07

831 158 9
                                    

Sunghoon melangkah menuju motor hitam besar miliknya. Kakinya ia angkat satu naik untuk duduk diatas motor kesayangannya kemudian mengenakan helm sebelum akhirnya membawa motornya itu melaju keluar sekolah.

Hari ini mungkin saja hidupnya akan mendapat kesialan karena Sunoo. Ia benar-benar tak habis pikir Sunoo mengatakan itu tepat dihadapan sang pelaku, padahal ia sudah mengatakan pada Sunoo untuk diam sementara waktu.

Kemarin Sunghoon memang menjenguk Jean sekalian menggali sebuah informasi yang sangat mengganggu pikirannya.

Sunghoon tidak percaya dengan apa yang dikatakan polisi bahwa Jean hanya berbicara omong kosong. Sunghoon percaya bahwa pelakunya memang ada disana, diantara teman-temannya. Ia sangat percaya, ditambah lagi dengan reaksi Jean saat Jay, Jake, Jungwon dan Ni-ki masuk. Jean langsung sangat ketakutan, ia yakin seratus persen bahwa pelakunya adalah salah satu dari mereka.

Saat asik-asiknya mengumpat dalam balik helm-nya, secara tidak sengaja matanya melirik kearah kaca spionnya dan matanya sedikit memicing ketika mendapati keanehan.

Sebuah motor yang tidak ia ketahui beserta pengendaranya terus menatapnya.

Merasa aneh, Sunghoon yang harusnya berjalan lurus langsung berbelok ke arah kiri dan keningnya makin mengkerut ditambah matanya memicing sempurna. Motor tersebut masih mengikutinya.

Dengah perasaan mengganjal, Sunghoon mengencangkan laju motornya dan kembali berbelok ke arah kiri. Ia hanya berbelok ke sembarang arah berharap motor itu tidak mengikutinya, dan benar saja, motor tersebuh menghilang pertanda tidak mengikutinya.

BRAKK

Sunghoon jatuh ke dalam sebuah gang yang kecil dan sempit. Hanya dipenuhi oleh sampah-sampah. Motor yang mengikutinya tiba-tiba muncul tepat didepannya membuat pemuda putih pucat itu mengerem mendadak dan terjatuh.

"AKHHH!" Sunghoon meringis merasakan sakit pada punggungnya yang terantuk begitu kuat di aspal.

Sunghoon meringis dari balik helmnya. Matanya perlahan ia buka bersamaan rasa sakit yang tak kunjung hilang itu. Matanya langsung disapa oleh terangnya cuaca siang menuju sore.

Saat ia membuka matanya, perasaan pusing melanda kepalanya. Matanya perlahan mengabur tak bisa menyesuaikan fokus.

"Udah tau ya ternyata."

Tiba-tiba seseorang berdiri menghalangi cahaya. Kepalanya yang masih terasa sakit itu membuatnya tak bisa berhenti meringis. Pandangan matanya yang tak bisa fokus itu berusaha ia fokuskan kepada orang yang berdiri diatasnya.

Sunghoon tidak perlu melihat siapa orang itu dengan jelas, hanya dari suaranya saja Sunghoon sudah tau.

Sunghoon masih memicing berusaha memfokuskan pandangannya dan saat pandangannya fokus, orang tersebut tersenyum manis kepadanya.

"Harusnya lo gak usah cari tau." Orang tersebut melepas helm Sunghoon secara paksa.

Sunghoon, badannya terasa lemah karena sakit kepalanya luar biasa, jadi ia hanya bisa diam meringis sembari memandangi lawan bicaranya. Penjahat yang menyamar menjadi temannya.

"Harusnya lo cukup percaya aja apa yang dibilang polisi kemarin. Gak perlu cari tau sampe segini juga," katanya lagi masih dengan senyuman manis yang merekah.

Dengan segala kesadaran yang ia punya, Sunghoon mengeluarkan ponselnya dan berniat untuk menekan sebuah kontak, namun sebuah benturan keras langsung menghantam kepalanya begitu kuat.

BUGHHH

Dan cairan kental berwarna merah keluar dari kepala Sunghoon, menggenang bagaikan air di sekitar pemuda tersebut. Orang tersebut memukulkan helm tersebut ke kepala Sunghoon.

"Lain kali gak usah kepo. Terlalu kepo gak baik."

Setelah itu, sosok tersebut berjalan menuju motornya, menatap Sunghoon yang terbaring tanpa nyawa disana kemudian tersenyum sinis sebelum akhirnya meninggalkan tubuh Sunghoon yang digenangi darah itu sendirian.

Tanpa pemuda itu sadari, sedaritadi ada satu orang lagi yang melihat aksi itu.

Sunoo bersembunyi dibalik tembok bangunan dan menutup mulutnya erat-erat menggunakan tangannya. Suaranya yang berusaha untuk berteriak itu ia tahan sekuat tenaga, membuat matanya hanya bisa memanas dan berkaca-kaca. Hatinya menjerit takut dan sesak melihat Sunghoon yang hanya terbaring disana sambil menatap kosong kearahnya.

Ya, Sunoo melihatnya.

Dan tak lama kemudian, cairan-cairan bening lolos tanpa persetujuannya. Tangisan pilu yang harus ia tahan itu begitu menyesakkan.

"T-Ternyata beneran, pelakunya emang ada..."


























Huhu, kalian jangan bosen ya:((

Room Hate | EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang