10

796 143 2
                                    

Satu hari yang lalu...

Seorang gadis terdiam memandangi jalanan kota yang begitu berwarna-warni karena lampu-lampu yang menyala terang. Jean terus memandang ke arah luar jendela dengan tatapan kosong.

Setelah ia mengatakan kepada perawat bahwa ia ingin pulang, sang perawat langsung menelpon kedua orang tua Jean. Mereka pun langsung menjemput anak bungsunya itu.

Dan sekarang mereka sedang berada di mobil menuju rumah.

"Jean, kamu takut kenapa?" tanya sang Papa dengan mata fokus menatap jalanan.

Jean hanya diam. Gadis itu benar-benar menulikan pendengarannya dan terus fokus menatap jalanan.

"Kamu bisa bilang ke Mama sama Papa kalo emang ada sesuatu yang bikin kamu takut." Kini sang Mama berujar dengan tenang.

Jean, gadis itu masih setia memandangi suasana kota yang ramai di malam hari. Ia benar-benar dibuat tidak bisa bicara. Bahkan untuk menulis-pun rasanya sulit.

•••

CUPP

"Tidur ya, sayang. Tidur yang nyenyak biar cepet sembuh." Sang Mama mengecup puncak kepala Jean kemudian mengacaknya sedikit pelan.

Jean, gadis itu tak bereaksi sama sekali selain menerima bentuk kasih sayang sang Mama itu. Gadis itu diam dan kemudian mengangguk.

Sang Mama tersenyum, begitupun juga dengan sang Papa. "Yaudah, kamu ke kamar kamu, ya. Kalo ada apa-apa langsung ke kamar Mama sama Papa aja, atau langsung telpon Mama ya sayang."

Sang Mama tersenyum tulus kemudian kembali mengelus puncak kepala Jean dengan tangannya yang mulus. Sekali lagi Jean mengangguk sebelum akhirnya menaiki anak tangga yang sudah ia tinggali beberapa hari ini. Jean berjalan menuju kamarnya dengan tenang tanpa berbalik untuk melihat kedua orang-tuanya yang tersenyum menatap punggungnya.

Tangannya menyentuh knop pintu, mendorongnya dan kemudian nuansa putih pink langsung memanjakan matanya. Gadis itu memang pecinta warna pink dan putih, seperti kebanyakan gadis girly pada umumnya. Namun penampilan Jean tidak terlalu girly, melainkan biasa saja.

Harum kamarnya yang khas langsung menyeruak ke indra penciumannya. Harum kamar yang ia rindukan. Ini bukan bau obat-obatan atau dinginnya AC lagi, melainkan kamarnya. Ia sangat merindukan kamarnya.

Jean melangkah memasuki kamarnya, menatap sekeliling kamarnya yang sudah bersih dan rapi. Pasti maid dirumahnya yang membersihkan ini.

Jean menutup pintu, berjalan menuju lemarinya untuk mengganti bajunya. Namun, tangannya seketika terhenti saat menatap pantulan dirinya di cermin.

Entah apa yang ia pikirkan, tapi suasana itu mendadak mencekam.

Disisi lain, kedua orang-tua Jean mematikan lampu kamar sebelum bersiap-siap untuk tidur.

"Kira-kira Heeseung bisa bangun dari komanya, kan?" tanya sang Mama yang sudah menyelimuti tubuhnya dengan selimut.

Sang Mama tidak bisa berhenti memikirkan Heeseung dan Jean. Dua anaknya itu tertimpa masalah disaat yang bersamaan. Heeseung, anak sulungnya itu terbaring di rumah sakit antara hidup dan mati. Jean, gadis itu tidak bisa berbicara untuk sementara waktu karena terlalu shock.

Jadi ia harus bagaimana? Apa yang harus sang Mama lakukan agar kedua anaknya itu bisa sembuh total. Agar kedua anaknya yang ceria itu bisa kembali seperti semula.

Sang Papa memeluk sang Mama dari belakang, meletakkan kepalanya di bahu wanita tersebut. "Iya, bisa. Pasti bisa. Heeseung kuat!"

Sang Mama makin menyelimuti dirinya dan menenggelamkan badannya dalam selimut.

Room Hate | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang