"Sejak pulang sekolah lima hari lalu, Sunoo gak mau ngomong. Sunoo juga gak mau ketemu siapa-siapa termasuk Tante sendiri waktu itu. Tiba-tiba aja dia sakit," ujar seorang Wanita yang sangat mirip dengan Sunoo. Ya, itu adalah Mama Sunoo.
Sontak semuanya mengerutkan sedikit kening mereka. Lima hari lalu tepat Sunghoon meninggal.
Kini mereka berada di rumah Sunoo. Mereka berniat menjenguk Sunoo karena pemuda itu tidak masuk selama lima hari belakangan ini dan tidak pernah muncul di group. Biasanya Sunoo orang yang paling aktif muncul di group.
"Tante kira-kira tau gak penyebabnya Sunoo jadi ngurung diri gitu?" tanya Jungwon hati-hati, takut salah bicara karena lawan bicaranya adalah orang tua.
Sunoo berada di rumah sakit dan tidak mau dijenguk ataupun bertemu siapa-siapa. Bahkan kedua orang tua Sunoo hanya akan datang ketika pemuda itu tertidur. Pemuda itu demam tapi tidak mau bertemu siapa-siapa. Ada yang aneh.
"Tante kurang tau juga." Mama Sunoo berujar tampak ragu. "Tapi, Sunoo selalu ngigau kalau tidur. Padahal Sunoo anaknya gak pernah ngigau."
Semuanya pun tau bahwa Sunoo tidak pernah mengigau saat tidur. Terbukti saat mereka menginap bersama. Mereka pun menginap cukup sering sampai masing-masing dari mereka hapal bagaimana cara yang lain tidur.
"Ngigau apaan ya, Tan. Kalo boleh tau," ujar Jay sedikit khawatir.
"Sunoo sering sebut-sebut nama Sunghoon. Terus tadi malem Sunoo sempet bilang pas tidur kalau 'jangan pukul Sunghoon. Jangan bunuh Sunghoon.' Tadi malem Tante dengernya itu."
"Palingan Sunoo cuman mimpi buruk karena demam."
•••
"Aneh gak sih? Sunoo sakitnya bersamaan pas Sunghoon meninggal. Terus Sunoo yang biasanya gak pernang ngigau jadi ngigau gitu, mana nyebutnya nama Sunghoon. Coba pikir deh, aneh banget." Ni-ki memegang bibir bawahnya karena khawatir sekaligus bingung dengan keadaan Sunoo.
Sekarang mereka berkumpul di rumah Jake setelah pulang dari rumah Sunoo. Mereka tidak jadi menjenguk Sunoo karena Mama Sunoo mengatakan bahwa Sunoo tidak mau dijenguk dan bertemu orang.
Bahkan untuk bertemu kedua orang tuanya saja Sunoo tidak mau, apalagi mereka.
Omong-omong, menurut penjelasan Mama Sunoo, Sunoo tampak murung dan pucat saat pulang sekolah lima hari lalu. Pemuda itu biasanya memeluk sang Mama atau berteriak bahwa ia telah pulang, namun hari itu Sunoo tidak seperti itu yang membuatnya tampak berbeda. Sunoo juga mengurung diri di kamar selama dua hari tanpa makan maupun minum, dan malamnya Sunoo langsung dilarikan ke rumah sakit karena tubuh Sunoo yang panas.
Saat di rumah sakit, Sunoo dinyatakan demam tinggi sehingga harus dirawat inap. Saat di rumah sakit pun Sunoo juga mengurung diri, tidak mau bertemu siapapun yang membuat kedua orang tua Sunoo merasa khawatir sekaligus bingung. Apa sebenarnya yang terjadi kepada Sunoo?
"Terus Sunoo gak mau ketemu sama siapapun, bahkan nyokap-bokapnya sendiri. Itu lebih aneh, sih," tambah Jake yang duduk dengan kaki kanan ditopang diatas kaki kirinya.
Semuanya kembali terdiam. Ini masih dalam keadaan duka karena meninggalnya Sunghoon, namun kepala mereka serasa ingin pecah ditambah masalah Sunoo.
Mereka bukan detektif, tapi yang dilakukan Sunoo itu kelewat aneh.
"Terus Sunoo ngigau bilang 'jangan pukul Sunghoon, jangan bunuh Sunghoon.' Lo semua ngerasa aneh sama kata-kata itu, kan?" kata Jungwon. Auranya benar-benar mengintimidasi.
"Tapi kayaknya yang itu ngigau beneran deh. Udah jelas polisi bilang kalo Sunghoon kecelakaan," kata Jay memperjelas satu fakta yang sudah pasti mereka ketahui. "Mungkin Sunoo emang beneran ngigau, kan dia juga lagi sakit."
Ya, Sunghoon dinyatakan meninggal karena kecelakaan.
Sontak semuanya menatap Jay dengan tatapan tak terbaca yang membuat pemuda itu seketika kikuk. "Apa? Kan gue cuman bilang."
"Ya bisa jadi," tambah Jake kemudian memainkan ponselnya. "Orang sakit, apalagi demam emang kadang suka ngigau."
"Tapi kenapa harus Sunghoon? Mana nyokapnya Sunoo bilang Sunoo selalu nyebut nama Sunghoon, kan? Gak ada nama lain?" Jungwon berusaha mengeluarkan pendapatnya, namun itu malah berujung membuat salah satu dari mereka marah. "Lo tau kalo kadang polisi itu gak becus!"
"Yaudah sih, biarin aja," kata Jake tenang masih dengan mata yang fokus menatap ponselnya.
Jungwon memutar bola matanya malas dan mendengus sebal. Ni-ki dan Jay mengedikkan bahunya tak acuh dan berniat untuk memainkan ponsel mereka masing-masing, namun mendadak Ni-ki menghentikan pergerakannya.
Ni-ki mendongak menatap tiga temannya yang tersisa itu. "Tapi lo nyadar gak sih? Lokasi kecelakaan Sunghoon tuh bukan arah jalan pulangnya."
Seketika pergerakan mereka semua terhenti. Kepala ketiganya masih tertunduk namun tidak dengan sorot matanya. Ketiganya menatap Ni-ki yang berujar itu.
"Nyadar gak? Sunghoon malah kecelakaan di gang yang sempit dan jauh dari arah jalan ke rumahnya," kata Ni-ki lagi.
Semuanya pun tau lokasi itu, karena mereka tau dari keluarga Sunghoon. Dan keluarga Sunghoon tau dari pihak kepolisian. Mereka juga sempat mengunjungi lokasi itu.
"Jadi Sunghoon dibunuh?" Suara Jake yang tenang dan terdengar seperti orang jenius itu mengundang perhatian ketiganya.
"Sunoo liat kejadian itu. Inget Sunoo bilang apa pas dia ngigau?" tambah Jake lagi, berusaha mengumpulkan informasi melalui ingatannya. "Sunoo sempet bilang jangan pukul Sunghoon? Sunghoon dipukul? Tapi kenapa gak ada jejaknya? Kenapa gak ada bekas pukulan gitu? Yang ada cuman bekas benturan?"
Seketika Ni-ki membuka mulutnya lebar-lebar dengan kedua mata yang membulat. Jay dan Jungwon mengangkat kedua alis mereka dengan mata yang sedikit membulat.
"Sunoo liat kejadian itu sampe sakit," tambah Jay dan diangguki oleh Jake. "Dia shock jadi kebawa sakit. Sampe demam tinggi."
"K-kok b-bisa..." ungkap Ni-ki tak percaya.
Jungwon memejamkan matanya sejenak. Menundukkan kepalanya dan menarik rambutnya frustasi. Bagaimana bisa mereka tidak sadar?
"Tapi motif orang yang bunuh Sunghoon apa?" tanya Ni-ki yang membuat tiga temannya itu terdiam untuk berpikir.
Jay menatap tiga temannya. "Kalian percaya kalo pelakunya beneran ada diantara kita berempat?"
Jangan lupa tinggalkan jejak ya bestie🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Room Hate | Enhypen
FanfictionSejak malam itu, Jean tidak bisa berbicara. Ia tidak dapat mengeluarkan suaranya barang sedikitpun saat melihat sang Kakak tertusuk tepat dihadapannya. Dan yang membuatnya takut adalah orang yang menusuk Heeseung terus menerornya. "𝐒𝐬𝐬𝐭, 𝐮𝐝𝐚�...