Jungwon memarkirkan motornya dengan tubuh yang dikuasasi amarahnya. Jungwon, laki-laki berwajah seperti bayi itu melepas helmnya dengan tidak santai. Wajahnya merah padam. Sudah jelas ia marah.
Jungwon langsung turun dari motor hitamnya, bergegas berjalan memasuki rumah sakit dengan wajah yang tak memudarkan raut marah.
Sepatu hitam putihnya terus berjalan cepat, tak memedulikan tatapan orang kepadanya, Jungwon tetap fokus kepada tujuannya.
Kamar inap Heeseung.
BRAKK
Jungwon langsung membuka pintu kamar tersebut dengan keras, membuat seorang perempuan yang tadinya tenang memandangi wajah damai milik sang Kakak langsung terlonjak kaget melihat kehadirannya.
"Jungwon?" batin Jean bingung.
Jungwon, pemuda itu mengatur nafasnya yang tak beraturan. Musim dingin bagaikan es itu membuat tiap hembusan nafasnya itu meluap bagaikan uap dingin.
Jungwon menatap Jean dengan sorot mata tajam. Sedangkan Jean hanya menatap pemuda tersebut dengan raut wajah terkejut sekaligus bingung.
Tak lama kemudian, Jungwon langsung berjalan cepat kearah Jean dan langsung mencengkram erat kedua lengan Jean.
Jungwon menatap Jean tajam. "SEKARANG LO BILANG SIAPA PELAKUNYA!"
Jungwon menggertak gadis itu, membuat gadis itu terdiam shock.
Jungwon mengguncangkan kedua lengan Jean dengan kuat. Rahangnya mengeras. "Lo bisa bilang ke gue siapa yang ngelakuin ini semua."
Sekali lagi, Jean hanya terdiam. Gadis itu hanya bisa memandangi Jungwon dengan sorot mata takut sekaligus terkejut.
"Lo tau? GARA-GARA LO YANG TERUS DIEM! LO YANG GAK MAU NGOMONG! SUNGHOON SAMA SUNOO JADI KORBANNYA TAU GAK LO!" gertak Jungwon tepat di wajah Jean. "Habis ini? Habis ini siapa lagi yang bakalan jadi korban karena kesalahan lo, Je?"
Cengkraman pada lengan Jean mulai mengendur. Jungwon menatap Jean dengan mata berkaca-kaca. Matanya memanas memandangi Jean yang menunjukkan wajah tak bersalah.
"Please, you have to tell me about this. About, what happen, okay? Kita bakalan cari jalan keluarnya sama-sama. Gue bakalan bantuin lo. whatever." Jungwon membasahi bibir bawahnya dan menatap Jean dengan tatapan menyedihkan.
Jungwon diam, terus memandangi Jean dengan tatapan memohon meminta pertolongan. Kesaksian Jean akan sangat membantunya. Bahkan lebih dari kata membantu.
Jean, gadis itu menatap Jungwon sejenak dengan mata yang berkaca-kaca, kemudian mengambil buku note dan pena. Menulis dengan cepat disana.
Tangannya yang bergetar itu menulis secepat mungkin dan langsung menyodorkannya kepada Jungwon.
"I can't. He's gonna kill my brother."
Jungwon yang membaca itu langsung membuka mulutnya sedikit, matanya membulat dan semakin berkaca-kaca. Tangannya beralih menutup mulutnya dan satu detik kemudian mengusap wajahnya kasar.
"Lo tau? Dia udah bunuh Sunghoon sama Sunoo! Lo masih mau diem demi Kakak lo itu! Lo sumpah..." Jungwon menghentikan ucapannya. Ia kehabisan kata-kata dengan keegoisan Jean. "Sumpah lo egois banget!"
Jean menatap Jungwon. Matanya makin memanas. Pandangannya memburam menatap Jungwon yang menatapnya dengan wajah frustasi. Genangan air mata tertahan disana.
Jean menggigit bibir bawahnya dan kemudian sebulir cairan bening lolos dari matanya mendengar ucapan Jungwon berikutnya.
"Gue gak nyangka lo se-egois itu. Lo tau? Dua nyawa udah melayang. Sahabat lo! Sahabat gue! Lo tunggu berapa nyawa lagi baru mau ngomong! HAH!" Jungwon, nafas pemuda itu makin tak beraturan. Detak jantungnya makin berpacu begitu kuat.
Jean hanya diam. Bibirnya bergetar ia manyunkan berusaha menahan isakannya agar tidak keluar.
"Lo mau tunggu semua orang terdekat lo mati dulu baru mau ngomong?" tanya Jungwon. Suaranya bergetar dengan kepalan tangan yang mengepal begitu kuat.
Lagi, ucapan Jungwon menusuk begitu dalam dihatinya, membuat sensasi sesak pada dadanya terus bertambah.
"Please lah, Je. Lo cuman tinggal bilang siapa pelakunya. Gue bakalan lindungin lo sama Kak Heeseung, oke? Lo gak perlu takut..."
Jungwon menyeka air matanya. Menggenggam erat tangan Jean yang dingin.
"Please..."
Sontak Jean melepaskan genggaman tangan Jungwon, beralih menulis sesuatu diatas buku note-nya dan mempersilahkan Jungwon untuk membacanya.
"Dia bakalan bunuh Kak Heeseung, Jungwon..."
"I can't tell that to anyone. Please, I need my brother in my life..."
Membaca itu, Jungwon menghela frustasi. Cairan bening itu kembali lolos. Dadanya sesak. Jungwon mengacak rambutnya frustasi. Ia frustasi. Sangat frustasi.
"Je, listen to me, okay? Kak Heeseung bakalan baik-baik aja. Pembunuhnya gak bakalan bisa bunuh Kak Heeseung, okay? Kita langsung laporin polisi habis ini. Dia gak bakalan bisa nyentuh Kakak lo. Please, trust me..."
Air mata Jean kembali lolos.
Jungwon menatap Jean begitu dalam, meletakkan tangannya yang besar di pundak Jean. "Please, tell me what happen? Cerita dari awal..."
"Lo bisa mati juga kayak Sunghoon, Won..."
Jungwon mengerutkan keningnya. "Sunghoon? Sunghoon tau? Dia dateng kesini juga buat nanyain hal ini?"
Jean langsung mengangguk cepat dengan bibir yang bergetar berusaha ia katup rapat-rapat.
Jungwon menghela nafas. "I will not. Gue gak bakalan mati. Jadi cerita aja. Tulis apa yang terjadi, biar buktinya bisa gue bawa ke kantor polisi."
Jangan lupa tinggalkan jejak bestie🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Room Hate | Enhypen
FanfictionSejak malam itu, Jean tidak bisa berbicara. Ia tidak dapat mengeluarkan suaranya barang sedikitpun saat melihat sang Kakak tertusuk tepat dihadapannya. Dan yang membuatnya takut adalah orang yang menusuk Heeseung terus menerornya. "𝐒𝐬𝐬𝐭, 𝐮𝐝𝐚�...