawa Ni-ki..." kata Jake lirih. Matanya berkaca-kaca menatap Jean. "Lo harus sampe kantor polisi," bisiknya.
Dan tak lama kemudian terdengar suara erangan lagi dari mulut Jake. Kali ini erangannya begitu histeris. Erangan kesakitan yang keluar dari mulut Jake itu begitu menyedihkan membuat pandangan Jean spontan memburam karena air mata.
Jake terus mengerang dan beberapa detik kemudian, suara isakan histeris terdengar dari mulut Jake. Jake mendongakkan kepalanya, memegangi pinggang sebelah kanannya dan menangis dengan keras.
Jean, gadis itu ingin menolong Jake, namun niatnya itu ia urungkan saat matanya secara tak sengaja melihat Jay yang mulai bergerak turun dari mobil.
Jake menangis. Menatap Jean penuh harapan. "Please, take him. Pergi ke kantor polisi. Let us die in peace..."
Mendadak cairan bening lolos. Bibir Jean bergetar hebat mendengar ucapan Jake. Ia jelas tau apa yang dimaksud kata 'us', us adalah mereka. Mereka yang telah mati tanpa diketahui penyebab sebenarnya mereka mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room Hate | Enhypen
FanfictionSejak malam itu, Jean tidak bisa berbicara. Ia tidak dapat mengeluarkan suaranya barang sedikitpun saat melihat sang Kakak tertusuk tepat dihadapannya. Dan yang membuatnya takut adalah orang yang menusuk Heeseung terus menerornya. "𝐒𝐬𝐬𝐭, 𝐮𝐝𝐚�...