"Sunoo mana? Tumben gak masuk."
Sore ini, semua berkumpul dalam kelas bersiap-siap untuk pulang kecuali dua orang, Sunghoon dan Sunoo. Keduanya sama-sama absen tanpa keterangan. Keduanya juga sama-sama tidak muncul di group sejak kemarin.
"Sakit kali," jawab Jungwon asal. Biasanya Sunoo tidak masuk sekolah karena sakit.
"Terus Sunghoon? Mana? Tu anak pertama kalinya gak masuk tanpa keterangan," tambah Jay heran. Sunghoon belum pernah absen selama ini. Baik sakit maupun izin. Pemuda itu benar-benar terus masuk.
Ni-ki menganggukkan kepalanya dengan tangan yang memegang dagunya. "Iya juga, ya. Sunghoon mana?"
Sontak semuanya saling menatap satu sama lain kecuali Jake yang terus fokus pada ponselnya. Jake sangat tidak peduli, itu yang mereka semua lihat.
"Jake, lo kayaknya udah kelewat bodo amat perasaan," tegur Jungwon yang sedikit heran dan kesal kepada Jake karena Jake terlalu tidak peduli.
Yang Jake pedulikan dan ia prioritaskan adalah nilainya. Terutama nilai Fisika dan Matematika. Entah ada apa dengan pemuda itu sampai-sampai terobsesi dengan nilainya. Untuk urusan lain? Jake lebih dari kata bodoamat.
Sontak Jake mendongak menatap Jungwon, kemudian menatap tenang tiga orang lainnya, Jay, Jungwon dan Ni-ki.
"Apa?" Hanya satu kata itu yang keluar dari mulutnya yang mampu membuat kekesalan Jungwon bertambah.
Mendengar ucapan itu, sontak Jungwon memutar bola matanya malas. Sedangkan Jay dan Ni-ki hanya sedikit berdecak.
"Sunoo sama Sunghoon gak masuk. Lo tau gak kira-kira kemana?" tanya Jungwon berusaha menahan kesalnya. Entah kenapa ia selalu fokus dibuat kesal oleh Jake.
Seketika Jake menghentikkan langkahnya, membuat mereka bertiga juga menghentikkan langkah mereka. Jake menatap tiga temannya bingung.
"Loh? Kalian gak tau?" tanya Jake heran yang makin membuat ketiganya bingung. Sangat bingung.
"Maksud lo?" tanya Jay dengan kerutan di keningnya.
Kini mereka berempat menatap Jake heran. Hening menyerang keadaan diantara mereka.
Jake membuka mulutnya, namun ia katup rapat-rapat lagi, seperti orang yang ingin berbicara namun tak jadi. Hal itu fokus membuat mereka menahan kesal dan penasarannya. Jake memegangi dagu dan mulutnya dengan satu tangannya yang besar kemudian beralih mengusap wajahnya kasar.
"Sunoo gak masuk kan karena sakit," kata Jake akhirnya membuka suara setelah keheranan kepada tiga temannya itu yang tidak mengetahui kondisi Sunoo.
Sontak ketiganya membulatkan mata sempurna. Kedua alis mereka terangkat sempurna mendengar jawaban yang keluar dari mulut Jake.
"Sakit? Sakit apaan dah? Perasaan kemarin gak kenapa-kenapa," kata Ni-ki heran sekaligus terkejut.
Pantas Sunoo tidak masuk, ternyata pemuda itu sakit. Tapi kenapa hanya Jake yang tau?
"Kok lo tau? Tau darimana?" tanya Jay dengan raut wajah yang tidak pernah santai.
Wajah Jay terlalu tegas membuat beberapa orang salah paham kepadanya karena mengira pemuda itu sedang marah, padahal nyatanya tidak. Itu hanya fitur wajahnya saja.
Jake kembali mengusap gusar wajahnya. "Harusnya gue yang nanya perasaan? Kok lo bertiga gak tau?"
"Loh emang gak tau. Sunoo gak bilang apa-apa," jawab Jay sedikit sewot.
Jake menghela nafas. "Tadi gue chat Sunoo, tapi gak dibales. Gue telpon malah nyokapnya yang jawab," jelas Jake sejelas-jelasnya. "Katanya Sunoo sakit. Terus sekarang lagi dirawat di rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Room Hate | Enhypen
FanfictionSejak malam itu, Jean tidak bisa berbicara. Ia tidak dapat mengeluarkan suaranya barang sedikitpun saat melihat sang Kakak tertusuk tepat dihadapannya. Dan yang membuatnya takut adalah orang yang menusuk Heeseung terus menerornya. "𝐒𝐬𝐬𝐭, 𝐮𝐝𝐚�...